Laman

Jumat, 26 Februari 2021

Sejarah Ternate (20): Sejarah Migrasi Orang Ternate Sejak Era VOC; Pasukan Pribumi Pendukung Militer Asal Berbagai Wilayah

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Ternate dalam blog ini Klik Disini

Seperti di wilayah lain, hubungan Ternate dan Belanda (sejak era VOC) begitu akrab. Ini bermula ketika pemimpin dan penduduk Ternate meminta bantuan orang Belanda untuk mengusir Spanyol dari pulau Ternate (1605). Kerjasama ini lebih lanjut menjadi bersifat mutualis. Utang Ternate terhadap Belanda terbatas lunas pada saat Inggris menyerang Belanda di Ternate. Pemimpin dan penduduk Ternate mampu bertahan sehingga Ternate satu-satunya wilayah yang tersisa yang tidak mampu dikalahkan Inggris (1795).

Ternate berada pada tiga era (Portugis, Spanyol dan Belanda). Inggris tidak pernah berada di Ternate. Kerjasama Ternate dan Belanda terbilang begitu lama pada era VOC. Dalam era inilah hubungan yang sangat baik kedua belah pihak sangat baik. Ternate menjadi pusat perdagangan yang penting di kepulauan Maluku, kapal-kapal dagang hilir mudik antara Ternate dan Batavia. Sementara itu pada penduduk usia muda Ternate direkrut pemerintah VOC untuk mendukung militer VOC, baik untuk menjaga perdamaian di benteng-benteng VOC di luar Maluku maupun untuk berpartisipasi dalam membantu militer VOC untuk berperang di wilayah lain.

Lantas bagaimana sejarah orang Ternate banyak berada di luar Maluku sejak era VOC-Belanda? Satu yang penting seperti disebut di atas, banyak pemuda di Ternate dan sekitar yang direkrut untuk mendukung militer VOC, namun peran mereka berkurang secara signifikan pada era Pemerintah Hindia Belanda. Bahkan orang Ternate di Jawa pada tahun 1920 hanya tercatat 27 orang saja. Mengapa? Yang jelas peran mereka telah digantikan oleh para pemuda dari Minahasa. Bagaimana bisa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Orang Ternate di Luar Maluku Sejak Era VOC-Belanda

Tunggu deskripsi lengkapnya

Pasukan Pribumi Pendukung Militer Asal Ternate

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar