*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini
Hari ini, 2 Juli adalah hari kelautan nasional
Indonesia. Selama ini, disebutkan hari itu didasarkan melalui Keputusan Presiden Nomor 5
Tahun 1972 yang menetapkan tanggal 2 Juli sebagai Hari Kelautan Nasional. Namun
(di internet) Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1972 tentang Pembentukan Panitia
Urusan Pupuk dengan Susunan Keanggotaan Menteri Pertaniaan sebagai Ketua
Merangkap Anggota. Akan tetapi sumber lain menyebut Hari Kelautan Nasional
melalui Keppres No. 33 Tahun 2003 (https://pendidikan-sains.fmipa.unesa.ac.id/).Bagaimana
bisa dan apa yang salah? Itu satu hal. Hal lain adalah tentang kelautan dan
laut Indonesia sendiri.
Sejarah Hari Kelautan Nasional yang Dicanangkan oleh Presiden Soeharto. 2 Juli 2023. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia terdiri dari lebih dari 17.000 pulau dan memiliki garis pantai yang panjang mencapai lebih dari 54.000 kilometer. Peranan laut yang penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia menjadi salah satu alasan munculnya peringatan Hari Kelautan Nasional di Indonesia pada tahun 1972 melalui Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1972 yang menetapkan tanggal 2 Juli sebagai Hari Kelautan Nasional. Tanggal 2 Juli 1972 pun menjadi peringatan pertama dari Hari Kelautan Nasional di Indonesia. Terdapat berbagai kegiatan yang biasanya dilakukan dalam peringatan Hari Kelautan Nasional, meliputi penegakan hukum maritim, pengawasan terhadap aktivitas perikanan ilegal, serta kampanye pengurangan polusi laut. Peringatan Hari Kelautan Nasional pun kini menjadi salah satu momentum untuk mempromosikan pariwisata bahari dan potensi ekonomi kelautan di Indonesia. Selain itu, peringatan ini juga menjadi ajang untuk memperkuat kerjasama internasional dalam bidang kelautan serta mengukuhkan posiis Indonesia sebagai negara maritim yang berperan aktif di tingkat global (https://kumparan.com/)
Lantas bagaimana sejarah kelautan dan laut Indonesia dalam navigasi pelayaran perdagangan Nusantara? Seperti disebut di atas, kelautan di Indonesia menjadi penting karena itu diperingati setiap tanggal 2 Juli. Sejarah laut nusantara adalah bagian dari navigasi pelayaran perdagangan Nusantara dan peta-peta laut sejak P. Melvill van Caranbee menjadi sejarah laut Indonesia. Lalu bagaimana sejarah kelautan dan laut Nusantara dalam navigasi pelayaran perdagangan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja. Dalam hal ini saya bukanlah penulis sejarah, melainkan hanya sekadar untuk menyampaikan apa yang menjadi fakta (kejadian yang benar pernah terjadi) dan data tertulis yang telah tercatat dalam dokumen sejarah.
Kelautan dan Laut Indonesia dalam Navigasi Pelayaran Perdagangan Nusantara; Peta-Peta Laut P Melvill van Cararbee
Tidak pernah ditemukan peta dalam prasasti. Apalagi peta laut. Hanya teks saja di dalam prasasti. Dalam teks prasasti Kedoekan Boekit (682) di pantai timur Sumatra disebutkan ‘Dapunta Hiyang naik di sampan mengambil siddhayātra. pada hari ke tujuh paro-terang bulan Jyestha, Dapunta Hyang marlapas dari Miṉāṅgā tamwāṉ membawa bala dua laksa dengan lengkap perbekalan dua ratus cara/peti di sampan’. Inilah informasi kelautan (maritime) tertua di nusantara.
Namun bagaimana bentuk sampan (baca: kapal) di dalam prsasasti tidak terinformasikan. Bentuk kapal baru ditemukan pada abad ke-9 yang digambarkan di dalam relief candi Borobudur di Jawa bagian pedalaman. Kemaritiman dan penggunaan kapal sesungguhnya gambaran nusantara itu sendiri. Nusa dalam bahasa Austronesia (bahasa Yunani: nesos) adalah pulau/kepulauan. Oleh karena itu nusantara artinya kepulauan diantara dua daratan luas (Asia dan Australia).
Pada awal abad ke-7 sudah terinformasikan lalu lintas pelayaran internasional. Kapal-kapal Arab dari Laut Merah sudah sampai ke pantai timur Tiongkok, yang diduga melalui nusantara (selat Malaka atau selat Sunda/Karimata). Pada akhir abad ke-7 seorang Boedha, I’tsing melakukan pelayaran dari Canton melalui Bodja ke pantai timur Sumatra (melalui selat Batam/Bintan). Dari Sumatra, I’tsing melanjutkan pelayaran ke Nalanda (India). Gambaran pada abad ke-7 ini, nusantara sudah menjadi salah satu hub navigasi pelayaran perdagangan dunia. Lantas bagaimana selanjutnya?
Tunggu deskripsi lengkapnya
Peta-Peta Laut P Melvill van Carnbee: Laut Indonesia dari Masa ke Masa
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar