Laman

Senin, 04 September 2023

Sejarah Mahasiswa (59): M'siswa Indonesia Studi ke Amerika dan Widjojo Nitisastro; Perguruan Tinggi Eropa vs Amerika Serikat


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Apakah sejarah Indonesia terhubung dengan sejarah Amerika Serikat? Pada masa ini terkesan tidak berhubungan, Namun sesungguhnya antara Amerika (Serikat) dengan Indonesia khususnya Manado (Hindia Timur) sejarahnya sudah terhubung sejak masa lampau. Bagaimana bisa? Bahkan sejak era VOC (Belanda). Kapal-kapal VOC tidak hanya sampai di Hindia Timur (baca: Indonesia) tetapi memiliki hubungan langsung antara Batavia dengan Jepang. Satu abad kemudian (sejak 1790) kapal-kapal dagang Amerika sangat banyak dan intens berlayar jauh ke Hindia Timur (masih) melalui Afrika Selatan dari Boston. Baltimore dan pelabuhan-pelabuhan lainnya di pantai timur Amerika.

 

Setelah revolusi dan Amerika Serikat menyatakan kemerdekaannya 4 Juli 1776 maka secara dejure koneksi pelayaran Amerika Serikat dengan Hindia Timur (Indonesia). Rute yang ditempuh masih melalui Cape Town dan lautan Atlantik). Setelah Amerika Serikat mengakuisisi pantai barat Amerika dari Spanyol sekitar tahun 1840an maka pelabuhan-pelabuhan di pantai barat Amerika Serikut mulai tumbuh dan berkembang pesat seperti San Franscisco, San Diego dan Los Angeles. Kota-kota ini dengan cepat terhubung dengan kota-kota di pantai timur Amerika Serikat. Pada tahun 1850 Amerika memprovokasi kerajaan Djambi untuk melawan otoritas Pemerintah Hindia Belanda. Pada fase inilah di Amerika mulai terbentuk sejarah Wild West (Cowboy) dan mulai dibangunnya jalur kereta api dari pantai timur ke pantai barat (coast to coast). Dengan perkembangan yang spektakuler di Amerika Serikat khususnya di negara bagian California (pantai barat), kapal-kapal dagang dan kapal-kapal militer Amerika Serikat menjadi penguasa lautan Pasifik hingga menganeksasi Filipina (dari Spanyol) pada tahun 1898. Setahun kemudian muncul persoalan batas Filipina (Amerika Serikat) dan Manado (Hindia Belanda) di pulau Palmas (kini Miangas). Singkatnya pada Perang Pasifik (1942) pertempuran antara Amerika Serikat dan Jepang terjadi di Manado. Bahkan pada awal pengakuan kedaulatan Indonesia (1950an) orang-orang Amerika Serikat masuk ke Indonesia melalui pelabuhan Manado. 

Lantas bagaimana sejarah mahasiswa Indonesia studi ke Amerika Serikat dan Widjojo Nitisastro? Seperti disebut di atas hubungan Indonesia dan Amerika sudah beralngsung lama bahkan sejak eroa VOC. Bagaimana soal perguruan tinggi Eropa vs Amerika? Lalu bagaimana sejarah mahasiswa Indonesia studi ke Amerika Serikat dan Widjojo Nitisastro? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Okelah, untuk memastikan dan menambah pengetahuan serta meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.

Mahasiswa Indonesia Studi ke Amerika Serikat dan Widjojo Nitisastro; Perguruan Tinggi Eropa vs Amerika

Lulusan pertama Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia adalah Drs. Sie Bing Tat. yang berhasil lulus pada akhir Mei 1953, sementara lulusan kedua adalah Drs. Oei Kwie Tik pada bulan Agustus 1953 (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 26-08-1953).


Selanjutnya Het nieuwsblad voor Sumatra, 04-03-1954 memberitakan Drs baru dalam perekonomian di Fakultas Ekonomi di Djakarta, pada hari Selasa tanggal 2 Maret bernama Saleh Siregar lulus ujian doktoral (Drs) di bidang ekonomi. Lebih lanjut disebutkan dia (Saleh Siregar) adalah kandidat ketiga yang memperoleh gelar doktoral (Drs) di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di Djakarta. Selanjutnya De nieuwsgier, 09-03-1955 memberitakan lulus tingkat doctoraal di Fakultas Ekonomi: Widjojo [Nitisastro]. Kemudian disusul oleh tiga lulusan berikutnya yakni R Dahmono, HMT Oppusunggu dan Tjiong Joe Lian (lihat De nieuwsgier, 29-04-1955).

Mengapa lulusan di fakultas ekonomi di Universitas Indonesia? Yang jelas sejak pengakuan kedaulatan Indonesia jumlah mahasiswa semakin meningkat, jumlah lulusan (sarjana) semakin banyak dan juga jumlah fakultas dan universitas semakin bertambah. Dalam konteks inilah mulai ada mahasiswa yang akan studi ke Amerika Serikat.


Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 30-08-1957: ‘Ekonom ke AS (Amerika Serikat). Enam pakar ekonomi Indonesia, yang berafiliasi dengan Fakultas Ekonomi di Djakarta, telah dikirim ke AS. meninggalkan tanah air selama dua tahun untuk mengembangkan diri secara ekonomi. Para ahli adalah: Widjojo Nitisastro, T. Umar Ali, Barli Halim, Suhadi Mangkusuwondo, JE Ismael dan Wahju Sukotjo. Studi mereka di berbagai universitas di AS dilakukan dalam konteks Indonesianisasi dosen-dosen Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia di Djakarta’.

Mahasiswa-mahasiswa Indonesia mulai lagi babak baru studi ke luar negeri untuk meraih gelar doktor (PhD). Setelah pendudukan Jepang dan perang kemerdekaan baru dua orang yang diberitakan berhasil meraih gelar doktor (Ph.D) di luar negeri yakni Arifin M. Siregar dan Widjojo Nitisastro. Arifin M. Siregar memulai tingkat sarjana di Economische Hoogeschool Rotterdam tahun 1953 (lihat Het Parool, 18-06-1954) dan kemudian melanjutkan studi tingkat doktoral (Ph.D) di Universität Münster, West Germany dan lulus tahun 1960. Drs. Widjojo Nitisastro berhasil meraih Ph.D di University of California at Berkeley tahun 1961.


Arifin M. Siregar adalah salah satu diantara siswa-siswa Indonesia yang melanjutkan studi ke Belanda setelah era perang berakhir. Arifin M. Siregar dll studi di Economische Hoogeschool di Rotterdam. Mengapa fakultas ekonomi di Belanda? Yang jelas di Indonesia sudah ada perguruan tinggi di bidang kedokteran, hukum, teknik dan kedokteran hewan dan pertanian. Sekolah tinggi ekonomi di Indonesia terbilang baru. Kebutuhan sarjana ekonomi sangat tinggi seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia.

Sebelum Widjojo Nitisastro berangkat studi doktoral (Ph.D) ke Amerika Serikat, di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia untuk kali pertama dilakukan promosi doktor. Pada tahun 1954, Drs. Njoo Hong Hwie dosen di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia diberitakan menerima gelar Ph.D di bidang ekonomi (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 24-09-1954). Drs. Njoo Hong Hwie adalah mahasiswa PhD pertama di Fakultas Ekonomi.


Para penguji dalam sidang desertasi Njoo Hong Hwie tersebut adalah Drs. Koo Liong Bing, PhD dan Drs. Tan Goan Po, PhD. Drs. Njoo Hong Hwie berhasil mempertahankan desertasinya berjudul Solvabiliteit Perusahaan dengan promotor Prof. Drs. vd Velde, Ph.D (lihat De nieuwsgier, 16-09-1954). Catatan: Drs. Njoo Hong Hwie sendiri memperoleh sarjana ekonomi (economische weten schappen) di Economische Hoogeschool Rotterdam pada tahun 1938 (Bataviaasch nieuwsblad, 18-03-1938). Sementara itu Drs. Tan Goan Po, meraih doktor (PhD) di Universiteit Rotterdam tahun 1942 (lihat Het Vaderland: staat- en letterkundig nieuwsblad, 25-11-1942). Sedangkan Drs. Soemitro Djojohadikoesoemo di universitas yang sama di Rotterdam tahun 1943 (lihat Algemeen Handelsblad, 13-03-1943). Sementara itu di tahun yang sama di Universiteit Utrecht Mr. Masdoelhak Nasution juga meraih gelar PhD (lihat Friesche courant, 27-03-1943). Satu lagi yang meraih gelar PhD tahun-tahun ini adalah Drs, Ong Eng Die lulus ujian doktoral tahun 1940 di Vrij Universiteit Amsterdam tahun 1940 (Nieuwsblad van het Noorden, 01-06-1940). Economische Hoogeschool te Rotterdam kini lebih dikenal sebagai Erasmus Universiteit.

Setelah Drs. Njoo Hong Hwie promosi tahun 1954 dan berhasil memperoleh gelar Ph.D, baru kemudian menyusul Mohamad Sadli dan Soebroto tahun 1957 (Algemeen Indisch dagblad : de Preangerbode, 04-11-1957). Disebutkan mahasiswa Ph.D [Mohamad] Sadli dan Soebroto untuk doktor di bidang ekonomi, hari ini, di aula pertemuan Universitas Indonesia di Djakarta, Mohamad Sadli dan Soebroto mempertahankan disertasi mereka untuk mendapatkan gelar doktor di bidang ekonomi. Mohamad Sadli mempertahankan desertasinya berjudul ‘Aspek Inter-regional Industrial Development’ dan Soebroto dengan desertasi berjudul ‘Ketentuan Perdagangan’.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Perguruan Tinggi Eropa vs Amerika: Mahasiswa Indonesia dari Masa ke Masa Eropa/Belanda, Amerika, Australia, Jepang dan Tiongkok

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar