Minggu, 11 Juni 2023

Sejarah Banyuwangi (37): Sepak Bola di Banyuwangi, Apakah Ada Sejarah Sepak Bola di Wilayah Banyuwangi? Jadi Hiburan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini

Apakah sejarah sepak bola di wilayah Banyuwangi hanya Persewangi? Nah, itu dia. Apakah ada sejarah lama tentang sepakbola di wilayah Banjoewangi? Nah, ini dia. Apakah tidak ada yang tertarik menulisnya? Apakah dalam hal ini memang benar-benar tidak ada sejarah sepak bola di Banyuwangi? Okelah, kita tidak harus terus bertanya, ada baiknya perlu diselidiki. Mari kita lacak.

Persatuan Sepak Bola Banyuwangi (disingkat Persewangi) tim sepak bola Indonesia yang bermarkas di Stadion Diponegoro, Banyuwangi. Pada tahun 1997 tim ini pernah berlaga di Divisi Satu Liga Indonesia. Setelah itu, klub ini vakum kembali memulai kiprahnya pada tahun 2002, kini Persewangi bermain di Liga 3. Tim ini pada tahun 2008 menghuni Divisi Satu Liga Indonesia setelah pada musim kompetisi 2007 menjadi juara kedua Kompetisi Divisi II PSSI sekaligus promosi ke divisi I. Sebelumnya, Persewangi meraih juara 4 dalam kompetisi divisi III 2006 dan promosi ke divisi II 2007. Persewangi juga pernah menghasilkan beberapa pemain yang bermain untuk tim nasional, seperti Hendro Kartiko, Zaenal Ichwan, Imam Hambali, dsb. Perseaangi pernah mengalami dualisme kepengurusan pada awal tahun 2012 sampai dengan tahun 2019 dan pada awal tahun 2020 persewangi resmi menjadi satu di bawah naungan Yayasan Persewangi Banyuwangi Indonesia (YPBI). Julukan Laskar Blambangan atau yg sering disingkat dengan nama The Lasblang adalah julukan dari Persewangi Banyuwangi. Nama "Blambangan" diambil dari "nama Kerajaan Hindu" yang dahulu terdapat di "Kabupaten Banyuwangi". Alasan diberinya julukan Laskar Blambangan kepada "Persewangi Banyuwangi", karena diharapkan pemain mempunyai jiwa yang kuat dan bersemangat serta tangguh menghadapi lawan layaknya pasukan Kerajaan Blambangan. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah sepak bola di Banyuwangi, apakah ada sejarah sepak bola di wilayah Banyuwangi? Seperti disebut di atas, sejarah sepak bola di wilayah Banuwangi tidak terinformasikan. Apakah benar-benar tidak ada? Tempo doeloe sepak bola jadi hiburan. Lalu bagaimana sejarah sepak bola di Banyuwangi, apakah ada sejarah sepak bola di wilayah Banyuwangi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Banyuwangi (36): Tandiono Manu Lahir di Banjoewangi; Sarjana Hukum (Mr) Rechthogeschool,Menteri Pertanian 1950-51


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini

Siapa Tandiono Manu? Ada yang menulis Tandiono Manu lahir di Banyuwangi. Tandiono Manu menyelesaikan Pendidikan sarjana di Rechthoogeschool Batavia. Okelah, itu satu hal. Juga ada yang menulis Tandiono Manu lulus sarjana hukum di Rechthoogeschool Batavia. Okelah, itu hal lain lagi. Untuk melengkapi narasi sejarah Tandiono Manu, mari kita telusuri.


Tandiono Manu (lahir pada 28 Juni 1913) adalah seorang politikus Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Pertanian dalam Kabinet Natsir antara 1950 dan 1951, dan Menteri Perdagangan dan Industri dalam Kabinet Halim Republik Indonesia pada periode Indonesia Serikat. Tandiono lahir di Banyuwangi, kini di Jawa Timur, pada 28 Juni 1913. Ia adalah anak tunggal, dan ayahnya Martoprawiro bekerja sebagai petugas departemen irigasi. Ia menyelsaikan sekolah dasar (Hollandsch-Inlandsche School) di Jember dan sekolah menengah (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di Surabaya, sebelum melanjutkan pendidikan ke Rechtshogeschool (institut hukum) di Batavia. Ia lulus dari sana pada 1941. Pada masa pembelajarannya, ia aktif dalam organisasi-organisasi pemuda seperti Jong Java dan Unitas Studiorum Indonesiensis. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Tandiono Manu lahir di Banjoewangi? Seperti disebut, di atas ada yang menulis Tandiono Manu, sarjana hukum pernah menjadi Menteri Pertanian RI. Lalu bagaimana sejarah Tandiono Manu lahir di Banjoewangi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.