*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Pada saat Elisa Netscher melakukan studi bahasa
Melayu di Riau tahun 1852, tidak ada orang (ahli atau peneliti) bahasa yang telah
membicarakan tata bahasa Melayu. Kajian Netscher tentang bahasa Melayu hanya
sebagai pelengkap dari kajian-kajian sebelumnya. Khusu kajian tatabahasa bahasa
Melayu baru dimulai pada tahun 1881, tidak di Tanjung Pinang, tetapi di Padang
Sidempoean. Itu semua karena dipicu oleh NH van der Tuuk yang sudah
mempublikasikan tata bahasa pertama di nusantara, yakni tata bahasa Batak.
Awal mula terbentuk bahasa Melayu di pantai timur Sumatra pada abad ke-7. Seiring dengan perkembangan transformaso bahasa Sanskerta menjadi bahasa Melayu, maka lingua franca bergeser dari bahasa Sanskerta menjadi bahasa Melayu. Sejak inilah bahasa Melayu menyebar ke seluruh nusantara termasuk ke Semenanjung Malaya bahkan hingga ke pantai timur Tiongkok dan Madagaskar. Hingga kehadiran orang Eropa/Portugis tidak ada bukti yang telah mendokumentasikan kamus bahasa Melayu. Meski orang Moor dan orang Portugis sudah terbiasa bahasa Melayu juga tidak ada bukti bahasa Melayu telah didokumentasikan. Orang-orang Belanda dapat dikatakan yang pertama membuat kamus bahasa Melayu. Ini bermula pada ekspedisi Belanda pertama yang dipimpin Cornelis de Houtman (1595-1597) singgah enam bulan di Madagaskar. Di pulau inilah ahli bahasa Belanda Frederik de Houtman membuat kamus bahasa Melayu. Kamus yang difinialisasi di Atjeh, lalu diterbitkan di Amsterdam pada tahun 1603. Kamus bahasa Melayu-Belanda ini bertahan cukup lama hingga seorang Inggris William Marsden (1811) menyusun kembali kamus bahasa Melayu (versi terjemahan bahasa Inggris). Keutamaan kamus Masden ini lebih kaya dari kamus-kamis versi Belanda, juga kamus ini diperkaya Marsden dengan sejarahnya. Sejauh ini Marsden belum berbicara tata bahasa Melayu. Tatabahasa Melayu, sejatinya baru dibicarakan oleh seorang guru bahasa Melayu Charles Adrian van Ophuijsen tahun 1881 di Padang Sidempoean.
Lantas bagaimana sejarah bahasa Melayu versus
Bahasa Indonesia? Dalam hal ini kita tidak tengah membicarakan Bahasa Indonesia
berakar dari bahasa Melayu, tetapi soal tata bahasa. Seperti disebut di atas, awal pembentukan tata
Bahasa Indonesia dimulai tahun 1881 di Padang Sidempoean. Lalu bagaimana sejarah bahasa Melayu versus
Bahasa Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada
permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.