Laman

Senin, 13 September 2021

Sejarah Makassar (78): Parigi dan Moutong di Teluk Tomini. Kini Nama Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah; Orang Tomini

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini  

Nama teluk Tomini mengikuti nama orang Tomini. Nama Tomini kini juga menjadi nama kecamatan di kabupaten Parigi Moutong. Orang Tomini umumnya berada di wilayah kabupaten Parigi Moutong. Orang Tomini bebahasa Tomini, suatu bahasa yang berbeda dengan bahasa Bare’e (Poso) dan bahasa Kaili Ledo (Palu). Nama Tomini begitu penting sejak tempo doeloe.

Pada tahun 2002 kabupaten Donggala dimekarkan dengan membentuk kabupaten Parigi Moutong. Ibu kota berada di Parigi. Pada saat ini kabupaten Parigi Moutong terdiri dari 23 kecamatan, yaitu: Ampibabo, Balinggi, Bolano, Bolano Lambunu, Kasimbar, Mepanga, Moutong, Ongka Malino, Palasa, Parigi, Parigi Barat, Parigi Selatan, Parigi Tengah, Parigi Utara, Sausu, Siniu, Sidoan, Taopa, Tinombo, Tinombo Selatan, Tomini, Toribulu dan Torue. Wilayah kabupaten ini tempo doeloe terdapat dua kerajaan yakni Kerajaan Parigi dan Kerajaan Moutong. Kerajaan Parigi disebut berdiri pada tahun 1515 yang mana raja pertama yang memerintah adalah Makagero yang di lantik oleh Francisco Lesa, seorang gubernur Portugis. Saat itu wilayah Kerajaan Parigi terdiri dari empat wilayah; yaitu Lantibu, Masigi, Toboli, dan Dolago. Sementara Kerajaan Moutong berada di kecamatan Tinombo. Selain Kerajaan Parigi dan Kerajaan Moutong, kerajaan-kerajaan lain yang berada di sekitar Palu (kabupaten Donggala) adalah Kerajaan Palu, Kerajaan Sigi Dolo, Kerajaan Kulawi, Kerajaan Biromaru. Kerajaan Banawa dan Kerajaan Tawaili.

Lantas bagaimana sejarah Parigi Moutong? Seperti disebut di atas tempo doeloe terdapat dua kerajaan (Parigi dan Moutong) yang kini namanya disatukan menjadi nama kabupaten. Lalu apa keutamaan Parigi dan Moutong di teluk Tomini sejak masa lampau? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Tomini: Orang Tomini di Kampong Tomini di Teluk Tomini Berbahasa Tomini

Tunggu deskripsi lengkapnya

Teluk Tomini: Parigi dan Moutong

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar