*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini
Seperti kota Jakarta dan kota Semarang, kota Surabaya juga telah menjadi kota metropolitan pada masa kini. Tiga kota ini memiliki tipologi yang sama di pantai utara Jawa, di hilir daerah aliran sungai yang menjadi latar belakang terbentuknya kota. Dalam hal ini kota Surabaya di masa lampau, terutama pada awal Pemerintah Hindia Belanda terbentuk kota Surabaya yang berpusat di sekitar Jembatan Merah yang sekarang.
Sejarah Singkat Kota Tua Surabaya. Dahulu pada zaman penjajahan, Kota Surabaya dipisahkan oleh sebuah sungai yang bernama Kali Mas. Sungai Kalimas ini membelah kota Surabaya dan bermuara di Laut Jawa dan sungai ini adalah jalur masuk bagi kapal pedagang yang ingin singgah di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Saat masa penjajahan VOC Belanda, pimpinan belanda membagi wilayah sekitar Kalimas menjadi dua. Wilayah ini terdiri dari wilayah penduduk dari Eropa dan wilayah yang berpenduduk Asia non Pribumi. Di Kedua wilayah ini bangsa asing membangun wilayahnya masing-masing dan menyesuaikan gaya arsitektur asli dari negara mereka. Di wilayah Kalimas inilah Kota Tua Surabaya berada saat ini. Sehingga saat berkunjung ke kawasan ini, wisatawan akan menemukan berbagai bangunan yang memiliki arsitektur yang berbeda-beda. Karena dua wilayah ini dulunya dihuni oleh penduduk dari negara yang berbeda-beda (https://www.libur.co/)
Lantas bagaimana tata kota Surabaya bermula di hilir daerah aliran sungai Soerabaja? Seperti disebut di atas, secara teknis kota Surabaya baru berkembang cepat sejak era Pemerintah Hindia Belanda. Penanda navigasinya adalah Jembatan Merah Surabaya. Lalu bagaimana tata kota Surabaya bermula di hilir daerah aliran sungai Soerabaja? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.