Laman

Selasa, 26 Oktober 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (194): Wilayah Pantai Utara Jawa dan Teori Paparan Sunda; Kisah Tenggelamnya Kapal van der Wijck

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Belum lama ini, heboh lagi tentang tenggelamnya kapal van der Wijck di pantai utara Jawa dekat Lamongan pada tahun 1936. Mungkin tidak seramai pada saat terbitnya novel Hamka yang berjudul ‘Tenggelamnya Kapal van der Wijck’ yang terbit tahun 1976. Ada perbedaan antara kejadian nyata tahun 1936 dan cerita fiksi (novel) tahun 1976. Tapi kali ini, yang menjadi heboh masuk dalam ranah akademik. BPCP Jawa Timur tampaknya tertarik meneliti situs kapal van der Wijck yang jatuh di dasar laut. Apa ruginya? Apa untungnya? Rugi jika nilai sejarahnya lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan; untung jika hasil penyelidikan itu memiliki manfaat lebih besar. Apakah penyelidikan kapal van der Wijck pada masa ini bisa dimanfaatkan untuk menjelaskan teori Paparan Sunda.

 

Soal tenggelamnya kapal van der Wijck pernah saya tulis pada blog ini pada tahun 2019, Jadi, tidak asing bagi saya kejadian nyata tahun 1936 tersebut. Yang jelas dalam artikel itu diketahui bahwa dimana posisi GPS jatuhnya ke dasar laut kapal van der Wijck sudah diketahui secara akurat dan dicatat. Saat itu, setelah evakuasi selesai, bangkai kapal itu dibiarkan saja, tanpa ada upaya untuk mengangkatnya. Satu yang pasti alasannya adalah kapal itu sudah masuk karegori tua (telah berumur 15 tahun). Kapal itu jelas nilai ekonomisnya sudah kembali. Kejadiannya hanya bersifat random sebagai kecelakaan kapal dan laut saja. Itu berbeda dengan tenggelamnya kapal Titanic ada nilai sejarahnya. Lantas apakah gara-gara ada novel berjudul Tenggelamnya Kapal van der Wijck karangan Hamka menjadi ada nilai sejarahnya? Entahlah. Yang jelas BPCP Jawa Timur adalah lembaga kompeten untuk urusan akademik di bidak kepurbakalaan dan budaya. Bangkai kapal itu jelas bukan situs purbakala, nilai budanyanya juga kecil. Yang lebih tinggi nilai budayanya hanya pada sisi gotong royong penduduk Lamongan turut membantu penyelamatan.

Lantas bagaimana sejarah peta wilayah pantai utara Jawa? Seperti disebut di atas, wilayah perairan pantai utara Jawa menjadi heboh lagi karena soal situs van der Wijck yang dihubungkan dengan BPCP Jawa Timur. Kita tidak membicarakan itu, tetapi adalah apakah yang dapat kita pelajari tentang wilayah pantai utara, apakah terkait dengan jatuhnya kapal van der Wijck atau kejadian/kecelakaan lain seperti jatuhnya pesawat yang dapat dihubungkan untuk menjelaskan teori Paparan Sunda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Peta Wilayah Pantai Utara Jawa dan Teori Paparan Sunda

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kisah Tenggelamnya Kapal van der Wijck: Apakah Belum Jelas?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar