Tampilkan postingan dengan label Sejarah Banyuwangi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Banyuwangi. Tampilkan semua postingan

Senin, 22 Mei 2023

Sejarah Banyuwangi (6): Teluk Gradjagan, Tempo Doeloe Gragiagan; Kampong Proa di Pantai Selatan Jawa (Kini Nama Purwo)


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini

Apakah ada nama teluk Grajakan di Malang? Ada, tidak di pantai selatan Jawa, tetapi di tengah kota Malang. Bagaimana bisa? Teluk Grajakan di Malang adalah nama jalan. Namun bagi orang Banyuwangi nama teluk Grajakan seharusnya ditulis sebagai teluk Gradjagan. Apakah orang Banyuwangi juga benar? Tempo doeloe disebut teluk Gragiagan. Di bagian dalam teluk ini terdapat satu kampong Bernama Proa. Apakah nama Proa menjadi Purwo?


Purwoharjo adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi. Ada 8 desa yang terletak di kecamatan Purwoharjo, yaitu: Bulurejo, Glagah Agung, Grajagan, Karetan, Kradenan, Purwoharjo, Sidorejo, Sumberasri. Wilayah kecamatan ini dilewati oleh beberapa Sungai Setail sepanjang 6,3 Km. Kawasan Ekowisata Mangrove Bedul atau yang lebih dikenal sebagai Mangrove Bedul adalah kawasan hutan bakau yang berada di Dusun Bloksolo, Desa Sumberasri. Lokasinya terletak di antara wilayah Taman Nasional Alas Purwo dan Pantai Grajagan. Dinamai Bedul karena banyaknya ikan bedul atau ikan gabus yang memiliki sirip di punggungnya. Hutan bakau ini memiliki 27 spesies bakau yang menjadikannya sebagai hutan bakau dengan spesies terlengkap di Indonesia. Hutan bakau ini juga menjadi habitat aneka satwa seperti monyet, biawak, burung bangau, elang laut dan belibis. Bahkan pada bulan-bulan tertentu terdapat sekitar 16 jenis burung migran dari Australia, di antaranya cekakak suci (Halcyon chloris/Todirhampus sanctus), burung kirik-kirik laut (Merops philippinus), trinil pantai (Actitis hypoleucos), dan trinil semak (Tringa glareola). (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah teluk Gradjagan, tempo doeloe Gragiagan? Seperti disebut di atas kini Gradjakan ditulis Grajakan. Nama awal seperti apa? Ada yang menulis Gragiagan. Di dalam teluk ada nama kampong Proa di pantai selatan Jawa (kini nama Purwo). Lalu bagaimana sejarah teluk Gradjagan, tempo doeloe Gragiagan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 21 Mei 2023

Sejarah Banyuwangi (5): Sungai Setail di Wilayah Banyuwangi Berhulu di Gunung Raung; Air Mengalir Sampai Jauh ke Teluk


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini

Dimana itu sungai Setail banyak yang tidak tahu? Di Wikipedia hanya samar-samar ditulis dan hanya sekadarnya saja. Disebut Kali Setail adalah sebuah sungai di bagian tenggara pulau Jawa. Sungai ini mengalir di wilayah timur pulau Jawa yang beriklim muson tropis. Hany itu. Okelah, toh juga orang Banyuwangi bangga dengan sungai Setail sebagai sungai terpanjang di wilayah Banyuwangi.

 

Sudah Tahu Belum? Inilah 3 Sungai Terpanjang di Banyuwangi, Nomor 1 Bukan Sungai Tambang Tapi…15 Januari 2023. BondowosoNetwork.com. Daerah di Jawa Timur memiliki banyak sungai dengan panjang yang berbeda-beda. Sungai terpanjang di Jawa Timur adalah sungai Madiun yang terletak di kota Madiun yaitu dengan panjang sungai 76.50 Km. Selain Madiun, Banyuwangi juga memiliki 6 sungai dengan panjang yang berbeda. Selain memiliki sejarah 0tertentu, sungai-sungai ini menjadi tumpuan hidup bagi masyarakat di sekitarnya. Lantas, sungai apa saja yang terpanjang di Banyuwangi? 1. Sungai Setail. Pada urutan pertama terdapat Sungai Setail dimana sungai ini menjadi sungai terpanjang di Banyuwangi. Panjang sungai Setail mencapai 49.50 Km. 2. Sungai Baru. Selain sungai Setail, pada urutan kedua ada sungai Baru yang termasuk ke dalam sungai terpanjang di Banyuwangi. Panjang dari sungai Baru mencapai 36.70 Kmr. 3. Sungai Bajulmati. Sungai Bajulmati termasuk ke dalam sungai terpanjang yang ada di Banyuwangi. Panjang sungai Bajulmati mencapai 32.79 kilometer, sehingga termasuk pada urutan ketiga sungai terpanjang di Banyuwangi. Itulah 3 sungai terpanjang di Banyuwangi, Jawa Timur. (https://bondowoso.jatimnetwork.com/)

Lantas bagaimana sejarah sungai Setail di wilayah Banyuwangi berhulu di gunung Raung? Seperti disebut di atas, sungai Setail adalah sungai terpanjang di wilayah Banyuwangi. Sepanjang berapa? Air mengalir sampai jauh hingga ke teluk Blambangan. Lalu bagaimana sejarah sungai Setail di wilayah Banyuwangi berhulu di gunung Raung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 20 Mei 2023

Sejarah Banyuwangi (4):Gunung di Wilayah Banyuwangi,gunung Raung berapi meraung; Gunung Baluran Suatu Pulau Tempo Doeloe


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini

Gunung Baluran adalah sebuah gunung di Jawa Timur berketinggian 1.247 M. Gunung ini secara administratif tempo doeloe masuk Banjoewangi, tetapi kini kabupaten Situbondo. Gunung Baluran merupakan gunung paling timur di Pulau Jawa.  Gunung Baluran hanyalah gunung rendah tetapi memiliki sejarah penting di wilayah Banyuwangi. Gunung tertinggi di Banyuwangi adalah gunung Raung.

 

Gunung Raung puncak tertinggi: 3.344 M, gunung berapi kerucut. Kawasan gunung masuk dalam wilayah tiga kabupaten di wilayah Besuki, yaitu Banyuwangi, Bondowoso dan Jember. Secara geografis, berada dalam kawasan pegunungan Ijen dimana gunung Raung tertinggi. Gunung Raung sendiri merupakan gunung tertinggi ketiga di Jawa Timur setelah Gunung Semeru dan Gunung Arjuno. Kaldera Gunung Raung merupakan kaldera kering yang terbesar di Pulau Jawa dan terbesar kedua di Indonesia setelah Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat. Terdapat empat titik puncak, yaitu Puncak Bendera, Puncak 17/Puncak Bendera (3.159 M), Puncak Tusuk Gigi, (3.300 M) dan yang tertinggi Puncak Sejati (3.344 M). Dilihat dari vegetasinya, Gunung Raung memunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung. Letusan Gunung Raung bertipe letusan Strombolian, yaitu letusan kecil tetapi terus-menerus mengeluarkan pijar. Gunung Raung juga memiliki sistem kawah yang terbuka, yang menyebabkan lava pijar yang dihasilkan akan kembali ke dalam kawah dan kecil kemungkinan meluber keluar kaldera. Sejarah letusan 1586 (?) catatan paling awal. Letusan Gunung Raung yang terjadi tahun 1593, 1597, 1638, 1730, sekitar tahun 1804, 1812-1814, sekitar tahun 1815, 1817, 1838, 1849, 1859, 1860, 1864, 1881, 1885, 1890, 1896, 1897, 1902, dan 1903, 1913, 1915, 1916, 1917, 1921, 1924, dan 1924, 1827, 1928, 1929, 1933, 1936, 1937, 1938-1939, 1940, 1941 (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah gunung di wilayah Banyuwangi, gunung Raung berapi meraung? Seperti disebut di atas gunung Raung kerap meletus. Bunyi rauangan dari puncak gunung pada masa lampau partanda ada letusan (terdengar tetapi tidak terlihat), Mengapa? Dalam hal ini gunung Raung terkenal dari bunyinya, sementara gunung Baluran tempo doeloe adalah suatu pulau yang dalam sejarah navigasi pelayaran perdagangan sangat penting. Lalu bagaimana sejarah gunung di wilayah Banyuwangi, gunung Raung berapi meraung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 19 Mei 2023

Sejarah Banyuwangi (3): Fort Banyuwangi Benteng Utrecht Sejak VOC; Area Sekitar Benteng Jadi Cikal Bakal Kota Banyuwangi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini

Apa arti benteng Banjoewangie (kini lebih di benteng Untrecht) di Banyuwangi? Nah, itu dia. Fakta bahwa dari area/Kawasan benteng inilah di masa lampau cikal bakal kota Banyuwangi yang sekarang. Benteng ini sendiri mulai didirikan pada era VOC, di suatu titik tertentu di kampong Banjoewangi. Lalu mengapa benteng itu disebut Fort Utrceht?


Benteng Utrecht Banyuwangi Riwayatmu Dulu. Kumparan.com. 2 November 2017. Dalam buku The Old East India Company disebut sebuah stasiun disini (Banjoewangi) abad ke-17. Tahun 1860 seorang Inggris dari Pasuruan menemukan sebuah benteng bernama "Utrecht" dengan garnisun kecil. "Di benteng Banyuwangi orang Prancis dari Amiens asalnya, berusia 65 tahun, dan sudah tiga puluh tahun bekerja di perusahaan. Benteng sekarang tidak penting; berbentuk persegi dibangun palisades dan papan sudah tua dan dikelilingi oleh selokan air, memiliki dua pintu masuk dengan jembatan gantung bagus, pintu masuk utama menghadap ke pantai. benteng berdiri di atas dataran berawa tiga perempat mil dari pantai. Bendera Belanda ditanam di seberang benteng. Didalam ada rumah barak kecil, kamar-kamar nyaman. Apartemen sersan ada di pintu masuk dan diisolasi; Mereka terdiri dari tiga kompartemen dan dapur di sisi jaga. Selama periode Residen Inggris, kita belajar bahasa Inggris dan di Banyuwangi banyak populasi penduduk asli. Teluk Balambouang, jauh ke selatan, dikunjungi oleh David Middleton awal abad ke 17. Dulu ada disini perusahaan East India Company untuk kenyamanan kapal yang berlabuh, tapi harus ditinggalkan karena buruk, enam komandan Eropa meninggal satu demi satu dari arus sungai, karena airnya buruk. Residen Inggris tahun 1812 dan 1813 Letnan Davies, dan 1814-1816 Letnan A. McLeod. NB. Lokasi Benteng 'Fort Utrecht' Kepatihan, Lingkungan Dinas PU. Tahun 1927-1929 gerbang benteng Fort Utrecht dihancurkan diganti dengan bangunan lain dan saat ini bangunan ini tidak tersisa hanya beberapa tembok bata dengan ketebalan 20 Cm memanjang sekitar 30 M. (https://kumparan.com/)

Lantas bagaimana sejarah benteng di Banyuwangi Fort Utrecht sejak era VOC? Seperti disebut benteng tersebut menjadi penting dalam sejarah kota Banyuwangi yang sekarang. Satu yang penting area sekitar benteng menjadi cikal bakal Kota Banyuwangi. Lalu bagaimana sejarah benteng di Banyuwangi Fort Utrecht sejak era VOC?  Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 18 Mei 2023

Sejarah Banyuwangi (2): Geomorfologi di Wilayah Banyuwangi Ujung Timur P Jawa; Gunung Raung Selat Bali Pulau Alas Purwo


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini

Lain tempo doeloe, lain pula sekarang. Lain di zaman kuno, lain pula masa nanti. Tidak hanya populasi penduduk yang berubah, juga wilayah geografis juga berubah dari masa ke masa. Dalam narasi sejarah masa kini, tidak pernah dinarasikan sejarah geografi wilayah. Semuanya dianggap tetap (tidak berubah) dari zaman ke zaman; dari zaman megalitikum hingga ke zaman melenium. Membicarakan sejarah perubahan geografis, kita sedang berbicara tentang geomorfologis wilayah.


Wilayah Banyuwangi kini dengan panjang garis pantai 175,8 Km. Jumlah pulau 10 buah. Letak geografis di ujung timur Pulau Jawa. Wilayah daratannya terdiri atas dataran tinggi berupa pegunungan yang merupakan daerah penghasil produk perkebunan; dan dataran rendah dengan berbagai potensi produk hasil pertanian serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah utara ke selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut. Batas wilayah     sebelah utara adalah Kabupaten Situbondo, sebelah timur adalah Selat Bali, sebelah selatan adalah Samudera Indonesia dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Bondowoso. Topografi bagian barat dan utara pada umumnya merupakan pegunungan, dan bagian selatan sebagian besar merupakan dataran rendah. Tingkat kemiringan rata-rata pada wilayah bagian barat dan utara 40°, dengan rata-rata curah hujan lebih tinggi bila dibanding dengan bagian wilayah lainnya. Daratan yang datar sebagian besar mempunyai tingkat kemiringan kurang dari 15°, dengan rata-rata curah hujan cukup memadai sehingga bisa menambah tingkat kesuburan tanah. Dataran rendah yang terbentang luas dari selatan hingga utara dimana di dalamnya terdapat banyak sungai yang selalu mengalir di sepanjang tahun. Di Kabupaten Banyuwangi tercatat 35 DAS, sehingga disamping dapat mengairi hamparan sawah yang sangat luas juga berpengaruh positif terhadap tingkat kesuburan tanah. (https://banyuwangikab.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah geomorfologi wilayah Banyuwangi di ujung timur pulau Jawa? Seperti disebut di atas wilayah Banyuwangi berada di huk garis pantai selatan dan pantai timur (Selat Bali). Ada gunung Raung, pulau Bali, pulau Alas Purwo. Lalu bagaimana sejarah geomorfologi wilayah Banyuwangi di ujung timur pulau Jawa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 17 Mei 2023

Sejarah Banyuwangi (1): Nama Banyuwangi dan Penduduk Asli Osing; Kota Melting Pot di Ujung Timur Pulau Jawa pada Era VOC


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini

Setelah serial artikel sejarah Madura dan serial artikel sejarah Malang, secara spasial akhirnya harus berakhir di serial artikel sejarah Banyuwangi. Dengan sejarah Banyuwangi ini juga serial artikel sejarah berbagai daerah di Indonesia selesai. Selanjutnya hanya memperkaya seluruh serial artikel seluruh Indonesia dengan random. Diantara artikel-artikel sejarah daerah, dilanjutkan serial artikel sejarah menurut topik. Topik yang sudah dimulai dari Sejarah Menjadi Indonesia dan Sejarah Pers di Indonesia. Bersaman dengan sejarah Banyuwangi ini dimulai serial artikel sejarah pendidikan di Indonesia. Mari kita mulai artikel pertama Sejarah Banyuwangi.


Asal-usul Nama dan Sejarah Banyuwangi. Kompas.com. 07/12/2021. Banyuwangi nama kabupaten di ujung timur Provinsi Jawa Timur, berbatasan langsung Selat Bali. Kota Banyuwangi memiliki julukan Bumi Blambangan dan Kota Osing. Asal-usul nama Banyuwangi dari Legenda Sri Tanjung yang berpesan setelah dibunuh jasadnya diceburkan ke sungai. Apabila darah mengalir berbau busuk, dirinya telah berbuat serong, jika air sungai berbau harum maka Sri Tanjung tidak bersalah. Patih Sidopekso pun tetap menikamkan kerisnya ke istri. Ternyata, air sungai yang keruh itu berangsur-angsur menjadi jernih dan berbau wangi. Sejarah berdirinya Banyuwangi tidak terlepas dari sejarah Kerajaan Blambangan, dipimpin Pangeran Tawang Alun.  VOC menganggap Blambangan bagian wilayah kekuasaannya atas dasar penyerahan kekuasaan Jawa bagian Timur oleh Pakubuwono II. VOC tidak pernah benar-benar menunjukkan kekuasaannya di Blambangan sampai akhir abad ke-17. Pemerintah Inggris menjalin hubungan dagang dengan Blambangan, VOC segera bergerak mengamankan kekuasaannya. Lalu memicu terjadinya pertempuran antara pasukan Blambangan dengan VOC, dikenal peristiwa Puputan Bayu, terjadi 18 Desember 1771, VOC kemudian mengangkat R Wiroguno I (Mas Alit) sebagai bupati Banyuwangi pertama (ditetapkan hari jadi Banyuwangi). Banyuwangi sendiri multikulturalisme, masyarakatnya keturunan Jawa Mataraman, Madura, dan Osing.  Suku Osing merupakan penduduk asli Banyuwangi. Sebagai keturunan Kerajaan Blambangan, suku ini memiliki adat-istiadat, budaya, dan bahasa berbeda dari Jawa dan Madura. (https://www.kompas.com/)

Lantas bagaimana sejarah nama Banyuwangi dan penduduk asli Osing? Seperti disebut di atas, ini adalah artikel pertama dari serial artikel sejarah Banyuwangi. Seperti biasa dimulai dari nama daerahnya sendiri dan awal perkembangannya. Era VOC dan Banyuwangi adalah kota melting pot di ujung timur Pulau Jawa dimana sebagai penduduk asli orang Osing. Lalu bagaimana sejarah nama Banyuwangi dan penduduk asli Osing? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.