Laman

Senin, 03 Juli 2023

Sejarah Tata Kota Indonesia (5): Tata Kota di Padang Bermula Sejak Era VOC/Belanda; Kota Atjeh di Ujung Utara Pulau Sumatra


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini

Banyak kota tua di Indonesia, tetapi hanya sedikit yang eksis sebagai kota besar hingga ke masa kini. Seperti pada artikel sebelumnya di Jakarta (baca: Batavia) dan Ambon, pada artikel ini akan dideskripsikan sejarah khusus tata kota Padang di Sumatra. Kota tertua (Atjeh) akan dideskripsikan pada artikel tersendiri. Keutamaan kota Padang dalam sejarah tata kota di Sumatra, karena keterlibatan Pemerintah VOC sudah ada sejak 1665.


Kota Padang sebagai salah satu kota tua di Indonesia, secara teknis pada era Republik Indonesia baru terkodifikasi dengan sesuai diterbitkannnyua Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang Tahun 2010-2030. Salah satu pertimbangan perda ini adalah bahwa dengan terjadinya bencana alam gempa bumi yang melanda Kota Padang Tahun 2009 mengakibatkan perubahan fungsi ruang dan perkembangan kota sehingga perlu disusun Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang sebagai suatu perencanaan yang bersifat umum. Seperti pada peraturan dan perundangan nasional dan daerah lain, dalam Perda No 4/2012 ini disebutkan ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya; tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang; rencana struktur ruang wilayah kota adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan; wilayah kota dalam wilayah pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah kota yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kota selain untuk melayani kegiatan skala kota, meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem sumber daya air dan sistem jaringan lainnya. Pada masa ini implementasi perda tersebut diintegrasikan dalam Sistem Informasi Pengawasan Pemanfaatan Tata Ruang (Siwastaru).

Lantas bagaimana sejarah tata kota di Padang bermula sejak era VOC/Belanda? Seperti disebut di atas, Padang memang tidak setua kota Atjeh di ujung utara pulau Sumatra, tetapi kota Padang merupakan kota pertama di Sumatra dimana Pemerintah VOC terlibat langsung. Lalu bagaimana sejarah tata kota di Padang bermula sejak era VOC/Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Tata Kota di Padang Bermula Sejak Era VOC/Belanda; Kota Atjeh di Ujung Utara Pulau Sumatra

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kota Atjeh di Ujung Utara Pulau Sumatra: Salah Satu Pemicu Pembangunan Kota Padang di Pantai Barat Sumatra Era VOC/Belanda

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar