*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Suku
Lubu adalah kelompok etnis yang mendiami wilayah perbatasan antara Sumatera
Utara dan Sumatera Barat. Suku ini diketahui telah muncul sejak lama. Mayoritas
suku ini mendiami Sumatera Utara bagian selatan. Namun terjadi pembauran budaya
dengan suku Batak dan suku Melayu, sehingga saat ini meskipun mereka tetap
mengakui suku Lubu, tetapi budaya dan adat-istiadat mereka sudah terpengaruh
secara signifikan oleh suku Mandailing dan suku Padang Lawas.
Relasi Kekerabatan Bahasa Lubu, Sakai, dan Minangkabau. Sri Andia Putri dan Inyo Yos Fernandez. 2015. Tesis | S2 Ilmu Linguistik. Abstrak. Bahasa Lubu, Sakai, dan Minang berada di pulau Sumatera. Bahasa Minang ditutur di Sumatera Barat, bahasa Lubu dan Sakai dituturkan suku terasing di Mandailing Natal dan Riau. Secara sinkronis ketiga bahasa banyak persamaan. Pada bahasa Lubu terdapat fonem vokal // dan fonem konsonan /f/ yang tidak dimiliki bahasa lain. Selain itu, bahasa Sakai dan bahasa Minang memiliki alofon fonem /i/, /u/, /e/, dan /o/ pada posisi ultima sesuai dengan bunyi konsonan yang menutup suku akhir. Secara morfologi bahasa Lubu memiliki morfem terikat no- sebagai penanda kata sifat. Hasil kajian diakronis secara kuantitatif menunjukkan hubungan kekerabatan antara Lubu dan Sakai sebesar 65,61%, hubungan antara Lubu dan Minang sebesar 69,31% dan hubungan antara Minang dan Sakai sebesar 82%. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dipastikan bahwa bahasa Lubu lebih dulu berpisah dengan bahasa Sakai dan Minang. Bahasa Sakai dan Minang merupakan satu bahasa yang sama hanya berbeda pada tataran dialek. (https://etd.repository.ugm.ac.id/)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Lubu orang Lubu? Seperti disebut di atas ada kedekatan bahasa Lubu di Sumatra Utara dengan bahasa Sakai di Riau dan bahasa Minang di Sumatra Barat. Secara budaya diantara orang Batak dan orang Melayu/Minang, secara administratif berada di wilayah (kabupaten) Mandailing Natal, Sumatra Utara. Lalu bagaimana sejarah bahasa Lubu orang Lubu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.