Jumat, 13 Oktober 2023

Sejarah Bahasa (76): Bahasa 'Pesisir' Pantai Barat Sumatra; Bahasa Campuran di Bahasa Melayu, Bahasa Minangkabau Bahasa Batak


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Pesisir (bahasa Pesisir: Ughang Pasisi) adalah sebuah kelompok etnis yang tersebar di pesisir barat Sumatera Utara. Suku Pesisir merupakan keturunan dari orang Minangkabau yang bermigrasi ke Tapanuli sejak abad ke-14 dan telah bercampur dengan suku lain, yaitu suku Batak dan Aceh. Sejarah terbentuknya kelompok suku ini tidak jauh berbeda dengan sejarah terbentuknya suku Aneuk Jamee di pantai barat Aceh, masyarakat Negeri Sembilan di Semenanjung Malaya.


Bahasa Pesisir (bahasa Pesisir: bahaso Pasisi) adalah sebuah dialek bahasa Minangkabau yang dituturkan oleh Suku Pesisir yang merupakan penduduk Tapanuli Tengah, Sibolga, pantai Tapanuli Selatan dan pantai Mandailing Natal, di sepanjang pesisir barat Provinsi Sumatera Utara. Bahasa ini menyebar di sepanjang pesisir barat Pulau Sumatra mulai dari Mandailing Natal, Sibolga, hingga Barus. Bahasa ini merupakan salah satu dialek dalam Bahasa Minangkabau, karena sejarah bahasa ini bermula dari datangnya perantau Minang dari daerah Pariaman untuk berdagang di sepanjang pesisir barat Pulau Sumatra bagian utara. Para perantau ini kemudian berkomunikasi dengan suku bangsa lain seperti Batak dan Aceh, sehingga terjadilah akulturasi dengan kedua bahasa tersebut. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Pesisir di pantai barat Sumatra? Seperti disebut di atas kelompok penutur bahasa Pesisir berada di wilayah pantai barat Sumatra. Bahasa campuran bahasa Melayu yang dipengaruhi bahasa Minangkabau dan bahasa Batak. Lalu bagaimana sejarah bahasa Pesisir di pantai barat Sumatra? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bahasa (75): Bahasa Ulu di Muara Sipongi di Wilayah Mandailing; Bahasa Batak Bahasa Melayu Bahasa Minangkabau


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Orang Ulu (Bahasa Ulu: Urak Tanah Ulu) atau Urak Tanah Ulu Muoro Sipongi merupakan masyarakat yang mendiami Kecamatan Muara Sipongi, Kabupaten Mandailing Natal. Mereka mengamalkan Adat Minangkabau yang Matrilineal dengan klan/marga (suku) Kandak Kepuh, Pungkik dan Mondoilik. Klan/marga ini sama dengan yang di Rao, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat (Kandang Kopuah, Pungkuik dan Mondiliang). Rao merupakan kawasan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Muara Sipongi.


Fonotaktik Bahasa Ulu Muara Sipongi.Melani Rahmi Siagian dkk, 2022. Abstrak. Setiap bahasa memiliki kekhasan kepemilikan khasanah fonem dan struktur fonemisnya. Bisa saja dua bahasa berbeda memiliki fonem sama, tetapi belum tentu pendistribusiannya juga sama. Hal ini disebabkan adanya kaidah fonotaktik berlaku dalam satu bahasa berbeda antar satu dan lainnya. Makalah ini bertujuan mendeskripsikan fonotaktik bahasa Ulu Muara Sipongi yang meliputi pola urutan bunyi dan suku kata berdasarkan bagian-bagian fonetisnya. Pengumpulan data dilakukan dengan metode rekam dan catat dari informan penutur asli bahasa Ulu. Data dikumpulkan dalam bentuk kosakata dasar untuk mengetahui fonem-fonem yang akan diteliti. Data akan dianalisis menggunakan metode deskrptif kualitatif untuk memaparkan pendistribusian fonem vokal dan konsonan serta suku kata bahasa Ulu Muara Sipongi. Dari pengumpulan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa kosakata bahasa Ulu terdiri atas 6 vokal yaitu, a, i, u, e, E, o serta 15 konsonan yaitu b, c, d, g, h, j, k, l, m, n, p, r, s, t, dan kh. Pola pendistribusian fonem vokal dan konsonan berada pada posisi awal, tengah, dan akhir. Pola suku kata pada bahasa Ulu Muara Sipongi setidaknya paling sedikit berjumlah dua suku kata dan sebanyak-banyaknya.

Lantas bagaimana sejarah bahasa Ulu di Muara Sipongi di wilayah Mandailing? Seperti disebut di atas penutur bahasa Ulu terdapat di wilayah Mandailing, Tapanuli. Bahasa Batak, bahasa Melayu dan bahasa Minangkabau. Lalu bagaimana sejarah bahasa Ulu di Muara Sipongi di wilayah Mandailing? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.