*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
Penamaan suatu tempat geografis adakalanya membuat kita sedikit bingung. Tempo doeloe tidak dikenal nama Rawa Bunga, Yang dikenal adalah Rawa Bangke. Lalu pada masa kini karena namanya kurang enak di telinga penduduk, lalu diubah namanya menjadi Rawa Bening dan kemudian (yang terakhir) diubah lagi menjadi Rawa Bunga. Dimana letak Rawa Boenga pada peta-peta lama tidak ditemukan. Tragis, bukan? Dimana letak nama tempat Jakarta (baca: Jacatra) dan dan dimana letak nama tempat Bogor bisa ditemukan dengan mudah pada peta-peta lama. Jadi, perubahan nama Rawa Bangke menjadi Rawa Bunga telah menimbulkan masalah (bukannya memecahkah masalah!).
Penamaan suatu tempat geografis adakalanya membuat kita sedikit bingung. Tempo doeloe tidak dikenal nama Rawa Bunga, Yang dikenal adalah Rawa Bangke. Lalu pada masa kini karena namanya kurang enak di telinga penduduk, lalu diubah namanya menjadi Rawa Bening dan kemudian (yang terakhir) diubah lagi menjadi Rawa Bunga. Dimana letak Rawa Boenga pada peta-peta lama tidak ditemukan. Tragis, bukan? Dimana letak nama tempat Jakarta (baca: Jacatra) dan dan dimana letak nama tempat Bogor bisa ditemukan dengan mudah pada peta-peta lama. Jadi, perubahan nama Rawa Bangke menjadi Rawa Bunga telah menimbulkan masalah (bukannya memecahkah masalah!).
Rawa Bangkai (Peta 1890 dan Bunga Bangkai (Now) |
Perubahan nama Rawa Bangke menjadi Rawa Bunga adalah satu hal. Pertanyaannya
mengapa Rawa Bening atau Rawa Bunga? Bukankah lebih tepat disebut Rawa Bangke
menjadi Rawa Bangka? Satu hal lain yang lebih penting adalah bagaimana sejarah
Rawa Bangke sendiri. Tentu saja sejarah Rawa Bangke belum pernah ditulis.
Lantas sepenting apa sejarah Rawa Bangke harus ditulis? Itulah pertanyaan yang
ingin kita jawab dalam menyusun Sejarah Jakarta. Semoga kita menemukan nama
Rawa Bangka telah bergeser menjadi Rawa Bangke. Untuk menambah pengetahuan,
mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Kelurahan Rawa Bunga, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur |
Rawa Bangke, Riwayat Mu Tempo Doeloe
Sebelum Meester Cornelis berkembang, wilayah di selatan Batavia adalah
area penempatan pasukan pribumi pendukung militer VOC/Belanda. Mereka berasal
dari Jawa, Bali, Malajoe (Palembang, Bangka dan Beliton), Manggarai, Ambon,
Makassar dan lainnya. Setelah selesai berdinas umumnya mereka menetap (tidak
kembali ke kampongnya masing-masing) dan membangunan usaha pertanian. Lalu
muncullah nama-nama-nama kampong sesuai asal-usul mereka, seperti: kampong
Bali, kampong Jawa, kampong Manggarai, kampong Malajoe dan kampong Makassar dan
kampong Ambon. Nama-nama rawa di sekitar area penempatan tersebut juga diberi
nama sesuai dengan para pemukim yang merujuk pada asal, seperti Rawa Bangka.
Peta 1824 |
Tentu saja nama-nama rawa dan nama kampong sudah
lama muncul. Bagaimana nama kampong/rawa Bangka bergeser menjadi kampong/rawa
Bangke mudah dipahami meski sudah dua abad berlalu (1600an-1800an). Pergeseran
ini tidak hanya dialami Rawa Bangka menjadi Rawa Bangke, juga ditemukan pada berbagai
nama tempat.
Ada
perbedaan pelafalan antara penutur asli (penduduk) dengan penutur asing (Eropa/Belanda).
Juga ada perbedaan antara yang didengar/diucapkan dengan yang ditulis sebagai
teks. Nama Jakarta diucapkan dan ditulis oleh orang Eropa/Belanda dengan (koding)
Jacatra; Semarang vs Samarang; Malajoe vs Melajoe; Menteng vs Menting. Orang Priangan
vs Preanger. Yang paling banyak dipertukarkan adalah Jogjakarta (lebih dari dua
puluh penulisan dalam teks). Nama Rawa Bangka dari penutur asli diucapkan dan
ditulis orang Eropa/Belanda sebagai Rawa Bangke.
Penulisan Rawa Bangka menjadi Rawa Bangke ternyata kelak memiliki
konsekuensi. Namun nama Rawa Bangke di era kolonial (Belanda) tidak terlalu
dipermasalahkan. Hal ini karena penulisan dengan nama Rawa Bangke secara tetap
digunakan lebih dari satu abad. Lagi pula saat itu tidak dipersoalkan. Penulisan
dengan Rawa Bangke sendiri masih baru. paling tidak sudah muncul pada Peta 1824
(dan sejak itu tidak pernah berubah hingga diubah namanya menjadi Rawa
Bening/Rawa Bunga).
Rawa Bangke (Peta 1824); Rawa Bunga (Now) |
Nama dan penulisan Bangke tidaklah merujuk pada bangkai (bangke?). Nama
dan penulisan Bangke merujuk pada nama kampong dan nama rawa Bangka. Bangke
dalam kosa kata Betawi pada masa ini (bangke), tempo doeloe diucapkan dan
ditulis dalam bahasa Melayu sebagai bangkai. Sebelum muncul penulisan teks
bangke, jauh sebelumnya sudah eksis bangkai (dalam bahasa Malajoe). Bangke
dalam pengertian sifat (bangkai) belum lama muncul. Oleh karenanya, kosa kata
bangkai menjadi bangke adalah bentuk pergeseran yang lain menurut waktu (yang
berbeda dengan nama tempat Bangka menjadi Bangke).
Lantas mengapa ada Rawa Bangke dan ada Bangka di
Afdeeling Meester Cornelis? Rawa Bangka adalah nama kuno yang bergeser menjadi
Rawa Bangke, tetapi kampong Bangka (di Kemang yang sekarang) masih terbilang
baru.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar