Laman

Senin, 30 Mei 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (621): Tijdschrift voor Indische Taal-, Land-en Volkenkunde; Kon.Ins.voor Taal, Land en Volken.(KITLV)

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV) adalah lembaga (kerajaan) Belanda yang dibentuk sejak era Hindia Belanda. KITLV ini masih eksis hingga ini hari. Lembaga ini pada era Republik Indonesia dibuka cabangnya di Jakarta (tetapi kini telah ditutup). Dalam hal ini apa keutamaan KITLV? Yang jelas nama lembaga ini bersamaan dengan terbitnya jurnal/majalah yang diterbitkan di Hindia Belanda yang diberi nama Tijdschrift voor Indische Taal-, Land-en Volkenkunde.

 

Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (Indonesia: "Lembaga Ilmu Bahasa, Negara dan Antropologi Kerajaan Belanda" dan Inggris: Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies) atau sering disingkat KITLV adalah sebuah lembaga ilmiah yang didirikan pada tahun 1851. Tujuan utamanya ialah penelitian ilmu antropologi, ilmu bahasa, ilmu sosial, dan ilmu sejarah wilayah Asia Tenggara, Oseania dan Karibia. Wilayah-wilayah ini merupakan wilayah penelitian sebab di terletak bekas jajahan Belanda dan juga wilayah Kerajaan Belanda yaitu Indonesia, Suriname, Antillen Belanda, dan Aruba. Perpustakaan KITLV di Leiden, Belanda memiliki koleksi lengkap buku-buku, naskah-naskah manuskrip, dan bentuk dokumentasi lainnya. Majalah terkenal yang diterbitkan oleh KITLV adalah Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde. Jurnal ilmiah ini menerbitkan artikel-artikel tentang pengetahuan bahasa, antropologi dan geografi, terutamanya tentang Indonesia modern, dan sudah diterbitkan 161 tahun. Walaupun judul majalah itu dalam bahasa Belanda, kebanyakan artikel dikarang dalam bahasa internasional yaitu bahasa Inggris sekarang. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah jurnal/majalah Tijdschrift voor Indische Taal-, Land-en Volkenkunde dan Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde? Seperti disebut di atas, keduanya lahir relatif bersamaan. Lalu bagaimana sejarah jurnal/majalah Tijdschrift voor Indische Taal-, Land-en Volkenkunde dan Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde: Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde dan Tijdschrift voor Indische Taal-, Land-en Volkenkunde: Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Westenschappen

Jauh sebelum terbentuk HET INSTITUUT VOOR DE TAAL-, LAND- EN VOLKENKUNDE VAN NEÊKLANDSCH INDIE, sudah terbit jurnal/majalah Tijdschrift voor Neerland's Indie yang diterbitkan oleh Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Westenschappen. Jurnal ini diterbitkan di Batavia  yang dicetak oleh percetakan nagara (Hindia Belanda) Lands-Drukkerij. Tijdschrift voor Neerland's Indie terbit pertama tahun 1838.

Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde (English title: Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia and Oceania) also known by the abbreviated name BKI (Bijdragen Koninklijk Instituut) is a peer reviewed academic journal on Southeast Asia and Indonesia that was established in 1853 and was published by the Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies. It was published as Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde van Nederlandsch-Indië (ISSN 1383-5408) between 1853 and 1948. The journal focuses in particular on linguistics, anthropology, and history of Southeast Asia, and more specifically of Indonesia. It appears quarterly, running a total of roughly 600 pages annually. The editor-in-chief is Freek Colombijn (Vrije Universiteit). (Wikipedia)

Pada bulan Februari 1851 disepakati pembentukan lembaga yang disebut HET INSTITUUT VOOR DE TAAL-, LAND- EN VOLKENKUNDE VAN NEÊKLANDSCH INDIE. Kesepakatan ini ditandatangani tiga orang dimana dibentuk majelis umum Algemeene Vergadering. Lalu pada 4 Juni 1851 di Delft Algemeene Vergadering mengadopsi statuta (AD/ART). Dalam statuta yang disahkan ini Raja disebutkan sebagai Pelindung dan nama lembaga ditambahkan Koninklijk Instituut (VOOR DE TAAL-, LAND- EN VOLKENKUNDE VAN NEÊKLANDSCH INDIE). Beberapa bulan kemudian pada tanggal 30 September 1851 dibenttuk Dewan Pengurus.

Dewab Pengurus terdiri dari JC Baud sebagai Ketua, G Simon sebagai Wakil Ketua, Anggota terdiri dari T.Roorda, PCG Guijot, JD van Herwerden, C Leemans, Jhr. CH von Schimidt Aup Altenstadt, JWH Ssmissaert, AL Weddik en Mr W Avintgens. Sebagai bendahara GL Baud  dan J Pynappel GZ sebagai Secretaris.

Lembaga baru ini kemudian menerbitkan jurnal yang diberi nama Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde VAN NEÊKLANDSCH INDIE. Percetakan yang mencetak adalah Nijhoff. Penerbitan pertama tahun 1853. Jurnal edisi pertama ini, pada atikel pertama berjudul Palembang in 1811 en 1812. Dengan terbitnya jurnal baru yang khurus tentang Hindia Belanda telah memperbanyak jumlah jurnal yang membicarakan secaara khusus tentang Hindia. Selain yang terbit di Batavia, kini ada yang terbit di Belanda.

Pada tahun 1851 di Batavia sudah terbit jurnal kedokteran. Jurnal ini diterbitkan oleh perhimpunan dokter di Hindia Belanda, yang kebetulan bersamaan dengan pendirian sekolah kedokteran pribumi tahun 1851. Sekolah kedokteran ini kemudian dikenal sebagai Docter Djawa Shool (kelak menjadi STOVIA).

Sehubungan dengan penerbitan jurnal Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde  di Belanda yang diterbitkan Koninklijk Instituut VOOR DE TAAL-, LAND- EN VOLKENKUNDE VAN NEÊKLANDSCH INDIE, pada tahun 1853 di Batavia lembaga ilmu pengetahuan Batavia Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Westenschappen menerbitkan jurnal baru yang khusus dengan tema yang sama yang diberi nama Tijdschrift voor Indische Taal-, Land-en Volkenkunde.

Seperti halnya jurnal kedokteran Hindia Belanda dan jurnal Taal-, Land-en Volkenkunde, perhimpunan ahli dan peminat ilmu alam di Batavia juga pada tahun 1854 menerbitkan jurnal baru. Sementara jurnal yang pertama di Hindia Belanda Tijdschrift voor Neerland's Indie. Dengan demikian, hingga tahun 1854 semua bidang ilmu pengetahuan yang terkait dengan Hindia Belanda sudah terpenuhi yang dapat mencakup semua  bidang perhatian dan semua pengetahuan yang dibutuhkan oleh masyarakat di Hindia Belanda (umum, kedokteran, bahasa, tanah, etnologi, ilmu pengetahuan alam).

Dua lembaga yang ada, satu di Batavia (Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Westenschappen) dan satu di Belanda (Koninklijk Instituut VOOR DE TAAL-, LAND- EN VOLKENKUNDE VAN NEÊKLANDSCH INDIE) telah menjadi wadah bagi para ahli dan peminat tentang yang berkaitan ilmu dan pengetahuan di Hindia Belanda. Jurnal-jurnal yang diterbitkan menjadi media pengembangan ilmu dan pengetahuan tentang Hindia Belanda.

Dalam perkembangannya, jurnal-jurnal yang diterbitkan tentang Hindia Belanda semakin banyak. Hal ini seiring dengan semakin banyaknya para ahli yang bekerja di Hindia Belanda dan juga semakin banyaknya perhimpunan profesi yang dibentuk.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV): Leiden dan Jakarta

Seperti yang dikutip di ayas, KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV) hingga pada masa ini masih eksis. Lembaga ini kini telah bertransformasi menjadi lembaga dengan yang dalam bahasa Inggris disebut Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies. Salah satu jurnal yang diterbitkan adalah Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia (BKI).

Jika memperhatikan sejarahnya ke awal. Lembaga kerajaan (Koninklijk Instituut) yang dibentuk di Belanda yang salah satu bagiannya membidangi secara jkhusus Hindia Belanda disebut  Koninklijk Instituut VOOR DE TAAL-, LAND- EN VOLKENKUNDE VAN NEÊKLANDSCH INDIE dimana pada tahun 1953 diterbitkan jurnal Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde VAN NEÊKLANDSCH INDIE. Dalam hal ini jurnal Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde secara khusus dinyatakan VAN NEÊKLANDSCH INDIE. Pada saat ini keanggota lembaga terdiri dari Anggota Kehormatan (pangeran Belanda), Dewan Pengurus Pusat, Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa. Pada tahun 1864 salah satu angota luar biasa,, yang berasal dari pribumi adalah Sati Nasoetion alias Willem Iskander, kepala sekolah guru di Tanobato, Afdeeling Angkola Mandailing, Residentie Tapanoeli. Willem Iskander adalah kakek buyut dari Prof Andi Hakim Nasution (rektor IPB 1978-1987). Lalu lembaga ini kemudian pada tahun 1865 cakupan lembaga dan jurnal yang diterbitkan diperluas untuk seluruh wilayah koloni Belanda termasuk di Amerika Selatan (Suriname, dan Curacao). Pada tahun 1868 kantor di Delft direlokasi ke Leiden.

Lantas bagaimana dengan eksistensi lembaga ilmu pengetahuan Batavia yang telah dibentuk sejak era VOC, Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Westenschappen (1787)? Tampaknya telah berakhir seiring dengan pendudukan Jepang tahun 1942. Dengan sendirinya semua jurnal yang diterbitkan di Hindia Belanda (sejak 1838) telah berakhir. Tentu saja lembaga Koninklijk Instituut di Belanda tetap eksis. Demikian juga jurnal Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde VAN NEÊKLANDSCH INDIE tetap terbit.

Seperti yang dikutip di atas, Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde VAN NEÊKLANDSCH INDIE yang terbit pertama 1851 juga berakhir pada tahun 1948. Setelah melayani ilmu pengetahuan di Hindia Belanda selama sekitar satu abad harus berakhir. Sebagaimana diketahui pada tahun 1949 Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan Indonesia. Seiring itu dan dengan berakhirnya Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde VAN NEÊKLANDSCH INDIE, maka kemudian nama Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde berubah nama dengan cakupan yang lebih luas Asia Tengggar (plus Oceania) dengan nama lembaga haanya disebut Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV).

Nama Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde  (KITLV) yang tetap eksis di Belanda (Leiden), Sejak tahun 1851 Koninklijk Instituut voor Taal –, Land – en Volkenkunde (KITLV) mengkhususkan pada pengumpulan informasi dan memajukan penelitian mengenai keadaan masa kini dan lampau daerah-daerah bekas koloni Belanda dan wilayah sekitarnya. KITLV yang berpusat di Leiden, membuka perwakilannya di Jakarta pada tahun 1969 (lihat situs KITLV).

KITLV-Jakarta bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan ilmiah dan menerbitkan karya-karya ilmiah tentang Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya.

Dengan berkantor di Jakarta, kami menyatakan pentingnya arti Indonesia dalam rangka menghimpun koleksi bagi lembaga ini. Kegiatan di KITLV-Jakarta secara operasional terbagi menjadi tiga kategori, yaitu koleksi, digitalisasi, dan terbitan. KITLV-Jakarta juga mengadakan pameran dengan tema sesuai profilnya dan peluncuran buku. KITLV-Jakarta melaksanakan program penerbitan karangan akademis bersama dengan penerbit-penerbit Indonesia. Sebagian besar dari terbitan ini berupa terjemahan, tetapi ada pula terbitan baru, seperti edisi Indonesia dari Kamus Belanda-Indonesia yang diterbitkan KITLV-Jakarta bekerja sama dengan Gramedia. Kantor KITLV-Jakarta juga menjadi kantor perwakilan tetap Universitas Leiden di Indonesia. Tujuan dari kantor ini adalah untuk meningkatkan kerja sama akademis dengan lembaga mitra di Indonesia serta berfungsi sebagai pusat informasi mengenai program studi yang ditawarkan oleh Universitas Leiden

Sejak 1 Juli 2014 Perpustakaan KITLV di Leiden bergabung dengan Perpustakaan Universitas Leiden dan kantor KITLV-Jakarta dialihkan di bawah naungan Perpustakaan Universitas Leiden dan berbadan hukum Yayasan. Sebagai perpustakaan dan pusat penelitian, Perpustakaan Universitas Leiden menghimpun penerbitan buku-buku dan majalah dalam bidang ilmu sosial dan kemanusiaan dari instansi pemerintah, swasta, universitas, atau terbitan komersial umum dan terbuka yang disimpan di Perpustakaan Universitas Leiden dalam bentuk asli, digital dan/atau microfilm.

Kantor KITLV-Jakarta masih eksis hingga ini hari (tetap di bawah Perpustakaan Universitas Leiden). Peran Kantor KITLV-Jakarta tentu saja sangat banyak berperan dan memiliki arti penting bagi sejarawan dan penulis sejarah Indonesia, termasuk saya sebagai peminat sejarah. Hampir semua artikel dalam blog ini data dan informasi bersumber dari hasil kerja Kantor KITLV-Jakarta.

Data-data yang saya gunukan yang, tentu saja sebagian besar, yang bersumber dari koleksi Kantor KITLV-Jakarta berupa buku, jurnal/majalah, surat kabar, dokumen lainnya serta foto, sketsa dan peta dalam bentuk digital yang bisa diakses melaui internet.

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar