Laman

Senin, 13 Juni 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (650): Nama Kota Kuno Barus; Kapur, Kafura, Kamper, Champer, Kampar, Champa, Zaba dan Jawa

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Sejarah zaman kuno, data minim data sejarah yang masih abu-abu. Namun zaman now masa kini adalah kelanjutan zaman kuno. Oleh karena itu zaman kuno eksis di jamannya. Masih banyak pekerjaan penyelidikan zaman kuno yang belum tuntas dan belum jelas terang benderang. Dalam berbagai bidang, metodologi terus dikembangkan untuk menganalisis gambaran keseluruhan sejarah zaman kuno. Minimnya data, salah satu pendekatan analisis yang digunakan dalam sejarah zaman kuno adalah toponimi. Dalam hal ini artikel fokus tentang nama kuno Barus di zaman kuno.

Kompas.com. Enam Fakta Barus, Salah Satu Kota Tertua di Indonesia, Titik Nol Penyebaran Islam di Nusantara. Berikut beberapa fakta menarik tentang Kota Barus yang menjadi awal mula penyebaran Islam di Indonesia: 1. Bagian dari Tapanuli Tengah Kota Barus berada di Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara. Barus merupakan kecamatan di kabupaten tersebut; 2. Kota Tertua di Indonesia. Kesimpulan tersebut didapat dari catatan literatur kuno dari Arab, India, Tamil, Yunani, Syria, Armenia, hingga Tiongkok. Dalam catatan-catatan itu, nama Barus sebagai kota di wilayah nusantara disebutkan. Bahkan Barus juga tercatat dalam peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolomeus, seorang Gubernur Yunani di Alexandria Mesir. Dalam peta yang dibuat pada abad ke-2 masehi itu disebutkan adanya sebuah bandar niaga bernama Barousai. Nama Barousai diduga merujuk pada Barus, yang dalam peta itu disebut berada di pesisir barat Sumatera. Masih dalam peta itu, Barus dikenal dengan wewangian dari kapur barus yang dilah dari kayu kamfer. 3. Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara. Asumsi tersebut tidak lepas dari posisi Barus sebagai kota pelabuhan yang ramai dikunjungi pedagang mancanegara pada zaman dahulu. Diketahui, saluran utama penyebaran Islam di Nusantara adalah melalui perdagangan. Para pedagang muslim dari Timur Tengah, India, hingga Persia banyak yang singgah ke Nusantara. Mereka yang singgah itu juga tidak sedikit yang melakukan misi dakwah dan menjalin pernikahan dengan warga lokal. Posisi Barus sebagai titik nol persebaran Islam diperkuat dengan komoditas utama kota ini yaitu kapur barus dan kemenyan. Kedua komoditas itu membuat Barus menjadi salah satu tujuan perdagangan para pedagang asing. 4. Makam Mahligai Kompleks. Salah satu nisan berangka tahun 48 Hijriyah atau 661 Masehi. Kompleks Makam Mahligai ini berada di Desa Aek Dakka, Kecamatan Barus. 5. Kota Multietnis Meski. Di Kota Barus terdapat banyak etnis, mulai dari Batak Toba, Angkola, Mandailing, Melayu, hingga Minangkabau. 6. Wisata di Barus.

Lantas bagaimana sejarah nama kuno Nusantara di Barus? Seperti disebut di atas, nama Barus adalah salah satu nama zaman kuno yang masih eksis hingga ini hari. Namun sejarahnya di zaman kuno masih memerlukan analisis sejarah yang dalam hal ini dianalisis dengan pendekatan toponimi. Lalu bagaimana sejarah nama Barus di Nusantara zaman kuno? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Kuno Nusantara di Barus: Pantai Barat Sumatra di Tapanuli

Tunggu deskripsi lengkapnya

Nama Barus: Kapur, Kafura, Kamper, Champer, Kampar, Champa, Zaba, Jawa

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar