*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Pahlawan Indonesia tiga generasi: Mohammad Hasyim Asy'ari, Wahid Hasyim dan Abdurrahman Wahid. Tentulah sangat menarik dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia sejak era Pemerintah Hindia Belanda hingga era Pemerintah Republik Indonesia. Masing-masing kakek, ayah dan cucu ini tentu sudah ditulis. Namun belum pernah ditulis bagaimana kronologisnya dalam perjuangan bangsa Indonesia.
Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Wahid Hasyim? Seperti disebut di atas, Wahid Hasyim adalah anak dari Hasyim Asy'ari dan ayah dari Abdurrahman Wahid. Yang belum dikaji adalah bagaimana pahlawan Indonesia tiga generasi ini berjuang untuk bangsa Indonesia. Dari mana dimulai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Pahlawan Nasional Hasyim Asy'ari: Ayah Wahid Hasyim
Nama Wahid Hasjim menjadi begitu penting pada akhir era Pemerintah Hindia Belanda. Pada saat itu Wahid Hasjim adalah ketua Madjilis Islam A'la Indonesia (MIAI), suatu federasi organisasi kebangsaan berlabel (agama) Islam. Dua organisasi kebangsaan Islam yang terbilang besar sejak lama adalah Nahdlatoel Oelama dan Mohammadiah.
Federasi oragnisasi kebangsaan Indoonesia yang pertama adalah Permoefakatan Perhimpoenan-Perhimpoenan Kebangsaan Indonesia yang disingkat PPPKI. Federasi ini digagas oleh Parada Harahap yang kemudian dibentik pada bulan September 1927. Organisasi kebangsaan Islam yang berpartisipasi dalam pembentukan PPPKI tersebut adalah Jong Islamieten Bond. Organisasi kebangsaan Nahdlatoel Oelama yang didirikan tahun 1926 secara psiko-politis bagian dari PPPKI, tetapi tidak dengan Sarikat Islam yang secara tegas menolak tergabung dengan PPPKI. Sarikat Islam memiliki visi misi dan agenda tersediri. Atas usul MH Thamrin pada kongres PPPKI yang terakhir dibubarkan dan lalu dibentuk jenis federasi yang baru yakni Federasi Indonesia Raya. Dalam perkembangannya organisasi kebangaan Boedi Oetomo pada tahun 1935 fungsi dengan Partai Bangsa Indonesia (PBI) yang kemudian terbentuk Partai Indonesia Raya (Parindra) yang juga menjadi bagian dari Federasi/Madjelis Indonesia Raya. Federasi Indonesia Raya ini yang kemudian bermetamorfosis menjadi Madjelis Rakjat Indonesia tahun 1941 yang dipimipin oleh Mr Amir Sjarifoeddin Harahap dkk. Pada saat itu juga sudah terbentuk Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI),
Pada tahun 1941 diadakan Kongres Muslimin Indonesia (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 08-07-1941). Disebutkan dalam kongres ini ketua MIAI Kijai Wahid Hasjim memberikan kata sambutan. Wahid Hasjim adalah ketua delegasi Nahdlatoel Oelama di MIAI, Dalam kongres ini juga wakil ketua MIAI Wondoamiseno (delegasi PSII) memberikan penjelasan tentang tujuan MIAI. Ketua Pengurus Besar Moehammadijah, HM Mansjoer juga datang ke kongres tetapi tida-tiba sakit sehingga tidak bisa menghadiri,
Nahdlatoel Oelama adalah organisasi kebangsaan berbasis keagamaan (Islam) didirikan pada tahun 1926. Pada tahun organisasi ini menerbitkan organ surat kabar Oetoesan Nahdlatoel Oelama yang terbit pertama di Soerabaja (lihat Nieuwe Rotterdamsche Courant, 12-02-1929). Organisasi ini kemudian mendapat pengesahaan sebagai organisasi resmi yang berbadan hukum (lihat De Indische courant, 12-02-1930). Disebutkan Anggaran Dasar Perhimpunan Nahdlatoel Oelama di Soerabaja telah disahkan dengan Keputusan Pemerintah dan karenanya telah diakui sebagai badan hukum. Pada saat pengakuan hukum organisasi Nahdlatoel Oelama di Batavia, pada waktu yang sama di Soerabaja di dewan kota (gemeenteraad) Soerabaja baru terpilih anggota dewan kota mewakili pribumi (beragama Islam) bernama Radjamin Nasution (seorang pejabat pabean di pelabuhan Tandjoeng Perak yang pernah kuliah di STOVIA). Radjamin Nasution adalah pengurus Partai PBI di Soerabaya yang diketuai oleh Dr Soetomo. Dalam perkembangannya diketahui ketua NU adalah Hadji Wahid Hasjim (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 26-03-1940). Disebutkan kemarin NU melakukan pertemuan di gedung Permoefakatan Indonesia (PPPKI) yang dihadiri 500 orang. Dalam pertemuan ini diadakan kuliah yang disampaikan oleh Zainoel Arifin Pohan dengan judul Den Mensch en de Godsdiensts. Setelah itu H Wahid Hasjim ketua badan pusat NU di Soerabaja menyampaikan tujuan NU. Pembicara terakhir adalah Ir Sofoean dari ANO (organisasi pemuda dari NO) di West Java yang menjelaskan tujuan dari organisasi pemuda tersebut..
Bagaimana lata belakang Hadji Wahid Hasdjim didak diketahui dan kurang terinformasikan. Nama Wahid sendiri adalah nama besar pada masa lalu di Banten. Kijai Hadji Wahid (yang juga adakalanya ditulis Hadji Wasid) adalah pemimpin perlawan terhadap otoritas Pemerintah Hindia Belanda di Tjilegon pada tahun 1888. Nama Hadji Wahid sulit dilupakan Pemerintah Hindia Belanda karena dalam pemberontakan itu dua pejabatnya terbunuh (Asisten Residen dan Patih). Nah, sekarang siapa Hadji Wahid Hasjim? Apakah semacam penerus KH Wahid dari Tjilegon? Yang jelas Hadji Wahid adalah anak dari KH [Mohamad] Hasjim Asy'ari.
Pada era pendudukan militer Hadji Wahid Hasjim sudah termasuk orang Indonesia terkemuka di Djawa (lihat Orang Indonesia jang terkemoeka di Djawa, Gunseikanbu, 1944). Dalam halini Hadji Abdoel Wachid Hasjim sebagai Giin Tyuuoo Sangi-In di Djakarta.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Pahlawan Nasional Wahid Hasyim: Ayah Abdurrahman Wahid (Gusdur)
Pada era perang kemerdekaan Indonesia masih menjabat sebagai Ketua Muslim Indonesia, Besar dugaan Wahid Hasjim masih berada di Batavia/Djakarta. Dalam perang ini dengan tegas Wahid Hasjim sebagai bagian dari perjuang Indonesia (luhat Algemeen Handelsblad, 15-10-1945). Disebutkan pemimpin Muslim Wahid Hasjim menghimbau kepada seluruh umat Islam di dunia untuk mendukung gerakan kemerdekaan di Hindia Belanda.
Sebagai ketua muslim di Indonesia, dalam operasi di lapangan, barisan Islam dipimpin oleh Zainoel Arifin Pohan sebagai komandan Hisbulah di Batavia dan sekitar. Pada saat ini komanda perlawanan sudah terbentuk di Baodoeng yang diangkap sebagai Markas Besar yang memiliki akses langsug ke Radio Bandoeng. Markas Besar ini dipimpin oleh eks KNIL Abdoel Haris Nasution. Sedangkan penyiar Radio Bandoeng adalah Sakti Alamsjah Siregar (kelap menjadi pendiri surat kabar Pikiran Rakyat di Bandoeng)..
Pada bulan Oktober ini Wahid Hasjim diketahui sebagai salah satu anggota badan pekerja KNIP (lihat Het dagblad : uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia, 31-10-1945). Badan ini dipimpin oleh Soetan Sjahrir sebagai ketua dan Mr Amir Sjarifoeddin Harahap sebagai wakil ketua dan sekretarsi Raden Soewandi. Sebagai anggota termuda badan ini adalah Adam Malik. Dalam berita ini disebutkan Wahid Hasjim adalah ketua Moelem League (pendukung Jinnah).
Dalam fase ini, selain anggota badan kerja KNIP, Wahid Hasjim sejak awal adalah salah satu Menteri Negara dari Kabinet Presidensial (Presiden Siekarno) yang diresmikan pada 19 Agustus 1945. Sebelumnya juga Wahid Hasjim sebagai salah satu anggota BPUPKI.
Dalam Kabinet Sjahrir III, kembali nama Wahid Hasjim sebagai Menteri Negara (lihat Nieuwe courant, 03-10-1946).
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar