*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Hazairin
di laman Wikipedia namanya disebut Prof Dr Hazairin Harahap. Okelah, itu satu
hal. Hal lainnya yang penting adalah Hazairin adalah pahlawan Indonesia yang
telah ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional. Siapa Hazairin? Lulusan fakulas
hukum Rechthoogeschool Batavia yang sangat ahli hukum adat Redjang (Bengkulu)
dan hukum adat Tapanuli Selatan. Bagaimana bisa?.
Prof. Dr. Hazairin Harahap (28 November 1906 – 11
Desember 1975) adalah seorang pakar hukum adat. Ia menjabat Menteri Dalam
Negeri dalam Kabinet Ali Sastroamidjojo I. Hazairin lahir di tengah-tengah
keluarga taat beragama, dari pasangan Zakaria Bahri Harahap dan Aminah
(Minangkabau). Ayahnya adalah seorang guru dan kakeknya, Ahmad Bakar, adalah
seorang ulama. Dari kedua orang tersebut, Hazairin mendapat dasar pelajaran
ilmu agama dan bahasa Arab. Hazairin menamatkan pendidikannya di Sekolah Tinggi
Hukum Jakarta (Recht Hoge School) pada tahun 1936, dengan gelar doktor hukum
adat. Setamat kuliah, Hazairin bekerja sebagai kepala Pengadilan Negeri Padang
Sidempuan (1938-1945). Selama menjabat, Hazairin juga melakukan penelitian
terhadap hukum adat Tapanuli Selatan. Atas jasa-jasanya itu, dia diberikan
gelar "Pangeran Alamsyah Harahap." Pada April 1946, dia diangkat
sebagai Residen Bengkulu, merangkap Wakil Gubernur Militer Sumatra Selatan.
Ketika menjabat sebagai residen, dia mengeluarkan uang kertas yang dikenal
sebagai "Uang Kertas Hazairin." Sesudah revolusi fisik berakhir, dia
diangkat menjadi Kepala Bagian Hukum Sipil Kementerian Kehakiman. Hazairin
terjun di kancah perpolitikan Indonesia, dengan ikut mendirikan Partai
Persatuan Indonesia Raya (PIR) (Wikipedia).
Lantas
bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Hazairin? Seperti disebut di atas, Hazairin adalah ahli hukum bergelar doktor
dalam bidang hukum. Keahlian khususnya adalah hukum adat terutama ada Redjang
dan ada Tapanuli Selatan. Lalu bagaimana sejarah Hazairin? Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.