Laman

Jumat, 07 Oktober 2022

Sejarah Bangka Belitung (32): Perusahaan Tambang Timah, Billiton Maatschappij pada Era Hindia Belanda: Inggris versus Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bangka Belitung dalam blog ini Klik Disini 

Seperti halnya berbicara perkebunan (plantation) di (afdeeling) Deli, nama Deli Maatschappij selalu di depan. Demikian juga di pulau (afdeeling) Belitung, nama Billiton Maatschappij dalam bidang pertambangan timah harus dibicarakan di depan. Kedua perusahaan besar ini dapat bertahan lama, yang juga merupakan dua diantara perusahaan semasa era Hindia Belanda yang berada di papan atas.


De Billiton Maatschappij was een Nederlandse mijnbouwmaatschappij die in de 19de en 20ste eeuw een belangrijke rol speelde in de tin- en ertswinning in Nederlands-Indië en later Indonesië. Deze industrie was in die periode een van de belangrijkste exportindustrieën in het gebied. Billiton's eerste ondernemingen omvatten het smelten van tin en lood in Nederland, gevolgd in de jaren 1940 door bauxietwinning in Nederlands-Indië en Suriname. Billiton opende een tinsmelterij en raffinagefabriek in Phuket, genaamd Thaisarco (Thailand Smelting and Refining Company, Limited). Tot aan haar vertrek uit Indonesië in 1958 werkte het bedrijf nauw samen met de nationale regering. Eerst was dit het Gouvernement van Nederlands-Indië, en na de Indonesische Onafhankelijkheidsoorlog (1945-1949) werd dit de regering van de staat Indonesië. Van 1972 tot 2001 stond het bedrijf bekend als Billiton International Metals BV, waarna het hernoemd werd naar BHP Billiton. De Billiton Maatschappij was tot 1972 onafhankelijk. In 1972 werd het onderdeel van Royal Dutch Shell, en in 1994 werd de maatschappij van Shell overgenomen door het mijnbouwbedrijf Gencor. De Billiton Maatschappij in Nederlands-Indië (1852-1942). Werknemers van de Billiton Maatschappij in de centrale werkplaats op Lipat Kadjang. Vóór de dekolonisatie van Nederlands-Indië vormde tinwinning op de eilanden Belitung en Singkep het hart van de activiteiten van de Billiton Maatschappij. Op 29 september 1860 werden haar statuten goedgekeurd door een vergadering van aandeelhouders in het hotel Groot Keizershof in Den Haag. Twee maanden later verwierf het bedrijf minerale rechten op de Billiton (Belitung) en Bangka-eilanden in de Nederlands-Indische archipel voor de oostkust van Sumatra. De firma werd in 1860 omgezet naar een naamloze vennootschap met de naam "Billiton Maatschappij" (BM). Aandeelhouders van deze nieuwe firma waren veelal familie van de oprichters en vertegenwoordigers van de Nederlandse adel (Wikipedia)

Lntas bagaimana sejarah perusahaan tambang timah, Billiton Maatschappij, era Hindia Belanda fo pulau Belitung? Seperti disebut di atas, persuahaan ini bertahan cukup lama karena deposit timah yang benyak di pulau Belitung. Wilayah ini awalnya diincar Inggris, tetapi Pemerintah Hindia Belanda ‘ngotot’ untuk mengusir Inggris dan tetap mempertahannkannya. Lntas bagaimana sejarah perusahaan tambang timah, Billiton Maatschappij, era Hindia Belanda fo pulau Belitung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Perusahaan Tambang Timah, Billiton Maatschappij Era Hindia Belanda: Inggris versus Belanda

Pada tahun 1849 di Belanda ada dua hal yang terjadi bersamaan dalam hubungannya dengan Hindia Belanda (lihat Nieuwe Rotterdamsche courant: staats-, handels-, nieuws- en advertentieblad, 07-09-1849). Di satu pihak Sekreterais Kementerian Koloni P van Swieten mengundudurkan diri atas permintaannya, dan di pihak lain terbit satu buku kecil (brosur) yang ditulis oleh PH Noordendorp. P van Swieten dan PH Noordendorp tampaknya memiliki pandangan yang kurang lebih sama dengan reformasi pembangunan ekonomi di Hindia Belanda. Tidak jelas dalam hal itu yang menyebabkan P van Swieten mengundurkan diri, dan juga tidak jelas apakah PH Noordendorp menulis brosur karena terpicu dari adanya gagasa P van Swieten?


Tidak disebutkan apa judul brosur dari P van Swieten tersebut. Yang jelas dalam hal ini P van Swieten bukan Jenderal Jan van Swieten, tetapi saudaranya. Yang jelas pada tahun 1850 terbit buku dengan judul Proeve van een ontwerp van wet. op de uitoefening van het gezag in Nederlandshe Indie yang ditulis oleh P Van Swieten. Boleh jadi brosur itu telah diterbitkan secara laus tahun 1850. Brosur/buku yang tebalnya 91 halaman ini sangatlah menarik, karena berisi tentang topik politik dan pemerintahan. Seperti kita lihat nanti, boleh jadi buku ini menjadi prakondisi dibentuknya perusahaan pertambangan di Billiton (Billiton Maatschppij). Mengapa?

Tunggu deskripsi lengkapnya

Inggris versus Belanda di Pulau Belitung: Reputasi Billiton Maatschappij Sepanjang Masa

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar