Selasa, 10 Oktober 2023

Sejarah Bahasa (70): Bahasa Karo di Utara Danau Toba; Bahasa Melayu di Pesisir dan Bahasa Batak di Pedalaman Pulau Sumatra


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Karo adalah salah satu kelompok etnis Batak yang menyebar dan menetap di Taneh Karo. Etnis ini merupakan salah satu etnis terbesar di Sumatera Utara. Nama etnis ini juga dijadikan sebagai nama salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, yaitu Kabupaten Karo. Etnis ini memiliki bahasa yang disebut cakap Karo.


Bahasa Batak Karo atau bahasa Karo adalah bahasa Austronesia rumpun bahasa Batak Karo yang mendiami dataran tinggi Karo, Langkat, Deli, Serdang, Dairi, Medan, hingga Aceh Tenggara. Bahasa Karo secara historis ditulis menggunakan aksara Karo yang termasuk dalam Surat Batak karena huruf yang dipakai berasal dari wilayah Angkola-Mandailing yang merupakan bagian dari Batak yang kemudian menyebar ke wilayah Batak Toba lalu ke Batak Simalungun dan Batak Pakpak-Dairi lalu yang terakhir adalah wilayah Batak Karo. Aksara Karo atau sering juga disebut tulisen Karo atau Surat Haru yang merupakan turunan dari aksara Brahmi dari India kuno. Namun kini hanya sejumlah kecil orang Karo dapat menulis atau memahami aksara Karo, dan sebaliknya alfabet Latin yang digunakan. Bahasa Karo merupakan bagian dari rumpun bahasa Batak utara, sehingga mirip dengan bahasa Batak Pakpak dan bahasa Alas-Kluet. Bahasa tersebut tidak dipahami oleh penutur bahasa Batak selatan, seperti Batak Toba, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Ada beberapa dialek dalam bahasa Karo, yaitu Karo timur dan Karo barat. Dialek-dialek tersebut dibedakan secara fonologis dan leksikal. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Karo di utara danau Toba? Seperti disebut di atas bahasa Karo dituturkan oleh orang Karo di utara danau Toba. Bahasa Melayu di pesisir dan bahasa Batak di pedalaman Sumatra. Lalu bagaimana sejarah bahasa Karo di utara danau Toba? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bahasa (69): Bahasa Singkil Pantai Barat Sumatra di Perbatasan Aceh-Tapanuli; Bahasa Batak, Aceh, Bahasa Minangkabau


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Singkil adalah etnis yang menyebar dan menetap di wilayah Subulussalam, Aceh Singkil, dan sebagian Aceh Selatan dan Aceh Tenggara. Dalam etnis Batak Pakpak, Singkil termasuk Suak Boang. Bahasa Singkil adalah bahasa asli masyarakat Singkil. Bahasa ini merupakan penyebaran dari bahasa Batak Karo. Namun, bahasa Singkil di sisi lain mempunyai keunikannya sendiri, berupa kosakata yang jauh berbeda dengan bahasa Batak Karo serta mempunyai ciri khas seperti huruf r diucapkan kh.


Bahasa Singkil adalah salah satu bahasa daerah yang dituturkan oleh etnis Singkil di wilayah Subulussalam, Aceh Singkil, dan sebagian wilayah Aceh Selatan dan Aceh Tenggara. Bahasa ini berkerabat dengan bahasa Batak Karo. Bahasa Singkil juga memiliki beberapa nama lain yakni bahasa Julu, bahasa Pakpak Boang, bahasa Kade-kade, dan bahasa Kampong. Peta rumpun bahasa Batak. Terlihat bahwa bahasa Singkil merupakan penyebaran dari bahasa Batak Karo. Bahasa Singkil diperselisihkan tentang keberadaannya. Sebagian etnis Batak Pakpak berpendapat bahwa bahasa ini termasuk dalam kelompok bahasa Batak Pakpak. Namun, etnis Singkil sendiri menolak pandangan ini dan mengatakan bahwa bahasa Singkil adalah bahasa yang tersendiri. Secara fakta, bahasa Singkil merupakan dialek tersendiri dan lebih dominan ke bahasa Batak Karo. Selain di wilayah Subulussalam dan Aceh Singkil, bahasa Singkil juga dituturkan di beberapa wilayah di Aceh seperti di Kapai Seusak dan sebagian wilayah Trumon. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Singkil di pantai barat Sumatra di wilayah perbatasan Aceh dan Tapanuli? Seperti disebut di atas bahasa Singkil dituturkan orang Singkil di pantai barat Sumatra. Bahasa Batak, Aceh, Minangkabau. Lalu bagaimana sejarah bahasa Singkil di pantai barat Sumatra di wilayah perbatasan Aceh dan Tapanuli? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.