*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
Pasar Simplicitas sudah eksis pada tahun 1834 (lihat Almanak 1834). Pasar ini berada di sisi barat land Ragoenan dan di utara land Tjinere. Pasar Simplicitas ini berada di jalur jalan sisi barat (westerweg). Ke arah selatan menuju Parong hingga ke Buitenzorg. Ke arah utara bercabang dua yang mana sisi barat menuju Kebajoran, Palmerah hingga Pasar Tanah Abang dan sisi timut melewati Bangka terus ke Mampang Prapatan lalu ke Karet dan berakhir di Pasar Tanah Abang. Pasar Simplicitas ini kelak disebut Pasar Pondok Laboe.
Pasar Simplicitas sudah eksis pada tahun 1834 (lihat Almanak 1834). Pasar ini berada di sisi barat land Ragoenan dan di utara land Tjinere. Pasar Simplicitas ini berada di jalur jalan sisi barat (westerweg). Ke arah selatan menuju Parong hingga ke Buitenzorg. Ke arah utara bercabang dua yang mana sisi barat menuju Kebajoran, Palmerah hingga Pasar Tanah Abang dan sisi timut melewati Bangka terus ke Mampang Prapatan lalu ke Karet dan berakhir di Pasar Tanah Abang. Pasar Simplicitas ini kelak disebut Pasar Pondok Laboe.
Landhuis Simplicitas, 1880 |
Sejauh ini, sejarah Pondok Labu kurang tergali
dengan baik. Padahal Pondok Labu dengan nama lama Pasar Simplicitas sudah sejak
masa lampau diketahui keberadaannya. Untuk menambah pengetahuan kita, upaya
pendokumentasian sejarah Pondok Labu perlu dilakukan. Mungkin tidak terlalu
penting, tetapi dengan menganggap demikian maka tidak akan pernah diketahui apa
yang pernah terjadi di kelurahan Pondok Labu pada masa lampau. Mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Teras depan landhuis Simplicitas, 1930 |
Nama Simplicitas Sejak Petrus Albertus van der Parra (1761-1775)
Nama lahan subur (landgoed) Simplicitas paling
tidak sudah diberitakan pada tahun 1781 (lihat Leydse courant, 19-08-1782).
Disebutkan land Simplicitas dan land-land lainnya di Weltevreden dan di
Tjimanggis dimiliki oleh istri almarhum Gubernur Jenderal Petrus Albertus van
der Parra dan land-lanad Rustenburg, Struiswijk dan Tjankaving dimiliki oleh ketua
Dewan (Raad) David Johan Smith. Enam land ini mempekerjakan dua ribu orang
Jawa. Keterangan ini mengindikasikan bahwa land Simplicitas sudah ada sebelum
van der Parra meninggal tahun 1775.
Leydse courant, 19-08-1782 |
Petrus Albertus van der Parra meninggalkan dua
istri dan satu anak. Istri yang tertua di Ceilon dan istri yang kedua di
Batavia bernama Adriana Johanna Bake bersama anaknya yang memiliki nama yang sama
dengan ayahnya, Petrus Albertus van der Parra, Jr (lahir di Batavia tahun 1760).
Adriana Johanna Bake tidak mudah mendapat warisan karena melalui proses
pengadilan yang berlarut-larut. Warisan baru diperoleh Adriana Johanna Bake
pada tahun 1781 yakni perkebunan-perkebunan di sekitar Batavia (Weltevreden,
Tjimanggis dan Simplicitas).
Petrus
Albertus van der Parra Jr tidak berumur lama, meninggal tahun 1783. Pada saat
meninggal Petrus Albertus van der Parra Jr jabatannya sebagai kapten angkatan
laut. Janda Petrus Albertus van der Parra menjadi sebatang kara. Adriana Johanna Bake juga tidak
berumur panjang dan meninggal di Weltevreden (Batavia) 18 Februari 1787.
Lantas bagaimana nasib land Simplicitas? Tidak
diketahui secara jelas. Yang jelas tidak bisa diwariskan kepada ahli waris yang
tidak berada di Oost Indisch (baca: Hindia Timur). Hal ini juga pernah terjadi
pada kasus land Tjitajam dan land Tjinere yang diambil alih oleh pemerintah
ketika St Martin meninggal dan tidak memiliki ahli waris di Oost Indisch. Land
Simplicitas (dan land lainnya diambil alih pemerintah dan dijual kembali kepada
publik (penawar harga tertinggi). Siapa yang membeli land Simplicitas?
Pembelinya
diduga kuat adalah adalah David Johan(nes) Smith (lihat Bataviaasch nieuwsblad,
20-11-1915). Disebutkan bahwa pada tahun 1789 ketika ada ancaman Inggris ingin
merebut stad Batavia, Smith mengeluarkan banyak uang untuk membiayai upah pasukan
pribumi sebagai kekuatan cadangan. Smith menjaminkan semua asetnya berupa yang
masing-masing senilai f46.000 untuk tiga bangunan di Molenvliet; f80.00 untul
land Tanah Abang; f40.000 untuk land Matraman; 10.500 untuk sebuah rumah
bandar; dan f90.000 untuk land Sruiswijk dan land Simplicitas. Yang menjadi
permasalahan tidak diketahui kapan Smith memperoleh land Simplicitas, apakah
membelinya dari Ny. Bake sebelum meninggal atau apakah membelinya dari
pemerintah setelah diakuisisi oleh pemerintah aset Ny. Bake?
Pada
tahun 1799 VOC dibubarkan dan diakuisisi oleh kerajaan Belanda dan membentuk
pemerintah Nederlandsch Indie (baca: Hindia Belanda). Pada era Gubernur
Jenderal Daendels, 1808 mulai dilakukan program pembangunan jalan pros
trans-Java dari Anjer ke Panaroekan. Juga dilakukan pembangunan baru dan peningkatan
mutu jalan arteri. Selain itu, untuk mendukung program pertanian, juga
dilakukan pembangunan baru dan peningkatan mutu kanal irigasi. Satu lagi yang
menjadi program Daendels adalah pembangunan kota, yakni membeli land
Weltevteden untuk membangun ibukota (stad) baru menggantikan Batavia dan
membeli land Bloeboer untuk membangun kota Buitenzorg.
Salah
satu jalan arteri yang dibangun baru adalah jalan dari Buitenzorg melalui
Parong, Tjinere dan Simplicitas hingga ke Pasar Tanah Abang. Peningkatan kanal
dilakukan di sisi ti,ur Tjiliwong dari bendungan Katoelampa hingga Tjibinong
melalui Tjiloear. Selain itu dilakukan pembangunan kanal baru di Bloeboer dari
Bondongan (sungai Tjipakantjilan) melalui Paledang ke Kedong Badak dan
Tjiliboet. Pembangunan kanal juga dilakukan di hilir mulai dari Tjitajam
melalui Tjinere dan Simplicitas. Kanal ini memanfaatkan kali Kroekoet di Pitara.
Namun
belum semua program terealisasi dengan baik, terjadi pengambilalihan kekuasaan
Belanda oleh Inggris tahun 1911. Gubernur Jenderal Daendels digantikan oleh
Letnan Gubernur Jenderal Raffles. Pemerintah pendudukan Inggris tidak terlalu
mengindahkan program Daendels tetapi lebih menekankan pada pemungutan pajak.
Salah satu akibatnya dari kebijakan Raffles ini adalah munculnya pemberontak
dan terpecahnya kesultanan Jogjakarta (terbentuknya Pakoealaman).
Dalam berita pengontrolan pasar-pasar di seputar
Batavia (lihat kembali Java government gazette, 30-01-1813) terindikasi bahwa
pasar Simplicitas sudah cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari nilai pajaknya
sebesar f6 per bulan. Empat pasar tertinggi yang masing-masing dengan nilai
pajak sebesaer f8 berada di Weltevreden (Pasar Senen), Pasar Tanah Abang dan
dua pasar di Batavia (Pasar Baroe dan Pasar Lama).
Java government gazette, 19-08-1815 |
Pasar
Simplicitas menjadi pasar besar, itu berarti land Simplicitas telah berkembang
pesat. Pasar dan land sejalan, sebab pasar Simplicitas yang berada di land
Simplicitas yang menguasai adalah swasta yang dalam hal ini pemilik tanah
partikelir (land) Simplicitas (landheer). Inisiatif pembentukan pasar jika
bukan pemerintah adalah landheer. Namun yang menjadi faktor utama dalam
terbentuknya pasar adalah infrastruktur jalan. Besar dugaan program pembangunan
jalan arteri di era Daendels dari Butenzorg ke Tanah Abang melalui Parong dan
Simplicitas telah berjalan dengan baik.
Jalan arteri dari Simplicitas (Peta 1825) |
Berapa banyak land yang terbentuk sejak era VOC
dan berapa banyak pasar yang telah didirikan tidak diketahui secara lengkap. Pemilikan
land-land seperti yang telah disebutkan di atas, umumnya terdapat di sebelah
barat dab timur sungai Tjiliwong. Land-land terjauh di sisi barat di sekitar
land Simplicitas adalah land Pondok Laboe, land Lebak Bolos, land Trogong, land
Tjirenda dan land Jombang (lihat Java
government gazette, 19-08-1815). Dari informasi ini dapat dikitahui bahwa land
Simplicitas dan land Pondok Laboe adalah dua land yang sudah dibedakan
(dimekarkan?).
Bataviasche courant, 26-04-1823 |
Bataviasche courant, 26-04-1823 |
Penjualan ini ternyata tidak mudah dan hingga
tahun 1825 belum terjual. Lahan tersebut kemudian akan dilelang melalui badan
lelang negara (lihat Bataviasche courant, 16-02-1825). Lahan Simplicitas
diketahui telah dimiliki oleh Chasse seorang anggota Raad van Indie (lihat Javasche
courant, 26-04-1828).
Javasche courant, 24-11-1829 |
land Simplicitas dan land Pondok Laboe pada masa kini |
Pasar Simplicitas di selatan Batavia tetap eksis
namun jika dibandingkan dengan pasar-pasar lain, pasar Simplicitas tidak
terlalu pesat perkembangannya. Adanya pasar dan perkembangan pasar merupakan
indikasi terpenting dalam tingkat perkembangan wilayah. Selain sewa land, retribusi
pasar juga menjadi sumber penerimaan pemerintah.
Javasche courant, 05-11-1834 |
Land Simplicitas juga dikabarkan menghasilkan
kulit manis (lihat Javasche courant, 24-06-1835). Disebutkan dijual kayu manis dari
perkebunan Simplicitas. Informasi ini telah melengkapi informasi sebelumnya
yang mana land Simplicitas sangat sesuai dengan tanaman cengkeh. Land Simplicitas
seakan mewakili gabungan tanah Sumatra penghasil utama kulit manis dengan tanah
Maluku penghasil cengkeh. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa populasi
tanaman cengkeh dan tanaman kulit manis ditemukan di sekitar land Simplicitas.
Pasar Tanah Abang dan Pasar Weltevreden (Peta 1840) |
Sehubungan dengan perkembangan wilayah dan
penataan sistem jaringan transportasi dalam hubungannya dengan alokasi anggaran
pemerintah, mulai ditetapkan jalan mana yang dijadikan sebagai jalan kelas dua.
Jalan kelas satu sendiri adalah jalan pos atau jalan poros trans-Java yang
berada di sisi timur sungai Tjiliwong antara Batavia dan Buitenzorg (jalan
Daendels). Ketetapan pemerintah itu dalam penetapan jalan kelas dua dituangkan
dalan sebuah resolusi tanggal 28 Januari 1836 nomor 24 (lihat Javasche courant,
24-02-1836). Penataan jalan ini diduga terkait dengan perkembangan lebih lanjut
dari program Gubernur Jenderal sebelumnya van den Bosch tahun 1830 (pasca
Perang Jawa) tentang cultuurstelsel (koffiestelsel). Tanaman-tanaman dari
sistem atau program tersebut diduga telah menghasilkan. Arus barang dan
komoditi juga akan menjadi lebih intens.
Javasche courant, 24-02-1836 |
Sementara jalan terus ditingkatkan, kinerja pasar
juga telah meningkat dari waktu ke waktu. Jika terjadi penataan pada jalan,
sebenarnya juga ada penyesuaian hari buka pasar dari awal perkembangannya untuk
pasar yang berdekatan. Jaringan jalan dalam hal terkait dengan hari buka pasar.
Hari buka pasar Simplicitas adalah hari Djoemahat (Vrijdag). Sebagaimana kita
lihat nanti pasar hari Jumat bergeser ke land Lebak Boeloes.
Pasar Senen di Weltevreden (1770) |
Land Simplicitas diketahui telah berubah pemilik. Pada tahun 1828 land
Simplicitas dimiliki oleh PT Chase, pada tahun 1837 pemiliknya diketahui adalah
J van der Ven (lihat Javasche courant, 09-12-1837).
Namun sejak peralihan kepemilikan ini tidak diketahui secara jelas. Disebutkan
bahwa van der Ven juga adalah pemilik land Pondok Petong, land Pabajoeran, land
Tjempaka Poetie, land Rampoa, land Trogong dan land Lebak Boeloes (enam land
ini saling berdekatan). Konglomerasi semacam ini tidak hanya ini tetapi ada
beberapa, seperti pemilik land Tjimanggis juga adalah pemilik land Pondok Tjina
dan land Tjinere; demikian juga pemilik land Tjibinomg juga adalah pemilik land
Tjilodong, land Tjilangkap dan land Tapos. Tentu saja ini bukan baru, tempo
doeloe pemilik land Simplicitas adalah istri van Parra yang juga pemilik land
Tjimanggis dan Weltevreden. Land Simplicitas, land Lebak Boeloes dan land
Trogong berdekatan dengan keenam land vand der Ven tersebut.
Java-bode, 04-05-1859 |
Pasar Simplicitas bukanlah pasar besar tetapi
kinerjanya dari waktu ke waktu tidak teralu meningkat, bahkan ada kecenderungan
menurun. Apakah ini yang menyebabkan pemilik pasar Simplicitas terus
mengiklankan bagi penyewa potensial pada tahun-tahun terakhir. Di antara 16
pasar di sekitar Batavia, pasar Simplicitas dalam setoran pajak tahunan (lima
persen) hanya berada di peringkat tiga dari bawah (lihat Nieuw Amsterdamsch
handels- en effectenblad, 08-01-1862). Tampak nilai pajak pasar Simplicitas
hanya f1.000 jika dibandingkan dengan pasar besar yakni Pasar Senen sebesar
f24.000.
Nieuw Amsterdamsch handelsblad, 08-01-1862 |
Pada tahun 1873 land Simplicitas akan dijual oleh
PE Godefroij (lihat Java-bode : nieuws, handels- en advertentieblad voor
Nederlandsch-Indie, 21-02-1873). Penjualan land Simplicitas ini satu paket
dengan land lainnya yang berada di Kebajoran, Tanah Koetsier dan Gebroek. Yang
berminat harap menghubung PE Godefroij di land Simplicitas dan di Batavia dapat
menghubungi Mr. JTM Godefroij. Tidak diketahui apakah land di Kebajoran, Tanah
Koetsier dan Gebroel sudah terjual, tetapi janda AMC Gedofroij Ross memasang
iklan untuk menjual rumah di Rijswijk dan land Simplicitas (lihat Java-bode:
nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 14-06-1873). Yang
berminat dapat menghubungi Mr. JTM Godefroij. Tampaknya tiga land belum terjual
yakni land Kebajoran, Tanah Koetsier dan Simplicitas. Ini terindikasi dari
iklan PE Geofroij yang melarang keras berburu di tiga land tersebut (lihat Java-bode
: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 28-03-1874).
Java-bode, 25-04-1885 |
Pasar di land Simplicitas adakalanya ditulis dengan Pasar Djoemahat seperti
yang ditulis oleh Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor
Nederlandsch-Indie, 29-03-1882, Sebelumn ini juga, terutama setelah
pengoperasian jalur kereta api tahun 1873 nama pasar di land Tandjong West yang
buka pada hari mingggu lebih sering sekarang disebut Pasar Minggoe. Dengan
demikian nama Pasar Minggoe dan nama Pasar Djoemahat seakan mengikuti penamaan
publik terhadap pasar Weltevreden yang disebut sebagai Pasar Senen. Sementara
itu di land tetangga di Tjinere pemiliknya ingin menjual lahannya (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 25-04-1885).
Disebutkan bahwa penjualan publik land partikelir Tjinere dua bidang yang
meliputi bangunan, pertanian, padang rumput dan hutan yang dikenal sebagai
Pancalan Djati, Tjinere, Tanah Baroe, Crocot dan Maroejoeng blok P bagian 10,
nomor 118 hingga 181 dengan harga f277.000 yang berbatasan ke utara ke land Pondok
Laboe, selatan ke Depok, ke timur ke sungai Crocot dan ke barat sungai Passangrahan yang dimiliki
oleh Oeij Kiat Djin.
Bataviaasch nieuwsblad, 14-04-1888 |
Bagaimana nasib land Simplicitas setelah
meninggalnya PE Gedofroij tidak diketahui. Meski demikian nama Simplicitas
sudah menjadi terkenal. Pada tahun 1879 muncul wabah ternak di land Simplicitas
untuk kali pertama. Sejak itu setiap pembahasan penyakit hewan selalu dikaitkan
dengan penyakit hewan yang ditemukan di land Simplicitas. Nama Simplicitas juga
telah mencapai Amsterdam. Kopi produksi land Simplicitas juga diekspor hingga
Amsterdam (lihat Het nieuws van den dag : kleine courant, 04-11-1895).
Volumenya
tidak banyak memang, tetapi kopi Liberia produksi land Simplicitas memiliki
nama dagang tersendiri seperti kopi Roempin Liberia, Dramaga Liberia dan
sebagainya. Kopi Liberia dari land Simplicitas masih terus eksis hingga akhir
tahun 1902 (lihat Het nieuws van den dag : kleine courant, 19-02-1902).
Sebuah laporan pemerintah yang dimuat di dalam Nederlandsche
staatscourant, 26-11-1897 ada indikasi bahwa land Simplicitas telah dibeli oleh
pemerintah. Dalam laporan tersebut ada satu baris (no.14) yang menyatakan ‘taxatiekosten
der beleende landen Simplicitas c.a. vaa de weduwe PE Godefroij’ sebesar f300.
Biaya yang dikeluarkan pemerintah tersebut adalah biaya penilaian land Simplicitas
yang dimiliki oleh janda PE Gedofroij sebesar f300. Penilaian tetaplah
penilaian. Tidak ada informasi setelah penilaian tersebut dilanjutkan ke pembelian
oleh pemerintah. Sebagaimana diketahui, pemerintah secara terus menerus
melakukan upaya pembelian (akuisisi) tanah-tanah partikelir (land) yang muncul
pada era VOC. Tampaknya land Simplicitas menjadi dalah satu target.
Bataviaasch nieuwsblad, 23-05-1927 |
Akhirnya pemerintah mengakuisisi land Simplicitas
pada tahun 1927 (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 23-05-1927). Disebutkan bahwa hari
ini, transfer terjadi pada particuliere land Kebajoran (Simplicitas). Land itu,
milik Sin Kim Soen berukuran seluas 1.800 bau. Pembayaran dilakukan dengan
nilai sebesar 3.5 ton. Lahan budidaya (termasuk kebun sereh) yang merupakan
bagian dari lahan akan diberikan kepada penyewa saat ini dengan sewa jangka
panjang. Informasi ini juga menjelaskan bahwa pemilik terakhir dari land Simplicitas
adalah Sin Kim Soen yang diduga kuat membelinya dari keluarga de Vries.
Rijstpelmolen (gilingan padi) Simplicitas, 1930 |
Land Lebakboeloes en Simplicitas: Pasar Djoemahat
Pergeseran batas-batas wilayah yang lebih luas sudah sangat jarang
terjadi misalnya batas residentie dan batas afdeeling. Tidak demikian pada
batas-batas wilayah yang lebih kecil, terutama di dalam batas-batas land.
Perubahan dan pergeseran batas-batas land biasanya disebabkan adanya penjualan
dengan pembentukan land baru atau adanya penggabungan (peleburan) dua land
menjadi satu kepemilikan. Satu lagi yang perlu dicatat adalah nama-nama kampong,
selain muncul nama kampong baru juga
terjadi pergeseran kareana perpindahan penduduk (relokasi) atau wilayah kampong
semakin meluas.
Batas antara afdeeling Meester Cornelis dan afdeeling Buitenzorg sudah
tidak berubah. Land Simplicitas yang berada dalam ‘grey area’ telah ditegaskan oleh
pemerintah pendudukan Inggris pada tahun 1815. Oleh karena itu batas-batas land
yang masuk afdeeling Meester Cornelis dengan land yang berada di afdeeling
Buitenzorg mengacu pada batas afdeeling yang sudah dipetakan. Seperti diketahui,
land Tjinere dan land Ragoenan, land Simplicitas sudah eksis sejak era VOC.
Tiga land ini terbilang land pendahulu. Dalam perkembanganya, masih di era VOC
terbentuk land baru. Pada era Pemerintah Hindia Belanda (setelah tahun 1800)
tidak ada lagi pembentukan land partikelir, tetapi land yang sudah ada
dimungkinkan untuk membentuk land partikelir baru dengan pemekaran. Sementara
itu, sejumlah land partikelir diakuisisi oleh pemerintah dan dijual ke publik.
Selain itu, pemerintah juga mengoptimalkan lahan sisa dengan membentuk land
baru yang kemudian dijual ke publik. Luas lahan land partikelir semakin
menyusut, sebaliknya land pemerintah (verponding) semakin meluas. Meski begitu,
batas-batas wilayah afdeeling tetap adanya (tidak berubah).
Sebagaimana land Tjinere dan land Ragoenan, land Simplicitas juga adalah
land partikelir. Land Tjinere berada di wilayah afdeeling Buitenzorg; land
Ragoenan dan land Simplicitas yang sudah terbentuk di era VOC sebagai land
pendahulu menjadi batas afdeeling Meester Cornelis dengan afdeeling Buitenzorg
yang kemudian dimasukkan menjadi bagian dari wilayah District Kebajoran (Afdeeling
Meester Cornelis). Land Simplicitas sendiri di sisi timur berbatasan dengan
land Ragoenan yang dibatasi oleh sungai Kroekoet, sementara land Simplicitas di
sebelah barat berbatasan langsung dengan sungai Psanggrahan (District
Tengerang), sedangkan land Simplicitas di sebelah utara berbatasan dengan land
Gandaria dan land Pondok Pinang. Di selatan berbatasan dengan Buitenzorg.
.
.
District Kebajoran (d) |
Pada era Pemerintah Hindia Belanda land Simplicitas mengalami pemekaran
yang kemudian terbentuk land Pondok Laboe, land Lebak Boeloes dan land Trogong.
Oleh karena land Simplicitas, land Pondok Laboe dan land Lebak Boeloes bermula
dari land Simplicitas, maka jika ada penggabungan kepemilikan nama yang muncul
adalah tiga nama land ini. Sebelum adanya penataan sistem administrasi wilayah,
nama yang digunakan adalah nama land. Pernah land Simplicitas digabung dengan
land Lebak Boeloes tetapi secara umum tetap disebut land Simplicitas (mengacu
pada land induknya). Sebagai land induk, keutamaan lain land Simplicitas adalah
tempat dimana landhuis, pabrik penggilingan padi dan tentu saja pasar. Landhuis
Simplicitas sebagai ibukota di wilayah land juga berada di jalur lalu lintas
utama dari Buitenzorg ke Tanah Abang (land Simplicitas diakses dari Tanah Abang
via Kebajoran).
Java-bode, 29-03-1882 |
Pada tempo doeloe muncul nama land gabungan baru yang disebut land
Simplicitas en Pondok Laboe, tetapi pada tahun-tahun terakhir nama yang muncul
adalah land Lebakboloes en Simplicitas. Perubahan dan pergeseran nama wilayah
(berdasarkan nama land) disebabkan adanya perubahan kepemilikan atau terjadinya
perkembangan spasial baru (atas dasar lalu lintas jalan utama atau pertumbuhan
ekonomi dan semakin berkembangnya pasar). Oleh karenanya terkesan terdapat
persaingan antara land Pondok Laboe dan land Lebakboeloes. Namuan karena nama
land Simplicitas sebagai land pandahulu dan memiliki banyak keutamaan maka nama
(land) Simplicitas selalu menonjol dan sulit tergantikan.
Pasar lama Simplicitas, pasar baru Djoemahat (Peta 1914) |
Land Simplicitas dan land Tjinere pada masa kini |
Dalam perkembangannya nama wilayah Lebak Boelos en Simplicitas mereduksi
dan hanya disebut wilayah Lebak Boeloes (lihat Peta 1924). Menghilangnya nama
Simplicitas karena Lebak Boeloes semakin populer lebih-lebih posisi Pasar
Djoemahat berada di land Lebak Boeloes. Dalam nomenklatur penulisan juga sudah
terkesan nama Lebak Boelos lebih penting daripada nama Simplicitas yang ditulis
dengan Lebak Boeloes en Simplicitas (bukan sebaliknya). Nama Simplicitas yang
sudah berumur lebih dari satu abad melemah dan tamat. Kini, land Simplicitas
menjadi bagian dari kelurahan Lebak Bulus.
Pasar Simplicitas (lama); Pasar Djoemahat (baru) |
Nama Pasar Djoemat (Pasar Djoemahat) muncul ke
permukaan. Namanya terus dicatat. Orang semakin banyak yang mengetahui Pasar
Djoemat. Jauh sebelum ini juga terjadi di land Tandjong West. Nama pasar
sebelumnya adalah pasar Tandjong West lalu kemudian berganti nama menjadi Pasar
Minggoe. Namun pasar Tandjoeng West masih menyisakan warisan hingga ini hari
sebagai nama kelurahan Tanjung Barat (alih bahasa dari Tandjong West). Lalu
bagaimana warisan nama Simplicitas? Tidak terlihat. Namun sejarah tetaplah
sejarah. Nama-nama Pondok Labu, Lebak Bulus dan Pasar Jumat haruslah tetap dihubungkan
dengan nama Simplicitas jika membicarakan sejarah. Sebelum mengakhiri kisah
nama Simplicitas, satu pertanyaan yang juga penting dijawab adalah dimana
posisi landhuis Simplicitas?
Landhuis Simplicitas dengan halaman luas (1930) |
.
Posisi GPS landhuis Simplicitas pada zaman now
ini berada di kelurahan Lebak Bulus tepatnya di sebelah kiri jalan Ciputat Raya
selepas persimpangan jalan dari Rempoa/Tjipoetat. Landhuis ini berdasarkan foto
1930 dan Peta 1901 dan Peta 1914 memiliki halaman luas yang di depan bangunan terdapat
jalan setengah lingkaran dari dan ke jalan raya (dapat diakses dari dua arah).
Landhuis Simplicitas (Peta 1914) |
Eks landhuis Simplicitas di kelurahan Pondok Pinang (Peta 1995) |
Demikianlah sejarah panjang pasar Simplicitas
secara singkat, pasar yang kini dikenal sebagai Pasar Jumat. Mau jumatan? Boleh
juga ke masjid Lebak Bulus di land Simplicitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar