Laman

Rabu, 23 Februari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (434): Pahlawan Indonesia dan Dr Suharto Dokter Pribadi Ir Soekarno; Dokter Pribadi Jenderal Sudirman

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Guntur Soekarnoputra dukung dr Soeharto jadi pahlawan nasional. Itu judul berita di laman Yahoo.com hari ini (Antara, 22-02-2022). Lantas siapa Dr Soeharto? Seorang dokter Indonesia yang disebut sebagai dokter pribadi Ir Soekarno, Presiden RI. Sudah barang tentu, putra Bung Karno, Mohammad Guntur Soekarnoputra mengenal Dr Soeharto, tapi mungkin kurang mengenal Letnan Kolonel Suharto (Presiden RI berikutnya).

 

"Bahwa saya sangat setuju sekali bahwa dokter Soeharto dijadikan pahlawan nasional dan saya mendukung penuh," kata Guntut dalam siaran persnya, di Jakarta, Selasa. Abang dari Megawati Soekarnoputri ini dalam Seminar Nasional Pengusulan Calon Pahlawan Nasional yang diadakan secara hibrida, menceritakan bagaimana dokter Soeharto memang sosok penting bagi ayahnya, Presiden Soekarno. "Bahwa dokter Soeharto itu seorang yang berani pasang badan untuk keselamatan Bung Karno," ujarnya. Ia menceritakan, saat Belanda datang lagi dengan membonceng Sekutu, Soekarno adalah orang yang paling dicari dan akan dibunuh. Sehingga, harus melakukan penyamaran dan berpindah-pindah tempat. "Salah satu tempat yang paling aman buat Bung Karno adalah di kediamannya dokter Soeharto di Jalan Kramat Raya yang sekarang menjadi apotek. Di sana Bung Karno menginap malam-malam dari kejaran NICA," kata Guntur. Di acara yang sama, Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengatakan, hubungan yang baik antara dokter Soeharto dan Tabib Sher membuat beberapa petinggi sekutu membantu upaya menyelamatkan Bung Karno ketika mobilnya dicegat Tentara NICA dengan kepungan senjata. "Ketika NICA gagal membunuh Bung Karno karena bantuan tentara Sekutu yang berasal dari India, maka NICA melampiaskan kemarahannya dengan merusak mobil Bung Karno yang diperolehnya dari sumbangan dokter Suharto," kata dia. 

Lantas bagaimana sejarah Dr Soeharto? Seperti disebut di atas, Dr Soeharto adalah dokter pribadi Presiden RI Ir Soekarno. Sang dokter turut menjaga kesehatan Ir Soekarno dan bahkan turut menyelamatkan jiwa Ir Soekarno dari kerjaran Belanda/NICA? Untuk urusan yang berkaitan dengan NICA, apa iya? Lalu bagaimana sejarah Dr Soeharto? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Indonesia dan Dr Suharto: Dokter Pribadi Ir Soekarno

Sejarah Dr dr RH Soeharto Sastrosoeyoso di laman Wikipedia cukup lengkap. Dr Soeharto lahir di Solo 24 Desember 1908 adalah mantan menteri yang menjabat selama Demokrasi Terpimpin sejak 1959-1966. Okelah, lalu mengapa sejarahnya perlu ditulis lagi? Sejauh data baru ditemukan, narasi sejarah Dr Soeharto perlu lebih dilengkapi lagi.   

Dalam laman Wikipedia disebutkan Soearto bersekolah di sekolah Europese Lagere School (ELS) di Solo dan Madiun, kemudian dilanjutkan ke sekolah Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Madiun dan lulus 16 Mei 1925. Selanjutnya Soeharto melanjutkan ke sekolah Algemeene Middelbare School (AMS) B di Jogjakarta dan lulus 16 Mei 1928. Soeharto kermudian melanjutkan studi di Fakultas Medica Bataviensis, Sekolah Tinggi Kedokteran lulus dengan gelar Arts tanggal 25 Mei 1935. Setelah menjadi dokter, Dr Soeharto sebagai asisten dosen sampai tanggal 1 Januari 1937; sore dan malamnya magang di polilinik umum dan klinik bersalin "Pasar Senen" di bawah pimpinan Dr. Tumbelaka, Insp. DVG dan para dokter senior yang menjalankan praktik kedokteran keluarga seperti dr. Latip, dr. Kayadu, dr. Tehupeiory dan dr. Sugiri. Dr Soeharto ,mengikuti program doktoral dan meraih gelar ilmiah Medicinae Doctorem (Doctor) dari Fakultas Medica Bataviensis; gelar itu untuk pertama kalinya diberikan kepada alumnusnya (14 April 1937).

Pada tahun 1924 Soeharto lulus ujian transisi di sekolah MULO afdeeling AMS di Madioen naik dari kelas dua ke kelas tiga (lihat De Indische courant,             20-05-1924). Satu kelas dengan Soeharto antara lain nona Siti Soendari dan Roosseno. Pada tahun 1925 mereka lulus ujian akhir (lihat De Indische courant, 16-05-1925). Disebutkan di atas Soeharto melanjutkan studi ke sekolah AMS di Jogjakarta. Di sekolah ini juga R Roosseno diterima. Pada tahun 1928 R Roosseno lulus ujian akhir (lihat De locomotief, 16-05-1928). Setelah lulus AMS, R Soeharto dan R Roosseno melanjutkan studi ke fakultas.

Fakultas di Indonesia (baca: Hindia Belanda) sudah ada tiga buah. Yang pertama adalah fakultas teknik (THS di Bandoeng dibuka tahun 1920). Lalu kemudian disusul pembukaan fakultas hukum di Batavia (RHS dibuka tahun 1924). Pada tahun 1927 fakultas baru dibuka, fakultas kedokteran (GHS, Geneeskundige Hoogeschool di Batavia). Lulusan AMS ada juga yang melanjutkan studi ke Belanda. Sekolah AMS ada di beberapa kota di Jawa, di Batavia, Bandoeng, Jogjakarta dan Malang. Tiga fakultas yang ada hanya menerima lulusan AMS dan HBS lima tahun.

R Soeharto diterima di GHS Batavia, semnatara R Roosseno diterima di THS Bandoeng. Pada tahun 1929 R Roosseno lulus ujian tahun pertama di THS Bandoeng (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 06-05-1929). Sedangkan R Soeharto lulus ujian kandidat pertama di GHS Batavia (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 06-05-1929). R Soeharto lulus ujian kandidat kedua di GHS pada tahun 1931 (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 15-07-1931). Disebutkan R Soeharto lahir di Tegalgondo).

Pada tahun 1930 R Roosseno lulus ujian tahun kedua (lihat De locomotief, 07-05-1930). Pada tahun 1931 R Roosseno lulus ujian tahun ketiga (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 07-05-1931). Pada tahun 1932 R Roosseno lulus ujian akhir mendapat gelar insinyur (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 04-05-1932 ). Yang juga lulus bersamaan dengan R Roossenmo Soerjohadikoesomo dengan gelar insinyur adalah Hwan Hie Kie, WF van der Kraats dan Mohamad Tahir.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Presiden RI Ir Soekarno: Dr Willer Hoetagaloeng Dokter Pribadi Jenderal Soedirman

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar