Laman

Senin, 04 April 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (512): Pahlawan Indonesia – Tan Tjoen Liang Pionir Studi di Delft; Politeknik Delft hingga THS Bandung

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Apa yang tidak/belum kita ketahui masa ini, banyak hal yang sudah diketahui pada masa lampau. Siapa pribumi pertama studi ke Belanda dan siapa yang kali pertama studi teknik di Delft kurang terperhatikan masa kini. Itulah fakta tentang narasi sejarah Indonesia pada masa kini. Siswa asal Hindia yang pertama studi teknik di Delft adalah Tan Tjoen Liang. Seperti pada artikel sebelumnya, nama Oei Jan Lee dan Tan Tjoen Liang haruslah dipandang sebagai pionir Indonesia (baca: Hindia Belanda). Studi ke Belanda.

Hubungan antara Belanda dan Hindia (baca: Nusantara) sudah terbentuk dan berjalan secara berkesinambungan sejak jaman lampau, terutama sejak era VOC. Orang-orang Belanda yang intens datang ke Hindia dan orang-orang Belanda pula yang intens dari Hindia ke Belanda dalam berbagai urusan. Sejarah kapan orang Hindia (khususnya pribumi dan Cina) pertama kali ke Belanda tidak diketahui secara pasti. Identifikasi yang ada baru sejauh Afrika Selatan orang Hindia dalam hubungannya dengan kehadiran orang Belanda di Hindia. Itu terjadi pada tahun 1665 ketiga tiga pemimppin lokal di pantai barat Sumatra diasingkan ke Afrika Selatan. Pada tahun 1913 tiga tokoh asal Hindia diasingkan ke Belanda yakni EF Douewes Dekker, Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat. Diantara dua era inilah kontak hubungan Hindia dan Belanda yang intens melalui kehadiran orang Hindia di Belanda Salah satu yang berangkat ke Belanda tahun 1883 adalah Tan Tjoen Liang.

Lantas bagaimana sejarah Tan Tjoen Liang? Seperti disebut di atas, Tan Tjoen Liang termasuk salah satu pionir asal Hindia (baca: Indonesia) berangkat studi ke Belanda. Lalu bagaimana sejarah Tan Tjoen Liang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (511): Pahlawan Indonesia–Amaroellah di Belanda; Rintisan Perdagangan Pribumi antara Belanda-Hindia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Kehadiran orang Eropa di Nusanatara, dalam hal ini oraang Belanda karena perdagangan. Sudah selama berabad-abad perdagangan Belanda, sejak era VOC dimonopoli oleh orang-orang Belanda sendiri. Kesadaran para pribumi sudah muncul untuk mengambil alih fungsi perdagangan tersebut, paling tidak ikut berpartisipasi dalam hubungan perdagangan antara Hindia dan Belanda. Pribumi yang studi di Belanda juga berjuang merintisnya seperti Soetan Casajangan, Sjamsi Sastra Widagda dan Amaroellah Soetan Mangkoeto..

Kisah-kisah nenek moyang Indonesia dalam menguasai perdagangan Nusantara sangat dipercaya sebagai kekuatan ekonomi dan pembentukan peradaban pribumi sebelum kehadiran orang-orang Eropa di Nusantara. Bukti-bukti kekuatan perdagangan dan keunggulan peradaban dapat dilacak pada prasasti-prasasti, candi dan teks zaman kuno. Orang-orang Belanda sendiri mulai memahami itu melalu kajian-kajian sejarah masa lampau/zaman kuno Nusantara. Dalam konteks inilah di era Pemerintah Hindia Belanda, diantara pribumi muncul kesadaran dan ada keinginan untuk membangkitkan riwayat nenek moyang bahwa dalam perdagangan orang pribumi dapat mengambil bagian. Namun sejauh apa keinginan itu terwujud, saat mana pedagang-pedagang Belanda dengan modal dan kekuatan armada pelayaran dapat tersaingi? Dalam konteks inilah, ketika para pedagang pribumi sangat dirufikan dan memiliki ketergantungan yang besar pada perdagangan Belanda, muncul sejumlah pribumi untuk merintis hubungan perdaganganm antara Belanda dan Hindia yang melayani kepentingan pribumi.   

Lantas bagaimana sejarah Amaroellah Soetan Mangkoeto? Seperti disebut di atas, Amaroellah cukup lama berada di Belanda dan turut hadir dalam pembentukan Indische Vereeniging. Amaroellah termasuk salah satu pribumi yang merintis upaya perdagangan dari golongan pribumi. Lalu bagaimana sejarah Amroellah St Mangkoeto? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.