*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Ir
Soekarno, yang kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia adalah seorang
insinyur yang sangat piawai dalam pengetahuan sejarah. Jelas Ir Soekarno bukan
ahli sejarah (sejarawan) tetapi Ir Soekarno adalah peminat sejarah, yang secara
intens selalu memperhatikan sejarah. Katanya: Bung! Jangan sekali-kali
melupakan sejarah.
Pada tahun 1957 Ir Soekarno, Presiden Indonesia mendapat
hadiah pesawat dari pemerintah Rusia.. (Wikipedia). Saat pesawat mendarat di
lapangan terbang Tjililitan, 24 Januari 1957, Presiden Soekarno segera melihat
pesawat tersebut. Setelah penyerahan, Presiden Soekarno memberi kata sambutan
dan pada akhir pidatonya, Presiden Soekarno memberi nama pesawat itu dengan
nama Dolok Martimbang. Semua orang molohok, sebab semua orang berpikir akan
dinamai Gatotkatja. Bahkan orang-orang pers bingung nama apa itu atau apa arti
Dolok Martimbang. Beberapa hari kemudian, Kementerian Pendidikan membentuk tim
penelitian untuk berkunjung ke Tapanoeli untuk menyelidiki sejarah Dolok
Martimbang. Pemerintah Residentie Tapanoeli yang beribukota di Sibolga aktif
membantu tim peneliti pusat. Dolok Martimbang dalam hal ini adalah suatu
bukit/gunung (dolok) di wilayah kabupaten Tapanuli Utara yang disebut
Martimbang. Gunung Martimbang ini kerap dijadikan sebagai tempat bermusyawarah
para pemimpin lokal yang saat itu tengah berperang terhadap kehadiran Belanda. Dengan
katan lain, arti martimbang adalah riil, nyata yang timbul dari arti maimbang, menimbang,
mempertimbangkan dan lalu memutuskan untuk dijadikan ketetatapn.
Pertanyaananya: Mengapa Ir Soekarno mengetahui sejarah Dolok Martimbang? (lihat
sejarah pesawat Dolok Martimbang dalam blog ini). Dolok Martimbang adalah nama
pesawat kepresidenan RI pertama.
Lantas
bagaimana sejarah Ir Soekarno menjadi peminat sejarah dan intens mempelajari
sejarah? Seperti
disebut di atas, Ir Soekarno mengetahui persis sejarah Dolok Martimbang. Pada
era pergerakan kemerdekaan Indonesia (tahun 1927-1933) Ir Soekarno sering
merjuk nama tokoh sejarah Soeltan Agoeng dan Pangeran Diponegoro. Demikian juga
ujarannta seklama perang kemerdekaan hingga era pengakuaan kedaulatan Indonesia
di setipa daerah Presiden Soekarno mengingatkan sejarah lokal dan sejarah
nasional. Bagaimana itu bisa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.