Laman

Kamis, 26 Oktober 2023

Sejarah Bahasa (102): Bahasa Bakumpai di Daerah Aliran Sungai Barito; Bahasa Banjar di Hilir dan Bahasa Dayak Ngaju di Hulu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Dayak Bakumpai (Belanda: Becompaijers/Bekoempaiers/Becompayer) adalah salah satu subetnis Dayak Ngaju, mendiami sepanjang daerah aliran sungai Barito di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yaitu dari kota Marabahan, sampai kota Puruk Cahu, Murung Raya. Suku Bakumpai banyak mendapat pengaruh bahasa, budaya, hukum adat, dan arsitektur Banjar, karena itu suku Bakumpai secara budaya dan hukum adat termasuk ke dalam golongan budaya Banjar, namun secara bahasa, suku Bakumpai memiliki kedekatan dengan bahasa Ngaju.

 

Bahasa Bakumpai adalah sebuah bahasa dalam rumpun bahasa Barito Raya yang dituturkan oleh suku Bakumpai maupun suku Dayak Bara Dia (Suku Dayak Mengkatip) yang mendiami aliran sungai Barito di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Bahasa Bakumpai merupakan bahasa suku Dayak di daerah DAS Barito Dayak yang mendapat pengaruh bahasa Banjar. Bahasa Bakumpai juga memiliki sejumlah peribahasa. Penutur bahasa Bayan menggunakan bahasa Bakumpai jika berbincang dengan non penutur bahasa Bayan. Kesamaan leksikal bahasa Bakumpai terhadap bahasa lainnya yaitu 75% dengan bahasa Ngaju dan 45% dengan bahasa Banjar. (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah bahasa Bakumpai di daerah aliran sungai Barito? Seperti disebut di atas, bahasa Bakumpai di daerah aliran sungai Barito. Bahasa Banjar di hilir dan bahasa Dayak Ngaju di hulu. Lalu bagaimana sejarah bahasa Bakumpai di daerah aliran sungai Barito? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bahasa (101): Bahasa di Sumatra dan Bahasa di Jawa; Bahasa Sanskerta dan Bahasa Batak, Melayu, Bahasa Kawi, Jawa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Pulau Sumatra dan pulau Jawa berdekatan. Secaea geomorfologis kedua pulau diduga menyatu di masa lampau. Oleh karena cukup berdekatan dimungkin bahasa terjadi interaksi yang intens dari waktu ke waktu. Pada masa ini wilayah Jawa diidentifikasi beberapa bahasa, yakni bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Madura, bahasa Kangean dan bahasa Betawi. Dalam hal ini bahasa Betawi mirip bahasa Melayu di Sumatra.


Daftar bahasa di Sumatra adalah sebagai berikut: Abung, Aceh, Alas-Kluet, Bangka, Basemah, Angkola, Mandailing, Simalungun, Toba, Bengkulu, Col, Dairi, Devayan, Duano, Enggano, Gayo, Haji, Kaur, Karo, Kerinci, Komering, Kubu, Lampung, Lematang,Lengkayap, Loncong, Lubu, Melayu, Belitung, Jambi, Deli, Palembang, Riau, Mentawai, Minangkabau, Musi, Nias, Ocu, Pekal, Penesak, Rejang, Sakai, Sekayu, Sigulai dan Simeulue (Wikipedia)     

Lantas bagaimana sejarah bahasa di Sumatra dan bahasa di Jawa? Seperti disebut di atas bahasa di Jawa jumlahnya sedikit sebaliknya di Sumatra jumlahnya banyak. Bahasa Betawi di Jawa mirip bahasa Melayu di Sumatra. Bagaimana bahasa Sanskerta dan relasi bahasa Batak dan Melayu, dan relasi bahasa Kawi dan Jawa? Lalu bagaimana sejarah bahasa di Sumatra dan bahasa di Jawa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.