*Untuk melihat semua artikel Sejarah Yogyakarta dalam blog ini Klik Disini
Tidak semua orang Indonesia baik, tidak semua orang Eropa/Belanda jahat. Yang baik adalah baik, yang jahat adalah jahat. Meski demikian, tetap ada perbedaan antara orang baik Eropa/Belanda dengan orang baik Indonesia yakni mereka orang asing Eropa.Belanda yang menjajah terhadap orang Indonesia yang terjajah. Perbedaan esensial diantara orang Eropa/Belanda adalah soal rasial. Sementara perbedaan esensial diantara orang Indonesia adalah penghianatan, suatu penghianatan yang berkolaborasi dengan penjajah untuk menjajah bangsanya sendiri.
Tidak semua orang Indonesia baik, tidak semua orang Eropa/Belanda jahat. Yang baik adalah baik, yang jahat adalah jahat. Meski demikian, tetap ada perbedaan antara orang baik Eropa/Belanda dengan orang baik Indonesia yakni mereka orang asing Eropa.Belanda yang menjajah terhadap orang Indonesia yang terjajah. Perbedaan esensial diantara orang Eropa/Belanda adalah soal rasial. Sementara perbedaan esensial diantara orang Indonesia adalah penghianatan, suatu penghianatan yang berkolaborasi dengan penjajah untuk menjajah bangsanya sendiri.
Dr. Isaac Groneman, 1879 |
Lantas mengapa nama Dr.
Groneman tidak muncul di Yogyakarta, paling tidak sebagai nama situs. Tentu
saja ada pertimbangannya. Akan tetapi nama Dr. Groneman masih menarik untuk
diperhatikan sebagai seorang tokoh Eropa/Belanda di Yogyakarta pada masa
lampau. Dr. Groneman adalah seorang mantan dokter Sultan, pembela kraton dan
pencinta kebudayaan Jawa sebagaimana KF Holle sebagai seorang planter di
Preanger, pencinta kebudayaan Sunda, pembela pendidikan.
Dr. Groneman, Seorang Pelukis
Groneman lahir di Zutfent
pada tanggal l2 Agustus 1832, lulus studi kedokteran di Belanda. Pada tahun
1858 Dr. Groneman izin praktik kedokteran, bedah, dan kebidanan di Batavia disetop
dan Dr. Gronemen diberikan praktik kedokteran, praktik umum dan profesional Preanger
Regentships dan di Bandong khususnya (De Oostpost: letterkundig,
wetenschappelijk en commercieel nieuws- en advertentieblad, 21-11-1859).
Dr. Groneman adalah dokter pertama
di Preanger. Pejabat tertinggi di Bandoeng saat kedatangan Dr. Groneman adalah
controleur (Residen sendiri masih berkedudukan di Tjiandjoer). Dr. Groneman
juga memiliki keahlian melukis. Sejumlah lukisan Dr. Groneman yang bertahun
1859-1861 antara lain Telaga (meer) Bagendit nabij Garoet; Goenong Malabar bij
Bandoeng Toewa; Tjioeroeg Tjikapoendoeng nabij Bandoeng; Goenoeng Patoeha met
Telaga Kowah Patoeha; Goenong Malabar en de vlakte van Bandoeng;
Dr. Groneman kehilangan
rekan kerjanya di Preanger, FW Jung Huhn meninggal dan dimakamkan di Lembang pada tanggal 24
April 1864. Ir. FW Jung Huhn, seorang geolog dan botanis yang mengintroduksi
tanaman kina di Preanger. Sebelum ke Preanger, Ir. FW Jung Huhn tahun 1840 ditugaskan
Gubernur Jenderal Pieter Merkus untuk melakukan penelitian geologi dan botani
ke Tanah Batak. Selama penelitian, Ir. FW Jung Huhn juga ditugaskan pemerintah
sebagai pejabat sipil di Padang Lawas (Mandailing en Ankola, Tapanoeli) tahuan 1841
hinngga 1843. Salah satu buku FW Jung Huhn adalah Die Battaländer auf Sumatra
(Tanah Batak di Sumatra) yang diterbitkan tahun 1847. Salah satu penemuan yang
terkenal di Sipirok, Angkola adalah pohon tusam yang diberinya nama Pinus
Merkusi, Jung (kombinasi nama Gubernur Jenderal dan namanya sendiri).
Makam FW Jung Huhn (lukisan Groneman, 1865) |
Dr. Groneman juga memiliki
seorang rekan di Preanger, KF Holle. Bersama dengan Ir. FW Jung Huhn adalah
tiga orang yang memiliki pengaruh besar di Preanger. KF Holle adalah seorang
pengusaha perkebunan (planter) yang memiliki perhatian terhadap kebudayaan
Sunda terutama sastra dan bahasa Sunda. KF Holle mempelopori pendirian sekolah
guru (kweekschool) di Bandoeng yang dibuka pada tahun 1866.
Kweekschool Bandoeng adalah sekolah
guru ketiga di Hindia Belanda. Sekolah guru pertama dibuka di Soerakarta tahun
1851 dan yang kedua di Fort de Kock pada tahun 1856. Sekolah guru yang ketiga
dibuka di Tanobato, Afdeeling Mandailing en Angkola, Tapanoeli pada tahun 1862.
Selain sekolah guru, sekolah tinggi (bagi pribumi) yang dibuka di Hindia
Belanda adalah sekolah kedokteran di Batavia yang dimulai tahun 1851. Sekolah
kedokteran ini kemudian disebut Docter Djawa School.
Pindah ke Jogjakarta
Tunggu deskripsi
lengkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar