Laman

Selasa, 31 Mei 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (624): Semua Orang di Indonesia adalah Indonesia, Semua Orang di Malaysia Sebut Melayu; Mengapa?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada masa kini, penduduk dari etnik Indonesia seperti Minangkabau, Angkola Mandailing, Banjar, Bugis dan Jawa serta Banjar, bagi Orang Indonesia tidak keberatan dianggap sebagai Orang Melayu, Namun semua orang Indonesia dianggap Melayu oleh Orang Malayu Malaysia tentulah mengundang reaksi. Fakta bahwa orang Jawa, orang Batak termasuk Angkola Mandailing jelas bukan orang Melayu. Sebab di Indonesia, meski berbeda-beda etnik mengakui sebagai Orang Indonesia. Dalam hal ini semua orang di Indonesia adalah Orang Indonesia, sebaliknya semua orang pribumi (di luar Cina, India dll) di Malaysia adalah Oranng Melayu. Mengapa begitu?

Masyarakat Melayu Malaysia adalah salah satu komponen dari bangsa Malaysia. Kebanyakan adalah penduduk setempat yang telah menghuni wilayah Semenanjung Tanah Melayu dan Pulau Borneo bagian barat laut. Masyarakat Melayu di Malaysia kebanyakan adalah sama dengan masyarakat Melayu yang berdiam di beberapa wilayah Indonesia, meskipun di beberapa wilayah merupakan kelompok tersendiri (misalnya di Sarawak, Sabah, Kedah, Terengganu atau Kelantan). Meskipun demikian, Undang-undang Dasar Malaysia memiliki batasan tersendiri mengenai kemelayuan di negara itu. Definisi Melayu adalah sebagai penduduk peribumi yang bertutur dalam bahasa Melayu, beragama Islam, dan yang menjalani tradisi dan adat-istiadat Melayu. Di Malaysia, penduduk pribumi dari keturunan suku-suku di Indonesia, seperti Minangkabau, Aceh, Bugis, Mandailing, Banjar, atau Jawa yang bertutur dalam bahasa Melayu, beragama Islam dan mengikuti adat-istiadat Melayu, semuanya dianggap sebagai orang Melayu (Anak Dagang) selain daripada Melayu Anak Jati yang berasal daripada Tanah Melayu itu sendiri. Bahkan orang bukan pribumi yang berkawin dengan orang Melayu dan memeluk agama Islam juga diterima sebagai orang Melayu. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah semua orang di Indonesia adalah Orang Indonesia, sebaliknya semua orang pribumi (di luar Cina, India dll) di Malaysia adalah Oranng Melayu? Seperti disebut di atas, sikap dan kebijakan pemerintah di Malaysia dan di Indonesia berbeda soal perihal kebangsaan. Lalu bagaimana sejarah semua orang di Indonesia adalah Orang Indonesia, sebaliknya semua orang pribumi (di luar Cina, India dll) di Malaysia adalah Oranng Melayu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah Menjadi Indonesia (623): Kedah di Semenanjung Malaya; Daya Pencarian Situs Zaman Kuno Era Semenanjung Chersonesus

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Bagaimana sejarah Kedah, khususunyta Keah zaman kuno (Kedah Tua) sudah banyak ditulis. Dengan mengacu pada tulisan-tulisan itu, dalam artikel ini, dihubungkan dengan peta zaman kuno Ptolomeus abad ke-2. Peta zaman kuno itu disebut semenanjung Aurea Chersonesus. Sejumlah ahli telah meyakini peta semenanjung itu kini adalah Semenanjung Malaya (negara Malaysia).

Kerajaan Kedah Tua merupakan salah satu kerajaan awal terkenal yang terletak di Semenanjung Tanah Melayu. Ia juga dikenali sebagai Kataha, Kadaram, Sai, Kalah, Kalah Bar dan Kalagram. Menurut catatan I-Tsing (Yijing, 635-715, sami di Dinasti Tang) dari negara China, Kedah Tua juga disebut sebagai Cheh-Cha / Chiecha dalam rekod Cina). Kerajaan Kedah Tua diasaskan pada abad ke 2. Pada peringkat awal, Sungai Mas merupakan pelabuhan utama tetapi kemudian dipindah ke Lembah Bujang. Masyarakat Kedah Tua menghasilkan barang perdagangan seperti rotan, damar, kayu cendana dan gading gajah. Kedah Tua dipengaruhi oleh agama Buddha dan seterusnya diikuti oleh agama Hindu, pengaruh Hindu-Buddha ini boleh dibuktikan melalui peninggalan candi yang terletak di Lembah Bujang. Gunung Jerai telah menjadi petunjuk atau panduan kepada pedagang luar untuk singgah di pelabuhan Lembah Bujang ataupun di Sungai Mas. Pelabuhan Kedah Tua telah menjadi tempat penukaran barang, tempat persinggahan dan tempat membaiki kapal pelayar dan pedagang dari Arab, India, Sri Lanka, Parsi dan Eropah sebelum mereka meneruskan perjalanan mereka ke Timur. Ia juga menjadi pusat perdagangan pelbagai hasil tempatan yang dikumpul oleh penduduk tempatan seperti bijih timah, emas, beras, lada hitam, gading, damar, rotan, tanduk dan sebagainya. Walaupun ia adalah sebuah kerajaan samudera tetapi juga menjadi pengeluar padi terkenal kerana dikurniakan tanah pamah yang rata dan luas. Kerajaan Kedah Tua mencapai zaman kegemilangan semasa pemerintahan Sultan al-Mutawakil (847-861). Ini dapat dibuktikan melalui penemuan wang perak pada zaman Sultan, manik yang dibawa dari negara India dan barangan kaca dari Timur Tengah. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Kedah di Semenanjung Malaya yang dapat dihubungkan dengan upaya pencarian situs zaman kuno era semenanjung Aurea Chersonesus? Seperti disebut di atas, banyak ahli yang menyatakan Kedah adalah pusat peradaban awal di Semenanjung dengan berdeirinya kerajaan tua di kawasan. Lalu bagaimana sejarah Kedah di Semenanjung Malaya yang dapat dihubungkan dengan upaya pencarian situs zaman kuno era semenanjung Aurea Chersonesus? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.