Laman

Selasa, 19 April 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (540): Pahlawan Indonesia - Transisi Pendidikan Guru; Studi ke Belanda-Terbentuknya SistemPendidikan

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pendidikan meoderen (penggunaan aksara Latin) di Indonesia pada dasarnya merujuk pada pandidikan barat Eropa). Dalam perkembangannya sistem pendidikan yang dikembangkan di Indonesia berawal dari bentuk sistem pendidikan di Belanda. Pemerintah Hindia Belanda secara sadar menganggap penting pendidikan bagi (penduduk) pribumi, namun bagaimana memulainya tidak seudah menerapkan pendidikan Belanda di Hindia bagi orang-orang Eropa/Belanda. Pada fase inilah awal sistem pendidikan Indonesia (baca: pribumi) terbentuk. Guru-guru Belanda memang perlu, tetapi tidak cukup. Untuk memenuhi syarat cukup dalam sistem pendidikan pribumi (bukan kuantitas, tetapi kualitas) diperlukan guru-guru pribumi.

Introduksi pendididikan di Indonesia (baca: Hindia Timur) dimulai sejak era Portugis dimana orang-orang Portugis memperkenalkan tulisan aksara Latin. Pada awalnya bersifat informal sebelum diambil alih para misionaris dengan mengembankan lembaga pendidikan sendiri. Namun pendidikan yang diselenggarakan masih terbatas sekadar baca tulis. Dengan kata lain, sistem pendidikan yang dibentuk para misionaris Portugis dan kemudian para misionaris Belanda (pada era VOC)) hanya bersifat non-formal. Itu hanya terbatas di kota-kota dimana ditemukan orang Eropa. Seiring dengan pembentukan Pemerintah Hindia Belanda tahun 1800 (yang disela pendudukan Inggris 1811-1816) sistem pendidikan dintroduksi dengan merujuk sistem pendidikan yang ada di Belanda. Namun itu tidak mudah bagi pribumi, terutama di daerah-daerah baru dimana cabang pemerintahan baru dididirikan. Hal itu karena ada pada penduduk menganggap produk pendidik Eropa itu tidak berguna sementara sistem pendidikan tradisi (agama Islam) masih eksis. Pada daerah-daerah tertentu secara perlahan sistem pendidikan Eropa/Belanda mulai direspon penduduk. Pada fase inilah terjadi (proses) transisi pendidikan yang menjadi awal terbentuknya sistem pendidikan Indonesia (Hindia Belanda).

Lantas bagaimana sejarah transisi (sistem) pendidikan Indonesia? Seperti disebut di atas, transisi pendidikan ini terjadi pada era Pemerintah Hindia Belanda. Pada berbagai tahapan, mulai tingkat sekolah dasar, sekolah menengah dan perguruan tinggi dimulai dengan mengirim atau para pribumi berangkat studi ke Belanda. Lalu bagaimana sejarah transisi pendidikan Indonesia? Topik ini sejauh ini belum ada yang menulis. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Indonesia dan Transisi Pendidikan Guru: Studi ke Belanda - Terbentuknya Sistem Pendidikan

Tunggu deskripsi lengkapnya

Transisi Pendidikan Guru: Awal Pertumbuhan dan Perkembangan (Sistem) Pendidikan di Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar