Laman

Rabu, 12 April 2023

Sejarah Banyumas (38): Tasikmalaya Danau Malaya Sejak Soekapoera? Galunggung dan Wilayah Pegunungan di Pantai Selatan Jawa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyumas dalam blog ini Klik Disini

Nama Tasikmalaya adan nama Sukapura adalah nama unik di Priangan (timur). Duan ama ini diduga berasal dari zaman kuno era Hindoe Boedha. Letak geografis yang dekat ke pantai selatan Jawa mengindikasikan wilayah ini berkembang pada masa awal navigasi pelayaran perdagangan di pantai selatan Jawa. Pintu masuk ke wilayah pegunungan ini dari muara sungai Citanduy yang diduga dulunya tepat berada di Banjar yang sekarang. Jika Sukapura sebagai kota awal, apakah wilayah Tasikmalaya sebagai danau besar? Danau tasik di gunung besar Malaya (Galunggung)?


Tasikmalaya nama kabupaten dan kota di Jawa Barat. Kabupaten ibu kota di Singaparna. Kabupaten ini berbatasan Majalengka di utara, Samudra Hindia di selatan, Ciamis dan Pangandaran di timur, dan Garut di barat. Sebelum Tasikmalaya adalah Sukapura yang dulunya bernama Tawang atau Galunggung. Penyebutan Tasikmalaya muncul setelah gunung Galunggung meletus sehingga wilayah Sukapura berubah jadi tasik (danau, laut). Sebagian besar wilayah daerah perbukitan, khususnya di daerah timur. Pada abad ke-7, diketahui adanya bentuk Pemerintahan Kebataraan pusat di sekitar Galunggung, dengan kekuasaan mengabisheka raja-raja (dari Kerajaan Galuh) persetujuan Batara yang bertakhta di Galunggung. Batara atau sesepuh memerintah masa terakhir Batari Hyang yang masa pemerintahannya mengalami perubahan bentuk dari kebataraan jadi kerajaan. Kerajaan bernama Kerajaan Galunggung berdiri 21 Agustus 1111 penguasa pertamanya Batari Hyang. Periode pemerintahan di Sukapura didahului masa pergolakan di wilayah Priangan awal abad ke-17: Mataram, Banten, dan VOC. Wirawangsa penguasa Sukakerta diangkat Bupati daerah Sukapura, dengan gelar Wiradadaha I, hadiah dari Sultan Agung Mataram atas jasa-jasanya membasmi pemberontakan Dipati Ukur. Pada masa pemerintahan Surialaga (1813-1814) ibu kota dipindahkan ke Tasikmalaya. Nama kabupaten Sukapura 1913 diganti menjadi Tasikmalaya (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Tasikmalaya danau Malaya sejak era Sukapura? Seperti disebut di atas, adakalanya nama menunjukkan sejarahnya sendiri tentang Tasikmalaya. Suatu wilayah subur di kaki gunung Galunggung. Apakah wilayah kota Tasikmalaya sekitar yang sekarang dulunya danau besar? Yang jelas gunung tertinggi adalah Galunggung di wilayah pegunungan pantai selatan Jawa. Lalu bagaimana sejarah Tasikmalaya danau Malaya sejak era Sukapura? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Banyumas (37): Dayeuh Luhur Kota Tua Berbahasa Berbudaya Sunda; Wilayah Cilacap Menjorok Masuk Wilayah Ciamis


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyumas dalam blog ini Klik Disini

Lain dulu, lain kini. Sejatinya Dayeuh Luhur adalah kota tua, kota yang sudah lama diketahui keberadaannya. Awalnya daerah Dayeuh Luhur masuk wilayah Ciamis, tetapi kini menjadi bagian dari wilayah Cilacap. Hal itulah mengapa di Dayeuh Luhur penduduk umumnya berbahasa dan berbudaya Sunda. Dayeuh Luhur sendiri adalah wilayah terjauh dari (kota) Cilacap, tetapi sebaliknya, wilayah Dayeuh Luhur terbilang sangat dekat dengan kota Banjar (berbatasan langsung). Secara geoigrafis, Dayeuh Luhur menjadi semacam area enclave Cilacap di wilayah Ciamis. Tentu saja hal serupa ini juga ditemukan di wilayah lainnya di Indonesia.

 

Dayeuhluhur adalah sebuah kecamatan di kabupaten Cilacap. Pada zaman dahulu wilayah Dayeuhluhur dan sekitarnya adalah sebuah Kadipaten. Namun, pada saat perang antara Hindia Belanda melawan Pangeran Diponegoro Kadipaten Dayeuhluhur dibubarkan, karena dianggap menjadi sarang perlawanan terhadap Hindia Belanda. Setelah pembubaran, seluruh wilayah Kadipaten Dayeuhluhur menjadi bagian dari Afdeeling Purwokerto, Residentie Banyumas. Penduduk asli kecamatan Dayeuhluhur adalah Suku Sunda yang mengamalkan budaya Sunda. Kuatnya tradisi Sunda di kecamatan Dayeuluhur ditandai dengan bahasa daerah yang digunakan sehari-hari yatu bahasa Sunda dan karena seringnya interakasi dengan warga yang ada di Jawa Barat. Untuk masalah interaksi dengan daerah di luar Dayeuhluhur, warga kebanyakan berinteraksi dengan warga Jawa Barat, hal ini dikarenakan masalah ekonomi. Warga Dayeuhluhur memiliki ketergantungan terhadap Kota Banjar dalam masalah pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Sebagai contoh, apabila warga menjual hasil bumi seperti padi, kelapa, pisang, buah-buahan, dll. 95% akan dijual ke Jawa Barat. Hal ini dipermudah dengan dekatnya akses dari Dayeuhluhur ke Kota Banjar yang cukup ditempuh 15 menit dibandingkan jarak Dayeuhluhur ke Majenang yang bisa memakan waktu sekitar 1 jam. Desa-desa di Dayeuh Luhur antara lain Bingkeng, Bolang, Cilumping, Ciwalen, Datar, Dayeuhluhur, Hanum, Kutaagung, Matenggeng, Panulisan, Sumpinghayu. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Dayeuh Luhur kota tua berbahasa berbudaya Sunda? Seperti disebut di atas, wilayah Dayeuh Luhur secara geografis berada di wilayah Ciamis tetapi secara administrative masuk kebupaten Cilacap. Itu adalah hal biasa. Tapi menjadi tidak biasa penduduk Daeyeuh Luhur berbahasa dan berbudaya Sunda yang berbeda dengan wilayah lainnya di kabupaten Cilacap. Bagaimana wilayah Cilacap menjorok masuk ke wilayah Sunda di Ciamis? Lalu bagaimana sejarah Dayeuh Luhur kota tua berbahasa berbudaya Sunda?  Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.