Selasa, 22 November 2022

Sejarah Bengkulu (30): Lapangan Terbang di Padang Kemiling; Kini Nama Fatmawati Soekarno oleh Megawati Soekarnoputri


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini  

Lapangan terbang di Bengkulu dulu disebut bandara Padang Kemiling, dan dalam perkembangannya diubah namanya menjadi Bandara Fatmawati Soekarno. Peresmian pergantian nama ini dilakukan pada tahun 2001. Perubahan nama tersebut dilakukan presiden Republik Indonesia yaitu Megawati Soekarno Putri pada tanggal 14 November 2001. Bagaimana sejarah lapangan terbang di Bengkulu kurang terinformasikan.


Bandar Udara Fatmawati Soekarno, sebelumnya Bandar Udara Padang Kemiling, adalah bandar udara yang terletak di Kota Bengkulu, tepatnya di Jl. Raya Padang Kemiling, kecamatan Slebar- Kota Bengkulu. Bandar udara dengan panjang landas pacu 2.239 m x 150 m dengan permukaan aspal merupakan bandar udara kelas I yang dikelola oleh UPT Ditjen Hubud. Jarak dari kota terdekat ke bandar udara ini adalah 14 Km. Bandar udara ini diambil dari nama Fatmawati, mantan ibu negara Indonesia dan istri Presiden Soekarno yang lahir di kota ini (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah lapangan terbang di Padang Kemiling tempo doeloe? Seperti disebut di atas lapangan terbang di kota Bengkulu disebut bandara Padang Kemiling. Pada masa ini lapangan terbang tersebut namanya diubah menjadi Fatmawati Soekarno yang diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputri tahun 2001. Lalu bagaimana sejarah lapangan terbang di Padang Kemiling tempo doeloe? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bengkulu (29): Kereta Api Wilayah Bengkulu;Soekarno Diasingkan Naik Kereta Api dari Teloek Betong hingga Lahat 1938


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini  

Pada tahun 2020 ada rencana pembangunan kereta api di wilayah Bengkoeloe. Rencana itu kemudian terkendala. Lalu bagaimana kelanjutannnya? Itu satu hal. Dalam hal ini akan dideskripsikan sejarah perkeretapian di wilayah Bengkulu pada era Pemerintah Hindia Belanda. Ir Soekarno diasingkan naik kereta api dari Teloek Betong ke Lahat 1938. Mengapa sampai Lahat? Bagaimanaa sejarahnya kereta aspi di wilayah Bengkoeloe kurang terinformasikan?


Kereta api pertama di Pulau Sumatera dibangun di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886) dan kemudian di Sumatera Barat (1891). Tahun 1911, pembangunan rel keretapi di Sumatra bagian selatan dimulai. Lintasan kereta di Sumatera Selatan pertama kali dibangun sepanjang 12 kilometer dari Panjang menuju Tanjungkarang, Lampung. Jalur rel ini mulai dilintasi kereta pada tanggal 3 Agustus 1914. Pada waktu bersamaan dilaksanakan juga pemasangan dan pembangunan lintasan rel dari Kertapati, menuju Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Sampai 1914, jalur rel lintas Prabumulih sampai Prabumulih mencapai jarak 78 kilometer. Perlahan, jalur rel kemudian dikembangkan untuk pengangkutan batu bara dari tempat penambangannya di Tanjung Enim. Kemudian dikembangkan juga jalur ke Lahat. Di Lahat berada sebuah bengkel kereta (sekarang dinamakan Balai Yasa Lahat) yang berfungsi untuk perbaikan dan perawatan kereta api. Habis pemerintah Hindia Belanda menempuh Zuid Soematera Spoorwegen (ZSS) tuntas membangun rel kereta api di Lampung dan Sumatera Selatan sampai 529 km (https://p2k.utn.ac.id/)

Lantas bagaimana sejarah kereta api di wilayah Bengkulu? Seperti disebut di atas, sejarahnya kurang terinformasikan. Satu yang pasti Ir Soekarno ketika diasingkan ke Bengkoeloe tahun 1938 naik kereta api dari Teloek Betong hingga ke Lahat 1938. Lalu bagaimana sejarah kereta api di wilayah Bengkulu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.