Pertandingan antara Persebaya Surabaya melawan PSMS Medan sore ini dalam perempat final Piala Presiden 2018 adalah kelanjutan, garis continuum pertandingan-pertandingan tim sepak bola Surabaya dengan tim sepak bola Medan sejak tempo doeloe (klasik). Dengan kata lain jika di masa lampaui gengsinya Kota Surabaya vs Kota Medan, tetapi pada masa kini Persebaya vs PSMS.
Docter
Djawa School Voetbal Club di Batavia, 1903
|
Jelang
melihat pertandingan prospektif sore ini antara Persebaya vs PSMS, coba kita
kembali ke masa lampau (retrospektif) bagaimana dinamika antara tim-tim
Surabaya dengan tim-tim Medan. Dengan cara begitu, kita dapat memahami mengapa pertandingan
Persebaya vs PSMS diberi label pertandingan klasik. Satu hal yang perlu
dideskripsikan adalah bahwa klub Persebaya Surabaya masa kini merupakan wujud
metamorfosis PSV/PSS dan klub PSMS Medan adalah wujud metamorfosis OSVB.
Medan dan
Surabaya dalam Konfigurasi Sepak Bola Indonesia
Kota-kota
terawal yang memiliki demam sepak bola yang tinggi di era kolonial Belanda
adalah Medan, Batavia, Semarang dan Soerabaja sebagai garis lurus (dari barat
ke timur). Lalu kemudian menyusul kota Bandoeng sebagai garis tegak ke selatan.
Pada masing-masing ujung, Medan membentuk relasi garis ke utara di Penang (kini
Malaysia) dan Surabaya membentuk relasi garis ke utara di Makassar. Yang
dimaksud relasi adalah hubungan timbal balik dalam pertandingan sepak bola
antara dua kota yang berdekatan (semacam rivalitas dua kota yang berdekatan
atau derby). Di awal pertumbuhan
sepakbola di Makassar, tim Quick Surabaya yang kerap bertandang ke Makassar. Konfigurasi sejarah awal sepak bola di Indonesia kala itu seakan
membentuk huruf Y. Lalu konfigurasi tersebut berkembang. Setelah relasi Batavia
dan Bandoeng, lalu menyusul relasi Soerabaja dan Malang, relasi Semarang dengan
Ambarawa dan Soerakarta (Solo). Sementara itu, sejak relasi Medan-Penang
meredup muncul relasi baru Medan dan Padang. Demikian juga muncul relasi Makassar
dan Manado.
Tim Quick Soerabaja, 1920 |
Persebaya vs PSMS (Head to Head yang terakhir) |
Pertandingan
kesebelasan Surabaya dan kesebelasan Medan bukanlah pertandingan derby. Meski
berjauhan (non-derby) tetapi tim kesebelasan antara dua kota selalu mengusung
spirit pertandingan rivalitas. Untuk menjaga harga diri dalam tradisi rivalitas
muncul spirit revans. Pengertian revans tidak lagi hanya melihat kekalahan sebelumnya
untuk membalikkan keadaan dalam pertandingan prospektif tetapi juga secara sadar
membuka sejarah lama (retrospektif) dalam hal raihan keunggulan dalam ‘head to
head’. Dalam catatan head to head inilah dua tim yang akan bertanding apakah
dikategorikan sebagai pertandingan klasik.
Breaking News: Akhirnya
pertandingan klasik antara Persebaya dan PSMS berakhir dengan skor 3-3. Sesuai
aturan yang dibuat panitia, tidak ada perpanjangan waktu dan langsung adu
penalti. PSMS memenangkan adu penalti dengan skor akhir 7-6. Dengan kemenangan
ini, PSMS menambah pundi-pundi kemenangan head to head melawan Persebaya. Dengan kemenangan ini,
PSMS menambah pundi-pundi kemenangan head to head melawan Persebaya. PSMS Medan
akan menunggu pemenang Mitra (Kukar), eks Niac Mitra Surabaya melawan Persija
Jakarta. Jika Persija yang menang maka akan terjadi lagi pertandingan klasik
yang lain: PSMS vs Persija (akan dibuat artikel sendiri di dalam blog ini pada kategori
Sejarah Jakarta [Sebelum ini sudah dibuat artikel pertandingan klasik Persib vs PSMS di kategori Sejarah Bandung].
Persebaya
Surabaya vs PSMS Medan: Rivalitas dan Pertandingan El Clasico
Pertandingan
kali pertama antara Persebaya dengan PSMS terjadi pada tahun 1952 dalam babak 7
Besar Kejuaraan Nasional Perserikatan. Pertemuan pertama Persebaya dengan PSMS
ini berlangsung di Surabaya. Dalam pertandingan ini Persebaya mengalahkan PSMS
dengan skor 2-1. PSMS sendiri baru didirikan tahun 1950.
Persebaya vs PSMS (hea to head era perserikatan) |
Pertemuan
Persebaya vs PSMS baru kembali terjadi pada tahun 1954 pada babak 6 Besar Kejuaraan
Nasional Perserikatan. Dalam pertemuan ini PSMS mengalahkan Persebaya dengan
skor 4-3 (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor
Nederlandsch-Indie, 25-07-1955). Ini untuk kali kedua Persebaya bertemu dengan
PSMS.
Riwayat Awal
Persebaya Surabaya dan PSMS Medan
Persebaya
vs PSMS adalah rivalitas sejak 1952 dan pertandingan Persebaya vs PSMS selanjutnya
akan selalu dinggap sebagai pertandingan klasik (el clasico). Romantisme pertandingan el clasico antara
Persebaya dan PSMS dapat diperpanjang jauh ke belakang sebagai pertandingan el
clasico antar kota.
Kapan kali
pertama tik (kesebealasan) Kota Surabaya dan Kota Medan? Pertanyaan ini tentu
menarik untuk ditelusuri. Sebagai gambaran awal pertandingan sepak bola kali
pertama di selenggarakan di Medan pada tahun 1893. Sementara pertandingan sepak
bola pertama kali diadakan di Surabaya pada tahun 1898. Perserikatan (bond)
pertama kali dibentuk di Surabaya pada tahun 1902 dengan nama Oost Java Voetbal
Bond (OJVB). Namun bond di Surabaya diperbarui tahun 1908 dengan nama yang baru
Soerabaijasch Voetbal Bond (SVB). Sedangkan di Medan perserikatan kali pertama
dibentuk tahun 1907 dengan nama Deli Voetbal Bond (DVB). Pada tahun 1930 bond
di Medan diperbarui dengan nama yang baru Oost Sumatra Voetbal Bond (OSVB). Bond
yang berpusat di Surabaya ruang lingkupnya semakin menyempit dari provinsi
(OJVB) menjadi kota (SVB) sedangkan bond yang berpusat di Medan semakin meluas
dari kabupaten (DVB) menjadi provinsi (OSVB).
Pada
bulan September 1949 SVB melakukan lawatan ke Medan. Kesebalasan SVB melakukan
tiga pertandingan di Medan dengan dua klub OSVB dan tik kesebelasan OSVB
sendiri.
De vrije pers:
ochtendbulletin, 23-09-1949: ‘Kesebelasan SVB melakukan lawatan ke Medan untuk
melakukan tiga kali pertandingan melawan tim yang berbeda
Pada
bulan April 1950 SVB berubah nama menjadi Persibaja (Persatoean Sepak Raga
Indonesia Soerabaja). Persibaja kemudian pada bulan Mei berafiliasi dengan PSSI
(yang diaktifkan kembali pada pasca pengakuan kedaulatan RI). Sedangkan PSMS
(Persatoean Sepak Bola Medan dan Sekitarnya) didirikan pada tanggal 21 April
1950 (sehubungan dengan aktifnya kembali PSSI).
PSSI disebut
diaktifkan kembali, karena secara defacto vakum sejak terjadinya pendudukan
Jepang 1942). PSSI sendiri didirikan pada tanggal 19 April 1930. Di Surabaya
selain ada bond SVB yang berafiliasi dengan NIVU, juga terdapat SIVB (yang
dibentuk tahun 1927) yang berafiliasi dengan PSSI. SVB yang berganti nama
menjadi Persibaja pada tahun 1950 lalu berafiliasi dengan PSSI yang baru
diaktifkan (kembali). SIVB sendiri tidak aktif lagi sejak pendudukan Jepang.
Namun yang menjadi persoalan adalah mengapa Persebaya (sebelumnya Persibaja)
mengacu tahun kelahiran tahun 1927 padahal SVB yang lahir tahun 1908 yang
bertransformasi menjadi Persibaja yang berafiliasi dengan PSSI yang baru
diaktifikan. Hal ini berbeda dengan PSMS yang memang baru dibentuk tahun 1950.
Klub-klub pribumi, seperti Sahata VC (pimpinan Abdul Hakim Harahap) pada tahun
1938 telah keluar dari OSVB. Pada saat PSSI diaktifkan kembali tahun 1950 yang
berafiliasi adalah PSMS yang baru dibentuk. OSVB sendiri tidak melakukan
transformasi (seperti SVB) dan juga tidak berafiliasi dengan PSSI. Dengan kata
lain OSVB lambat laun menghilang alias membubarkan diri. .
Sejauh
informasi yang dapat ditelusuri, pertandingan antara tim Surabaya dan tim Medan
hanya yang terjadi pada tahun 1949. Pada tahun-tahun sebelumnya bahkan tidak
satu pun tim dari Jawa yang melawat ke Medan (demikian juga sebaliknya). kecuali
tim Docter Djawa School VC pada tahun 1909.
Docter Djawa School
Voetbalclub (Docter Djawa VC) dibentuk tahun 1903 di Batavia oleh
mahasiswa-mahasiswa Docter Djawa School (cikal bakal STOIA). Docter Djawa VC
berkompentisi di bond Batavia (Bataviasch Voetbal Bond = BVB) yang mulai
bergulir tahun 1905. Pada tahun 1909, saat jeda kompetisi, Docter Djawa VC
melawat ke Medan untuk bertanding dengan Tapanoeli VC (anggota DVB). Kapten tim
Docter Djawa VC yang memimpin lawatan ke Medan adalah Radjamin Nasution. Beberapa
tahun kemudian DVB vakum alias tidak berjalan normal. Ketika bertugas di Medan,
pada tahun 1926 Dr. Radjamin Nasution mendirikan asosiasi sepakbola pribumi
dengan menggunakan nama DVB (yang telah lama vakum). Lalu baru tahun 1930 OSVB
dibentuk (sementara DVB dibubarkan). Dalam perkembangannya, Dr. Radjamin mutasi
ke Surabaya tahun 1932. Beberapa tahun kemudian Dr. Radjamin Nasution bersama-sama
dengan temannya mendirikan SKVB (asosiasi sepak bola baru di luar SVB dan
SIVB). Pada tahun 1948 SKVB diintegrasikan ke SVB. Dr. Radjamin Nasution (yang
sekelas dengan Dr. Soetomo di STOVIA) adalah Wali Kota pribumi pertama Kota
Surabaya. SVB yang bertransformasi menjadi Persibaja dan berafiliasi dengan
PSSI diduga kuat adalah peran Dr. Ahamd Nawir (penasehat SVB dan pernah menjadi
Ketua SVB) dan Dr, Radjamin Nasution (pendiri dan penasehat SKVB).
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’
seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan
sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil
kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel
tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang
lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber ang sudah pernah
disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih
menekankan saja.
Mohon maaf pak, untuk SKVB ini berdiri pada januari 1927. Hal ini disesuaikan dengan riset yang saya sedsng tulis. Kalau Dr. Radjamin sendiri memang merupakan salah satu aktor di Gemeenteraad Soerabaja hingga di SIVB
BalasHapusSaya baru tahun SKVB berdiri Januari 1927 (darimana ya sumbernya?). Untuk sekadar menambahkan, setahu saya berdasarankan koran sejaman, SKVB awalnya didirikan di Batavia, Lalu kemudian tahun 1926 di Semarang sudah ada pertandingan sepakbola SKVB. Pada akhir tahun 1926 suatu komite SKVB dibentuk di Soerabaja yang kemudian meminta persetujuan kepada SVB dan setelah mendapat izin, SKVB membuat AD-ART. Pada bulan Januari 1927 secara defacto sudah ada pertandingan SKVB di Soerabaja. Lalu secara dejure (resmi) yang dijadikan hari lahir SKVB Soerabaja adalah pada tanggal 30 Juni 1927. Saya hanya mengasumsikan bahwa tanggal ini dipakai berdasarkan statuta SKVB Soerabaja disahkan oleh pemerintah pada tanggal itu. Tanggal inilah yang terus digunakan sebagai hari lahir SKVB. Lalu pada tahun 1932 terjadi kisruh sepakbola di Soerabaja antara NIVB di satu pihak dan SVB di pihak lain (semacam dualisme). Sepakbola Tionghoa dan SKVB dalam dilema. Lalu empat anggota dewan yang dipimpin Radjamin menengahi permasalahan yang kemudian SKVB memiliki kompetisi sendiri (tidak terikat dengan SVB). Darisinilah saya mengasumsikan SKVB didirikan kembali (dilisting kembali klub mana yang menjadi anggota SKVB). Kasus serupa ini pernah terjadi di Medan dan DVB dan OSVB. SEjak kasus kisruh itu SKVB Soerabaja terus eksis hingga berakhirnya Pemerintah Hiniia Belanda (pendudukan Jepang). Setelah perang, pada tahun 1948 SKVB didirikan lagi (era Belanda/NICA).Pada era RI SKVB ini diteruskan yang mana sebagai ketua SKVB Dr I Rajamin Nasoetion.
HapusDemikian