Laman

Minggu, 27 Agustus 2023

Sejarah Mahasiswa (43): FKN Harahap dan ‘Proklamasi Indonesia’ 11 Agustus 1945 di Belanda; Peran Perhimpunan Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Di tengah-tengah orang Jepang di Djakarta, proklamasi kemerdekaan Indonesia dilangsungkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Enam hari sebelumnya di Belanda, di tengah-tengah orang Belanda FKN Harahap melakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Isi proklamasi kemerdekaan Indonesia tersebut di Belanda dimuat pada surat kabar Het parool, 11-08-1945. FKN Harahap adalah pemimpin Perhimpunan Indonesia di Belanda.


Sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia hanya dicatat dalam sejarah Indonesia yang terkait dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Djakarta pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi kemerdekaan Indonesia ala Perhimpunan Indonesia tidak pernah dikutip sebagai bagian sejarah peroklamasi kemerdekaan Indonesia. Sengaja atau tidak sengaja, terkesan ada reduksi dalam catatan sejarah Indonesia. Padahal proklamasi kemerdekaan Indonesia di Belanda adalah wujud kesadaran bernegara dari para pejuang-pejuang Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia di Belanda untuk membebaskan diri dari penjajahan.

Lantas bagaimana sejarah FKN Harahap dan ‘Proklamasi Indonesia’ 11 Agustus 1945 di Belanda? Seperti disebut di atas, selain proklamasi kemerdekaan di Indonesia juga ada proklamasi kemerdekaan Indonesia di Belanda. Bagaimana bisa? Peran Perhimpunan Indonesia (PI). Lalu bagaimana sejarah FKN Harahap dan ‘Proklamasi Indonesia’ 11 Agustus 1945 di Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

FKN Harahap dan ‘Proklamasi Indonesia’ 11 Agustus 1945 di Belanda; Peran Perhimpunan Indonesia

FKN Harahap lahir di Depok tanggal 5 Maret 1917. Frits pada umur 15 tahun sudah termasuk pemain catur yang disegani di Batavia. Namun anehnya, Frits bukan pemain catur yang masuk Tim Depok, tetapi Tim dari salah satu klub di Batavia (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 19-04-1932).


Ayahnya, Emil Harahap adalah pemain catur dari klub Jong Batak di Batavia. FKN Harahap adalah anggota klub catur Satoer Batak (suksesi klub catur Jong Batak). Pada tahun 1934 FKN Harahap berangkat ke Belanda. Di Belanda FKN Harahap yang baru berusia 17 tahun ikut dalam turnamen catur Belanda (lihat Haagsche courant, 18-09-1934). Pada tahun 1935 FKN Harahap kembali ke Belanda untuk mengikuti turnamen catur (lihat Haagsche courant, 09-09-1935). FKN Harahap kembali ke tanah air dan kembali berpartisipasi di Satoer Batak.

Untuk beberapa waktu FKN Harahap tidak terdeteksi namanya di dunia catur. Setelah dua tahun berlalu, nama FKN Harahap terdeteksi kembali. De Telegraaf, 19-06-1938 melaporkan bahwa FKN Harahap di Chr. Lyceum, afd. Gymnasium di Haarlem termasuk dari 21 candidaten yang dinyatakan lulus dan mendapat gelar Diploma.


Tampaknya setelah tidak terdeteksi bermain catur, diduga pada saat kunjungannya yang terakhir dalam kompetisi catur ke Belanda, tidak kembali tetapi mengikuti Pendidikan di Belanda hingga akhirnya terinformasikan Namanya pada tahun 1938.

FKN Harahap setelah meraih Diploma segera pulang ke tanah air. Namun belum lama di tanah air, FKN Harahap kembali lagi balik ke Belanda. Tentu saja belum sempat ikut klubnya ‘Satoer Batak’ untuk bertanding catur melawan klub lain. FKN Harahap akan melanjutkan studi sarjana di Vrije Universiteit.


Soerabaijahsch handelsblad 12-09-1938 melaporkan kapal ss Johan de Witt, Zaterdag van Batavia naar Amsterdam. Di dalam daftar manifest kapal termasuk nama FKN Harahap yang memiliki tujuan akhir di Amsterdam.

Beberapa waktu kemudian, surat kabar Haagsche courant, 22-06-1939 melaporkan FKN Harahap di Vrije Universiteit telah berhasil menjalani prop examen. Suatu ujian kandidat setelah menyelesaikan studi di tingkat pertama. Bidang studi yang diambil FKN Harahap adalah studi agama dan filsafat.


FKN Harahap di Belanda kembali terinformasukan bermain caturu. Disebutkan FKN Harahap menjadi anggota klub catur Haarlemsch Schaakgezelschap (lihat Haarlem's dagblad, 28-03-1940). Apakah dalam hal ini bagi FKN Harahap catur, agama dan filsafat akan sejalan?

Sebagaimana diketahui sejak tanggal 15 Mei 1940 Belanda sepenuhnya dikuasai oleh Jerman. Meski situasinya tidak kondusif, FKN Harahap tetap masih aktif berorganisasi di dalam kampus Vrije Universiteit (lihat Het Vaderland: staat- en letterkundig nieuwsblad, 28-11-1941).  Dalam kepengurusan Senaat van het Studentencorps periode tahun 1941-1942, FKN Harahap menjabat sebagai Abactis (Sekretaris).


Perkuliahan di Belanda hanya sempat berhenti sebentar saat awal pendudukan Jerman. Namun tidak lama kemudian, pemerintah pendudukan militer Jerman menginzikan berbagai aktivitas berjalan seperti bidang Pendidikan termasuk perguruan tinggi. Namun yang menjadi persoalan, hubungan Belanda dan Hindia menjadi terputus. Bagaimana dengan keuangan para pelajar/mahasiswa Indonesia di Belanda?

Setelah tahun-tahun pendudukan Jerman di Belanda (dan sejak 1942 Jepang di Indonesia), FKN Harahap mulai aktif berjuang demi kemerdekaan Indonesia melalui Perhimpunan Indonesia. Organisasi mahasiswa ini, dulunya disebut Indisch Vereeniging (Perhumpunan Hindia) yang pendiriannya digagasa oleh Radjioen Harahahap gelar Soetan Casajangan tahun 1908.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Peran Perhimpunan Indonesia: Indisch Vereeniging 1908 hingga Perhimpunan Indonesia 1945

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar