Laman

Kamis, 22 April 2021

Sejarah Filipina (16): Amerika Serikat di Filipina, Sejak VOC hingga Hindia Belanda; Misi Amerika Serikat Usir Spanyol 1898

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Filipina dalam blog ini Klik Disini 

Kehadiran orang Amerika Serikat di Filipina sebenarnya sudah dimulai jauh sebelum tahun 1898. Namun tidak dalam wujud utusan atau militer Amerika Serikat, tetapi kapal-kapal dagang Amerika Serikat. Kapal-kapal dagang Amerika Serikat semakin intens sejak kemerdekaan Amerika Serikat diproklamirkan pada tahun 1776 yang mana pemerintah Amerika Serikat mulai memperluas pengembangan wilayah ke pantai barat (California) yang berada di bawah yurisdiksi Spanyol (yang berpusat di Meksiko). Oleh karena itu, aneksasi Filipina oleh Amerika Serikat (1898) terkait dengan perluasan wilayah Amerika Serikat di Pasifik dan hubungan politik antara Amerika Serikat dan Spanyol di pantai barat Amerika Serikat.

Gambaran umum yang selama ini diketahui tentang kehadiran Amerika Serikat di (wilayah) Filipina hanya dimulai saat terjadinya aneksasi (militer) tahun 1898 yang mana kemudian Amerika Serikat mengangkat presiden Emilio Aguinaldo sejak 23 Januari 1899 tetapi tidak lama kemudian berakhir pada tanggal 1 April 1901. Hal ini karena dalam perkembangannya Amerika Serikat membentuk pemerintahan yang bersifat teritorial (sipil) pada tahun 1901 (dalam bahasa sekarang otonomi khusus) seperti halnya Inggris dengan Australia. Di Filipina, pemerintah Amerika Serikat menempatkan seorang gubernur jenderal dengan menyelenggarakan legislatif dua kamar (seperti halnya sempat diperkenalkan di Australia oleh Inggris). Bercermin dari keberadaan Amerika Serikat berangkat dari revolusi, perang dan proklamasi kemerdekaan, Amerika Serikat pada prinsipnya tidak ingin menjajah tetapi lebih bersifat teritorial (pemerintahan otonomi). Namun penerapan di Filipina ini berbeda dengan Australia oleh Inggris (sesama orang Eropa) yang lebih setara, tetapi sebaliknya, sebagaimana diketahui di Hindia Belanda sifatnya kolonial yang mana orang Eropa setara di Belanda tetapi penduduk asli (pribumi Indonesia) sebagai orang yang dijajah. Hal itulah mengapa Amerika Serikat pada tahun 1935 mempersiapkan kemerdekaan penuh Filipina (tetapi bersifat persemakmuran). Hal ini mirip di Indonesia semasa pendudukan Jepang yang juga mepersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan membentuk BPUPKI dan PPKI tahun 1945. Uniknya, karena terjadi Perang Dunia-Perang Pasifik, kemerdekaan Filipina sepenuhnya (oleh Amerika Serikat baru terwujud tahun 1946) sementara Indonesia justru meraihnya pada tahun 1945 (proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan leh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus).

Lantas bagaimana sejarah hubungan Filipina dengan Amerika Serikat? Seperti disebut di atas yang tergambar hanya terjadi sejak 1898. Namun faktanya relasi Amerika Serikat dengan Filipina sudah ada sejak lama, seperti halnya hubungan Amerika Serikat dengan Indonesia sudah terbentuk sejak era VOC (Belanda) dimana pos perdagangan Amerika Serikar berada di Batavia dan kapal-kapal dagang Amerika Serikat sangat intens mengunjungi Batavia (via lautan Hindia dan Lautan Atlantik) seperti dari Boston dan Baltimore. Oo, begitu! Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Filipina (15): Relasi Internasional Filipina Spanyol dan Batavia Belanda; Sejak Era VOC hingga Era Hindia Belanda (1942)

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Filipina dalam blog ini Klik Disini

Satu sejarah penting tentang masa lampau adalah sejarah hubungan antar berbagai tempat di Hindia Timur. Terbentuknya batas-batas yurisdiksi sejak kehadiran orang Eropa menyebabkan wilayah Hindia Timur terpisah-pisah (yang menjadi cikal bakal negara-negara masa kini di Asia Tenggara). Satu sejarah yang penting adalah hubungan antara Filipina-Spanyol dan Indonesia-Belanda. Namun dalam hal ini hanya dibatasi hubungan ibu kota Indonesi-Belanda di Batavia (kini Jakarta) dengan berbagai tempat di Filipina.

Batas-batas yurisdiksi di Hindia Timur pada era Portugis-Spanyol belumlah begitu jelas (masih sangat cair). Batas-batas yurisdiksi mulai mengerucut sejak kebijakan VOC berubah pada tahun 1665 dari kontak perdagangan yang longgar di (kota-kota) pantai menjadikan penduduk asli (pribumi) sebagai subjek. Ini setelah terusirnya Portugis dari Hindia Timur. VOC Belanda berhasil mengusir Portugis dari Malaka tahun 1642 dan kemudian dari Cambodia tahun 1643 (saat mana Abel Tasman menyelidiki Australia). Portugis lalu hanya tersisa di Makao dan pulau Timor bagian timur (kini Timor Leste). Kebijakan baru VOC Belanda ini juga seiring dengan terusirnya Spanyol dari Ternate (dan Manado) yang hanya terkonsentrasi di wilayah Filipina (yang sekarang). Sejak 1665 batas-batas yurisdiksi Belanda (VOC) di Hindia Timur (kini Indonesia) semakin jelas dengan Spanyol (kini Filipina) dan Portugis (kini Timor Leste). Invasi Inggris dari India (yang berpusat di Calcutta) ke pantai Sumatra pada tahun 1779 (mengkooptasi Bengkoelen) menjadi distorsi batas antara Belanda dengan Spanyol. Sejak Bengkoelen dan Australia (1777), pengaruh Inggris semakin meluas ke Semenanjung dan Borneo (utara). Sejak 1824 (Traktat London 1824) batas-batas yurisdiksi antara Belanda khususnya dengan Inggris semakin jelas (tukar guling Bengkoelen dan Malaka). Batas-batas yurisdiksi ini juga semakin diperjelas antara Belanda dan Inggris dengan Spanyol di Filipina dan antara Belanda dengan Portugis (di Timor) dan Inggris (Australia).

Lantas bagaimana sejarah hubungan internasional antara berbagai tempat di Filipina dengan Indonesia (baca: Hindia Timur atau Hindia Belanda) Belanda di Batavia? Tentu saja topik ini belum pernah ditulis. Namun sejarah tetaplah sejarah apapun aspeknya yang dalam hal ini dapat dikatakan aspek hubungan internasional. Apa pentingnya sejarah hubungan internasional masa lampau. Jelas bahwa hubungan internasional antara Indonesia dan Filipina masa kini berawal dari masa lalu. Lalu bagaimana sejarah hubungan Batvia dengan tepat-tempat di Filipina? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (51): Rupa Bumi Berubah; Memorylapse Peta Zaman Kuno hingga Timelapse Google Earth Zaman Now

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog Klik Disini  

Untuk memahami sejarah, tidak cukup hanya teks atau benda berdasarkan sumber-sumber lama dari zaman kuno seperti surat kabar, majalah, peta dan foto atau benda-benda purbakala atau benda-benda historis lainnya. Teknologi masa kini juga dapat digunakan sebagai sarana untuk mendapat data (dan fakta baru) tentang suatu aspek yang dihubungkan dengan kejadian yang bersifat historis. Itulah analisis sejarah masa kini, narasi sejarah yang membutuhkan banyak data dan banyak sumber apapun teknologinya (mulai dari teknologi megalitikum hingga teknologi digital zaman Now). Para peneliti di Google belakangan ini sudah mulai memperkenal Timelapse Google Earth.

Dalam analisis sejarah, adakalanya pertanyaan muncul namun sulit mendapatkan data pendukung. Kejadian ini disebut memorylapse. Oleh karena data yang dibutuhkan sangat penting, nama data yang tersedia di msa lampau tidak ada maka diperlukan data alternatif. Meski penggunaan data alternatif ini sangat terbatas untuk aspek tertentu, tetapi jika dimanfaatkan secara maksimal untuk aspek yang tepat sangatlah berguna. Dalam penulisan artikel di dalam blog ini saya kerap menggunakan data alternatif. Misalnya membandingkan peta zaman kuno (era Portugis dan era VOC) dengan situasi dan kondisi sekarang saya memerlukan data satelit (digital) googlemaps. Tentu saja kini ada data googleearth yang lebih baik. Sebelumnya, saya juga kerap membangidngkan data teks (deskripsi) dengan data-data yang dihasilkan zaman Now berupa video-video yang diupload di Youtube, apakah hasil pemotretan, atudio-visul maupun yang terbaru data yang direkam dengan teknologi drone. Semua yang disebut yang terakhir bersifat data alternatif, tidak berdiri sendiri memang tetapi harus disandingkan dengan data lama zaman doeloe. Praktek inilah yang diperkenalkan para peneliti google sebagai Timelapse Google Earth.

Lantas bagaimana sejarah rupa bumi Indonesia? Yang jelas sebelum era staelit (teknologi digital) kita hanya tergantung pada peta-peta yang berhasil dikumpulkan. Semakin banyak peta (dan versinya) semakin baik untuk membangun akurasi (data yang lebih valid). Satu hal yang pasti dalam sejarah rupa bumi Indonesia telah banyak berubah sejak era VOC (yang dapat diperbandingkan dengan masa kini). Masih banyak penulis-penulis masa kini yang berasumsi kota Palembang berada di daerah aliran sungai Musi pada zaman kuno, tetapi dengan bantuan data satelit bisa diinterpretasi justru berada di pantai. Hal serupa juga dengan wilayah kota Jakarta yang sekarang, jangan bayangkan itu dari zaman kuno sebagai daratan. Dalam hal inilah arti penting memorylapse dan timelapse. Nah, untuk lebih memahami sejarah Indonesia, seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional hingga terbentuk Indonesia masa kini, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe dan sumber-sumber zaman Now.