Laman

Minggu, 13 Februari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (415): Pahlawan Indonesia - Oei Kiauw Pik, DoktEr DoktOr Lulusan Leiden; Soerabaja Hingga Surabaya

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Siapa Oei Kiauw Pik? Pada masa ini nama Oei Kiauw Pik dihubungkan dengan RS Adi Husada di Surabaya. Namun sulit menemukan narasi sejarah Oei Kauw Pik. Apakah tidak ada yang peduli? Yang jelas sejarah tetaplah sejarah. Okelah. Banyak tokoh sejarah yang kurang terinformasikan.

Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan adalah sebuah rumah sakit di Surabaya, Indonesia. Rumah sakit ini pada awalnya adalah sebuah perkumpulan Tionghoa yang didirikan tanggal 25 November 1927 dengan ketua pengurus pertama Oei Kiauw Pik (Wikipedia). Sementara itu dalam laman Ancestor disebut Oei Kiauw Pik lahir tanggal 7 Juli 1896 di Surabaya, Dr Oei Kiauw Pik meninggal 23 Mei 1978 di San Jose, Santa Clara, California. Dalam website RS Adi Husada disebutkan seorang dokter muda yang baru pulang kembali ke Surabaya setelah menyelesaikan pendidikannya di Holland, Oei Kiauw Pik memulai kegiatannya tahun 1923-1924 dengan modal f 300 sebulan untuk bantuan obat-obatan dari Perkumpulan Dagang Tiong Hwa dengan memakai pavilion disamping Kantor Dagang di jalan Cantian (Jl. Kembang Jepun 21-23) yang dipergunakan sebagai poliklinik darurat. Pada tahun 1937 tercatat Rumah Sakit Tiong Hwa Ie Wan beralamat di Jl. Kapasari 99 – 101 Surabaya. Sedangkan bulan September 1945, dibuka Rumah Sakit Tiong Hwa Ie Wan di Jl. Undaan Wetan 40-44 Surabaya. Pada tahun 1964  tercatat bergabungnya dua orang pejabat dari kantor Inspeksi Kesehatan ]awa Timur ke dalam jajaran kepengurusan Rumah Sakit Tiong Hwa Ie Wan, yaitu: dr. Ong Tjeng An dan R. Sudjarwa. Merekalah yang mendirikan Sekolah Penjenang Kesehatan yang pada tahun 1965 diubah menjadi Sekolah Pengatur Rawat. Dikemudian hari sekolah ini dikenal sebagai Akademi Keperawatan Adi Husada. Pada tanggal 16 juli 1975 nama Soe Swie Tiong Hwa Ie Wan diubah menjadi “perkumpulan adi husada”.

Lantas bagaimana sejarah Oei Kiauw Pik? Seperti disebut di atas, nama Oei Kiauw Pik dihubungkan dengan RS Adi Husada di Surabaya. Namun siapa Oei Kiauw Pik kurang terinformasikan. Lalu bagaimana sejarah Oei Kiauw Pik? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Indonesia dan Oei Kiauw Pik: Dokter Doktor Lulusan Leiden

Setelah lulus sekolah dasar berbahasa Belanda, Oei Kiauw Pik melanjutkan studi ke tingkat sekolah menengah. Pada tahun 1910, Oei Kiauw Pik lulus ujian masuk di sekolah HBS Soerabaja (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 25-04-1910). Dari lima puluh siswa yang diterima semua orang Eropa/Belanda kecuali D[joko] Askatdono dan Oei Kiauw Pik. Oei Kiauw Pik kemudian melanjutkan studi ke Belanda.

Djoko Askatdono tidak melanjutkan studi, tetapi melamar sebagai pegawai pemerintah sebagai leerling-opziener di Soerabaja (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 21-05-1915). Sedangkan Oei Kiauw Pik baru berangkat studi pada tanggal 2 Februari 1916 dengan kapal ss Prins der Nederlanden dari Batavia dengan tujuan akhir Nederland (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 02-02-1916). Semua penumpang Eropa/Belanda kecuali Oei Kiauw Pik dan Ny Asmaoen dan tiga anak. M Asmaoen adalah dokter yang mendapat cuti satu tahun. Dr Asmaoen sendiri sudah beberapa waktu di Belanda, berangkat ke Belanda pada bulan Mei tahun sebelumnya (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 26-05-1915). Sebelumnya disebutkan dokter Asmaoen diberi cuti satu tahun karena sakit (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 18-05-1915).   

Oei Kiauw Pik lulus ujian natuurkundig (fisika) pertama (propaeduetisch) pada fakultas kedokteran di Universiteit te Leiden (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 07-06-1916). Pada tahun 1918 Oei Kiauw Pik lulus ujian kandidat di geneeskunde Leiden (De avondpost, 19-06-1918). Oei Kiau Pik aktif di organisasi Chung Hwa Hui.

Pada saat libur tahun 1918 Federasi Mahasiswa Indonesia (Congres Indonesisch Verbond) menyelenggarakan kongres yang diadakan di Wageningen (lihat De avondpost, 31-08-1918).  Kongres ini turut dihadiri Oei Kiauw Pik. Federasi ini merupakan gabungan mahasiswa Indo/Belanda, Cina dan pribumi dari berbagai asosiasi di Belanda. Dalam hal ini anggota asosiasi mahasiswa pribumi Indische Vereeniging (Perhimpoenan Hindia) dan asosiasi mahasiswa Cina Churg-Hwa Hui turut serta. Dalam kongres ini sejumlah mahasiswa berbicara diantaranya Thung Tjeng Hiang, Soerjo Poetro, Goenawan Mangoenkoesoemo, Sorip Tagor Harahap, Samsi Sastrawidagda, Oei Kiauw Pik, Zainoeddin Rasad, Han Tiouw Tjong, Sin Ki Aij dan Dahlan Abdoellah serta Todoeng Harahap gelar Soetan Goenoeng Moelia. Jumlah peserta kongres lebih dari 100 mahasiwa. Ketua Kongres adalah JA Jonkman. Federasi mahasiswa Indonesia sendiri memiliki lebih dari 700 anggota yang terdiri dari Hollander, Indonesier dan Chineesen. Dalam Kongres ini yang dibicarakan adalah keinginan masyarakat Indonesia (Hindia Belanda) untuk bebas menentukan nasib sendiri yang tidak terikat dengan Kerajaan Belanda. Namun demikian disebutkan bantukan kerajaan Belanda dapat diterima yang sesuai dengan Liga Bangsa-Bangsa. Sorip Tagor di dalam forum disebutkan menyatakan: ‘Sorip Tagor percaya bahwa sejarah menunjukkan bahwa Belanda di Hindia tidak selalu damai. Indonesia seharusnya tidak mencari kerja sama dengan Belanda, tetapi mengharapkan kepemimpinan dari Indonesia sendiri’. Mungkin pernyataan Sorip Tagor yang viral di surat kabar ini juga dibaca oleh Soekarno yang masih duduk di kelas dua di sekolah menengah HBS di Soerabaja dan Mohamad Hatta masih kelas empat HBS sekolah PHS Batavia. Sorip Tagor lahir di Padang Sidempoean, satu kampung dengan Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan pendiri Inddische Vereeniging di Belanda tahun 1908. Sementara Han Tiouw Tjong menginginkan Peraturan Pemerintah diubah sedemikian rupa sehingga penduduk Hindia akan terbagi menjadi warga negara Belanda, orang asing yang berasimilasi dan orang Indonesia. Peraturan pemerintah saat itu mendefinisikan Orang Timur Asing (seperti Cina dan Arab) yang dalam hal ini dianggap sebagai orang asing (sebagai tamu), sedangkan Han Tiouw Tjong ingin definisinya Orang Timur Asing sebagai orang yang menetap (karena sudah turun temurun). Hal itulah mengapa semua orang Timur Asing di Hindia dibedakan status kewarganegaraanya.

.Pada awal tahun 1919 akan diadakan kembali kongres mahasiswa Indonesia di Belanda (Het vaderland, 31-12-1918) Disebutkan Perhimpoenan Pelajar Indonesia akan menggelar kongres kedua pada Jumat 31 Januari dan Sabtu 1 Februari 1919. Pada hari pertama, pertanyaan “Apa yang bisa, dan mungkin diharapkan Indonesia sekarang dari Belanda?” akan diperkenalkan oleh H. Kraemer, M. Goenawan Mangoenkoesoemo dan Oei Kiauw Pik. Pada hari kedua, topik "Apakah pendidikan tinggi diinginkan dan mungkin di Indonesia sekarang", akan disampaikan oleh Loekman Djajadiningrat, Be Kiat Tjong dan PM Adriaanse.

Dalam pertemuan hari pertama Oei Kiauw Pik berbicara (lihat De Maasbode, 01-02-1919). Disebutkan Oei Kiauw Pik menjelaskan pernyataan berikut: 'Belanda harus berkontribusi pada kemandirian ekonomi Hindia, yang terutama dapat dicapai melalui hubungan yang lebih erat antara Hindia dan Cina. Setiap bangsa harus dilatih untuk kemandirian ekonomi. Dan satu-satunya pertanyaan adalah apakah masyarakat Hindia siap untuk itu. Di Hindia penurunan ekonomi dapat diamati. Orang-orang Hindia tidak akan bisa hidup dari pertanian. Waktunya tidak akan lama lagi ketika setiap petani Hindia akan dihadapkan oleh pribumi yang berbudaya. Penciptaan industri besar di Hindia diinginkan dan diperlukan. Selain modal, ada juga pertanyaan tentang tuntutan pekerja, yang pemecahannya harus ke arah ini, penggunaan tenaga kerja yang paling cocok: Chineesche. Di perumahan tenaga kerja, pasar tenaga kerja telah membuat lebih sulit tetapi untuk pengawasan tidak sampai di sana saja, itu hanya akan mengarah pada perbudakan yang diatur. Kita harus beralih dari kontrak ke kerja bebas, yang tampaknya ingin dipromosikan oleh industri. Dengan banyak kutipan, pembicara bermaksud bahwa China akan membentuk area penjualan yang penting. itu harus dipahami di Hindia untuk memanfaatkannya. Orang Cina harus diperlakukan sama dalam yurisprudensi di Hindia, bahwa pajak yang paling membebani orang Chana harus disatukan. Perbaikan telah dilakukan, tetapi pembagian kelas tetap utuh. Apakah Belanda akan dapat memenuhi tugasnya, masa depan akan memberikan jawaban?’. Sorp Tagor Harahap dalam menanggapi pernyataan JA Jonkman menyatakanbahwa tidak selalu ditunjukkan di Timur bahwa Belanda cinta damai. Kami tidak membutuhkan kerjasama, tetapi kepemimpinan kami untuk dapat mencapai kedewasaan penuh dan kami hanya mengharapkan bimbingan saja dari Belanda’. Pada kongres hari kedua, Oei Kiauw Pik menanggapi pernyataan PM Adriaanse. Oei Kiauw Pik berpendapat bahwa Adtiaamse telah mengabaikan kesenjangan sempit yang ada antara pendidikan pada umumnya, pendidikan tinggi pada khususnya, dan kebutuhan masyarakat. Di Hindia, 30 sen dibelanjakan per siswa, di Belanda 6,80 sen. Jumlah anak siswa di Hindia besar. Di Hindia ada dokter satu setiap 300.000 jiwa sementara di Belanda 1 per 2.000 jiwa. Harus ada dorongan yang luar biasa untuk bertindak dari Belanda! Bukan sekolah menengah, tetapi sepuluh perguruan tinggi. Sementara Sorip Tagor Harahap keberatan dengan Andriaanse yang selalu merujuk pada India (Inggris) dan Jepang tentang soal Hindia. Sedangkan guru Todoeng Harahap gelar Soetan Goenoeng Moelia meminta pemimpin Eropa tidak menunda sekolah menengah di Indonesia, tetapi lebih baik disegerakan membangunnya.

Pada tahun 1919 ini Oei Kiauw Pik sebagai ketua Chung Hwa Hui (lihat Het vaderland, 12-04-1919). Kongres Indonesia kembali digelar pada bulan Setember 1919. Pada hari ketiga pembicaea yang tampil adalah Koningsbergen dengan topik “Apa yang sekarang diharapkan Belanda dari Indonesia?”. Ada beberapa pembahas yang dicatat antara lain Tan Malaka, Oei Kiauw Pik ketua Chung Hwa Hui, Dahlan Abdoellah dan Kwa Tjoen Sioe. Oei Kiauw Pik berpendapat bahwa Belanda hanya mengkritik sikap orang Indonesia dan tidak mengungkapkan aspirasi mereka sendiri terhadap Hindia Belanda.

Chung Hwa Hui kembali mengadakan pertemuan umum dengan mengundang pembicara, Ny. Dr Aletta H  Jacobs yang pernah berkunjung ke Tiongkok pada tahun 1913 dengan topik ‘Indrukken van de Vrouwenbeweging in China’/Kesan Gerakan Perempuan di Cina’. Pertemuan ini dibuka oleh ketua Oei Kiauw Pik (lihat  Algemeen Handelsblad, 22-10-1919). Sebelumnya dalam pertemuan umum yang diadakan pada bulan April menghadirkan pembicara JL Duyvendak, Lector in het Chineesch di Lidsche Universiteit dengan topik ‘De Ontwaking van China/Kebangkitan China’ (lihat  Het vaderland, 12-04-1919).  Pada bulan Mei, Oei Kiauw Pik mengakhiri kepengurusannya di Chung Hwa Hui (lihat Het Vaderland : staat- en letterkundig nieuwsblad, 01-06-1920). Pidato perpisahan Oei Kiauw Pik bertema Bolshevisme dan Nasionalisme yang menguraikan intervinsi Barat di Tiongkok.

Setelah tidak terlalu aktif di organisasi, Oeu Kiauw Pik mulai sepenuhnya fdokus pada studi. Pada tahun 1922 Oei Kiauw Pik lulus ujian dan mendapat gelar dokter di Universiteit te Leiden (lihat Arnhemsche courant, 07-02-1922). Oei Kiauw Pik sudah berada di Belanda selama enam tahun sejak kedatangannya pada tahun 1916. Yang lulus dan mendapat gelar dokter pada tahun 1922 ini adalah Dr Sardjito. Namun Oei Kiauw Pik tidak segera pulang ke tanah air, Oei Kiauw Pik masih meneruskan studinya ke tingkat doktoral. Dr Sardjito juga melanjurtkan studi ke tingkat doktoral.

De Preanger-bode, 22-01-1923 merangkum hasil-hasil yang diraih oleh mahasiswa Indonesia di Belanda selama tahun 1922. Dipromosikan ke doktor hukum R Soegondo dan RM Koesoema Atmadja dengan desertasi masing-masing ‘Vernietiging van Dorpsbesluiten’ dan ‘De vrome Mohammedaansche stichtingen in Indie’. Lulus ujian sarjana hukum R Oerip Kartodirdjo, R Moekiman, M. Besar, M Soemardi, R Sastromoeljono, dan R Panji Singgih. Lulus gelar dokter M Sardjito. Lulus candidat sarjana hukum  Pamoentjak. Lulus kandidat sarjana  akuntan R Pandji Nindito, juga lulus kandidat sarjana perdagangan umum (tidak disebut nama), M Herman lulus kandidat lndologi, dan lulus ujian ilmu perdagangan M. Aboetari.

Pada bulan April 1923 Dr Oei Kiauw Pik berhasil meraih gelar doktor dalam bidang kedokteran (lihat De avondpost, 04-04-1923). Disebutkan Oei Kiauw Pik, seorang Cina kelahiran Jawa, yang studi kedokteran di Leiden, dipromosikan menjadi doktor ilmu kedokteran di Wina (Austria). Beberapa bulan kemudian Dr. Sardjito juga  lulus ujian tingkat doktotal dan meraih gelar doktor (lihat Het Vaderland : staat- en letterkundig nieuwsblad, 11-07-1923). Disebutkan Dr. Sardjito lahir di Madioen berhasil mempertahankan desertasi di Universiteit Leiden berjudul ‘Immunisatie tegen bacillaire dysenterie door middel van de baéteriophaag antidysénteria Shiga-Kruse’. Dr Sardjito kelak dikenal sebagai Rektor UGM pertama.

Orang Indonesia yang telah meraih gelar doktor di Belanda hingga 1923 sudah ada beberapa mahasiswa. Yang pertama meraih gelar doktor (Ph.D) adalah Husein Djajadiningrat pada tahun 1913 di Universiteit te Leiden dalam bidang Indologi/sastra dengan predikat pujian. Lalu kemudian disusul Dr. Sarwono (medis, 1919), Mr. Gondokoesoemo (hukum 1922) dan RM Koesoema Atmadja (hukum 1922). Dr. Sardjito (medis, 1923); dan Dr. Mohamad Sjaaf (medis, 1923).

Dr Oei Kiauw Pik adalah orang Cina asal Hindia yang kedua meraih gelar doktor. Sebelumnya pada tahun 1922 Han Tiauw Tjong meraih gelar doktor dalam bidang teknik (mesin) di Universiteit te Delft (lihat De Maasbode, 14-09-1922). Han Tiouw Tjong adalah ketua Chung Hwa Hui periode 1921./1922. Dr Oei Kiauw Pik seperti disebut di atas ketua Chung Hwa Hui periode 1919/1920.

De Preanger-bode, 10-07-1924: ‘Diantara mereka yang mengabdikan diri untuk mempelajari ilmu-ilmu Barat karena cinta pada tempat kelahiran mereka, biasanya ditemukan nama-nama penduduk Cina yang telah menetap disini selama lebih dari seratus tahun. Demikianlah nama (marga) Tan berulang kali kita jumpai, dan salah satu contoh terbaru adalah kasus Dr Oei Kiauw Pik yang akan segera tiba di Jawa setelah menyelesaikan studinya di Eropa. Dr Oei memperoleh gelar doktor medicinae di Universitas Wina, adalah putra dari Oei Swan Tie yang terkenal dari Wonokromo (Soerabaya), bersekolah di sekolah THHK di kota buaya, kemudian pergi ke Belanda melanjutkan studi dan akhirnya berangkat ke Leiden selepas HBS. Dari sana, Oei berangkat ke Wina sebagai mahasiswa dan merupakan orang Tionghoa pertama disana yang memperoleh gelar seperti itu, memimpin Wiener Journal dan majalah lainnya. memuji kehadiran dan promosinya. Oei berkeinginan untuk menetap di Soerabaja sebagai spesialisasi penyakit anak-anak dan tentunya akan sangat disambut baik oleh masyarakat Cina. Dapat dilihat bahwa uang papanya yang terutang ke Hindia dihabiskan dengan baik untuknya. Hadir kembali dalam bentuk yang menarik untuk kemaslahatan negeri’..

Tunggu deskripsi lengkapnya

Dr Oei Kiauw Pik: Dari Soerabaja ke Leiden Kembali ke Soerabaja

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

1 komentar: