Kamis, 30 November 2023

Sejarah Bahasa (147): Bahasa Aeta Bahasa Atta di Pulau Luzon di Kepulauan Filipina; Evolusi Populasi Negrito, Alifuru, Nusantara


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Aeta (Ayta atau Agta, adalah sebuah penduduk asli yang tinggal di bagian pegunungan terisolasi di pulau Luzon, Filipina. Suku tersebut dianggap merupakan Negrio to (Negrito). To adalah orang (people) dan Negrio adalah negeri (land). Kelompok penduduk asli (negrito) juga masih ada di Semenanjung (Semang) dan di pulau Andaman.


Bahasa Atta adalah sejumlah kesinambungan dialek-dialek Luzon Utara yang dituturkan oleh sebagian kelompok Aeta (Agta) di Luzon utara, Filipina. Ada tiga ragam bahasa Atta menurut Ethnologue: Atta Faire (Atta Selatan): dituturkan dekat Faire, Rizal, Cagayan; Atta Pamplona (Cagayan Utara Negrito): dituturkan di Pamplona, Cagayan; mirip dengan bahasa Ibanag; Atta Pudtol: dituturkan di Pudtol, Apayao, dan sepanjang tepian sungai Abulog di Pamplona selatan; Atta Viciosa Villa, sepertinya pernah dituturkan di Villaviciosa, Abra, kemungkinan berhubungan dengan bahasa ini, tapi tidak ada bukti yang mendukung. Reid (1994) juga menyebut beberapa tempat tinggal penutur Agta Cagayan Selatan: Minanga, Peñablanca, Cagayan; Conyan, Minanga, Peñablanca, Cagayan; Sapinit, Maconacon, Isabela; Makagaw (Dupaninan), Cagayan (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Aeta bahasa Atta di pulau Luzon kepulauan Filipina? Seperti disebut di atas bahasa Aeta dituturkan oleh orang Aeta di pulau Luzon. Evolusi populasi dari Negrito, Alifuru (Austronesia) hingga Nusantara. Lalu bagaimana sejarah bahasa Aeta bahasa Atta di pulau Luzon kepulauan Filipina? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (146): Bahasa Inati di Pulau Panay Kepulauan Filipina; Sungai Pane di Padang Lawas dan Pulau Panay di Bisayak


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Ati adalah suku bangsa Negrito di Visayas di Filipina Tengah. Jumlah mereka tersebar di Pulau Boracay, Panay, dan Negros. Secara genetik, mereka identik dengan suku Negrito lain seperti Aeta di Pulau Luzon, Batak di Palawan, dan Mamanwa di Mindanao. Bahasa Inati di Filipina disingkat bahasa Ati. Suku Aeta di utara berbicara bahasa Sambalik, rumpun bahasa Luzon Tengah, Ati berbicara bahasa Bisaya yang dikenal sebagai Inati.


Bahasa Ati (Inati) adalah bahasa Austronesia dituturkan di pulau Panay, Filipina. Ragam bahasa dituturkan di Panay utara disebut Sogodnin. Pennoyer (1987) dan Reid (2013) menganggap bahasa Inati sebagai cabang tersendiri dalam rumpun bahasa Filipina. Meskipun dituturkan di daerah Visaya, bahasa ini sangat berbeda dengan bahasa-bahasa Visaya serta memiliki banyak fitur yang tidak ditemukan dalam bahasa-bahasa Filipina Tengah. Inati menunjukkan beberapa perubahan bunyi yang unik dibandingkan dengan kebanyakan bahasa Filipina. Lobel (2013):75 mencantumkan komunitas Ati berikut di Filipina, dengan jumlah penduduk yang tertera dalam tanda kurung: Iloilo (1,902): Anilao, Barotac Viejo, Cabatuan, Calinog, Dueñas, Dumangas, Janiuay, New Lucena, Passi, San Miguel, San Rafael, Santa Barbara, Tigbauan, San Joaquin; Antique (4,680): Anini-y, Hamtic (3,081), Tobias Fornier (1,383), San Jose, Capiz: Dumarao; Aklan: Buruanga, Malay; Guimaras: Buenavista, Jordan, Sibunag, Nueva Valencia; Negros Occidental: Isabela; Romblon: Odiongan dan Calatrava di Pulau Tablas, dan San Jose di Pulau Carabao. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Inati di pulau Panay kepulauan Filipina? Seperti disebut di atas bahasa Inati dituturkan oleh orang Inanti umumnya di pulau Panay. Nama sungai Batang Pane di Padang Lawas, nama pulau Panay di Bisayak. Lalu bagaimana sejarah bahasa Inati di pulau Panay kepulauan Filipina? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Rabu, 29 November 2023

Sejarah Bahasa (145): Bahasa Batak Filipina Bahasa Batak Pulau Palawan, Orang Batak di Baguio di Pulau Luzon Bagian Utara?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Batak adalah suatu bahasa Austronesia hampir punah yang dituturkan oleh suku Batak di Pulau Palawan, Filipina. Untuk membedakan dengan bahasa Batak di Indonesia, biasanya nama ini ditambahkan sebagai Batak Palawan. Batak dituturkan di Babuyan (P Luzon), Maoyon (P Panay) dan di pulau Palawan di Tanabag, Langogan, Tagnipa dan Caramay, serta di Buayan (Manila). Bahasa-bahasa di sekitar tempat itu antara lain Tagbanwa Selatan, Tagbanwa Tengah, Kuyonon, dan Agutaynen. (Wikipedia). Ada tulisan kompasiana berikut:


Batak Filipina dan Batak Sumatera, Adakah Kaitan? Leonardo Tolstoy Simanjuntak. 19 April 2014 (diperbarui: 10 Desember 2022). Presiden Marcos pernah mengaku dirinya masih berdarah Batak. Cerita tentang orang Batak di Filipina, sudah lama meski versinya berbeda. Kelompok komunitas Batac (huruf c) memiliki kultur mendekati orang Batak di Sumatera. Tapi, sangat disayangkan yang pernah dipublikasikan itu masih berupa informasi, belum pengkajian ilmiah. Seorang Batak yang pernah ke Filipina: ‘sewaktu tinggal di Filipina bertemu orang-orang mirip orang Batak di Indonesia, logat dan gaya hidup mereka tak banyak beda dari Batak di Sumatera’. Sejumlah kata sama, misalnya, mangan (makan), inong (ibu), sangsang (daging babi cincang), among (ayah), iboto (saudara lelaki/perempuan). Wisatawan Filipina berkunjung ke Sumatera Utara merasa seperti berada di kampung halamannya di Filipina. Sebagian dari wisatawan itu adalah suku Batac di Filipina. Pulau Palawan itu terdiri dari tiga etnik: Palawan, Tagbanua, dan Batak. Orang Batak Filipina taat adat istiadat; sistem perkawinan eksogami. Pengakuan orang Batak di Baguio utara pulau Luzon, bahwa nenek moyang mereka berasal dari Sumatera. Lalu, bagaimana sejarahnya ada Filipina? (https://www.kompasiana.com/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Batak di Filipina? Seperti disebut di atas ada yang berpendapat bahwa bahasa Batak di pulau Palawan, orang Batak di Baguio di pulau Luzon bagian utara. Lalu bagaimana sejarah bahasa Batak di Filipina? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe. Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (144): Bahasa Cebu di Pulau Cebu, Kepulauan Filipina; Pulau-Pulau di Wilayah Bisayak (Cebu, Negros dan Panai)


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Orang Cebu (bahasa Cebu: Mga Sugbuanon) merupakan subkelompok orang-orang Bisaya yang bahasa utamanya adalah bahasa Cebu. Mereka berasal dari provinsi Cebu di wilayah Bisaya Tengah, tetapi kemudian menyebar ke tempat-tempat lain di Filipina, seperti Siquijor, Bohol, Negros Timur, barat daya Leyte, Samar bagian barat, Masbate, dan sebagian besar Mindanao.


Bahasa Cebu (Cebuano) adalah suatu bahasa Austronesia yang dituturkan sebanyak lebih dari 27 juta jiwa di Filipina, khususnya di Bisaya Tengah dan sebagian Mindanao. Bahasa ini dikenal oleh penuturnya sebagai Bisaya dan juga dikenal sebagai Cebuano dalam bahasa Kastilia atau Sebwano dalam Bahasa Tagalog. Bahasa Cebú mulai muncul dalam tulisan selama bagian awal abad ke-18 di bawah pengaruh misionaris Spanyol. Sebagai akibat dari adanya pengaruh bahasa Kastilia, bahasa Cebú memuat banyak kata dari bahasa Kastilia. Bahasa Cebú ditulis dengan alfabet Latin. Bahasa Cebu memiliki sistem bilangan asli banyak digunakan dalam menghitung jumlah benda: 1=usá; 2=duhá; 3=tuló; 4=upát; 5=limá; 6=unóm; 7=pitó; 8=waló; 9=siyám; 10=napulò, pulò; 11=napúlog usá; 12=napúlog duhá; 13=napúlog tuló (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Cebu di pulau Cebu, kepulauan Filipina? Seperti disebut di atas bahasa Cebu dituturkan di pulau Cebu wilayah Bisayak, kepulauan Filipina.  Pulau-pulau di wilayah Bisayak (Cebu, Negros dan Panay). Lalu bagaimana sejarah bahasa Cebu di pulau Cebu, kepulauan Filipina? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe. Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Selasa, 28 November 2023

Sejarah Bahasa (143): Bahasa Bisayak di Filipina, Bahasa Batak di Indonesia; Ragam Dialek Bisayak, Ragam Dialek BahasaBatak


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Dua bahasa asli utama di Filipina adalah bahasa Tagalog (di pulau Luzon) dan bahasa Bisaya. Ibarat bahasa Jawa (di pulau Jawa) dan bahasa Melayu, bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, di Filipina bahasa Tagalog menjadi bahasa Filipina. Ibu kota Filipina di Manila (Luzon), ibu kota Indonesia di Djakarta (Jawa).


Bisayak (bahasa Cebu: Binisayâ; bahasa Inggris: Visayan) adalah satu kelompok bahasa dari rumpun bahasa Filipina yang terkait dengan Tagalog dan Bikol, yang ketiganya adalah bagian dari bahasa-bahasa Filipina Tengah. Bahasa Bisayak dituturkan di Filipina kebanyakan di Bisayak, selain itu dituturkan juga di daerah Bikol (khususnya di Masbate), kepulauan di selatan Luzon, yang merupakan bagian dari Romblon, sebagian besar daerah di Mindanao, dan provinsi Sulu yang terletka di barat daya Mindanao. Lebih dari 30 bahasa menjadi bagian dari keluarga bahasa Bisayak. Bahasa Bisayak dengan penutur terbanyak adalah Cebú, yang dituturkan oleh 20 juta orang sebagai bahasa ibu di Bisayak Tengah, sebagian Bisayak Timur, timur region pulau Negros, dan sebagian besar Mindanao. Dua bahasa Bisayak lain yang terkenal dan dituturkan secara luas adalah Hiligaynon (Ilonggo), dituturkan oleh 7 juta orang di sebagian besar Bisayak Barat, barat region Pulau Negros dan Waray-Waray, yang dituturkan oleh 3 juta orang di Bisayak Timur. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Bisayak di Filipina dan bahasa Batak di Indonesia? Seperti disebut di atas bahasa Bisayak dan bahasa Batak memiliki dialek-dialek bahasa. Ragam dialek bahasa Bisayak dan ragam dialek bahasa Batak. Lalu bagaimana sejarah bahasa Bisayak di Filipina dan bahasa Batak di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (142): Bahasa Filipino; Bahasa Tagalog Bahasa Daerah di Filipina, Bahasa Melayu Bahasa Daerah di Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Orang Filipina (Tagalog atau Filipino: Mga Pilipino) merupakan sekelompok orang yang tinggal di Filipina. Ada sebanyak 180 bahasa digunakan di Filipina, kebanyakan mereka berbicara dalam rumpun bahasa Austronesia. Kebanyakan mereka berbicara dalam bahasa Inggris sebagai bahasa kedua apalagi ada bahasa-bahasa Filipino. Kebudayaan Filipina diserap dari penjajah Spanyol, Amerika, dan kebudayaan asli.


Bahasa Filipino (Wikang Filipino) mengacu pada pada bahasa nasional (Wikang pambansa/Pambansang wika) dari Filipina. Bahasa ini dirancang sebagai bahasa resmi bersama dengan bahasa Inggris. Filipino merupakan ragam standar dari bahasa Tagalog, yang juga merupakan bahasa daerah dari rumpun Austronesia yang dipertuturkan secara luas di Filipina. Pada tahun 2007, bahasa Tagalog menjadi bahasa pertama dengan penutur 28 juta orang atau sepertiga penduduk Filipina, sedangkan Filipino menjadi bahasa kedua untuk 45 juta orang. Filipino merupakan salah satu dari 185 bahasa-bahasa yang ada di Filipina yang tercatat dalam Ethnologue. Secara resmi, bahasa Filipino dijabarkan sebagai bahasa jati yang dipergunakan secara lisan dan tulis di Metro Manila, Wilayah Ibu kota Nasional dan juga pusat-pusat perkotaan di seluruh kepulauan (Filipina) oleh Komisi Bahasa Filipino (Komisyon sa Wikang Tagalog atau KWF). (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Filipino? Seperti disebut di atas bahasa Filipino adalah bahasa orang Filipina seperti halnya bahasa Indonesia adalah bahasa orang Indonesia. Bahasa Tagalog bahasa daerah di Filipina dan bahasa Melayu bahasa daerah di Indonesia. Lalu bagaimana sejarah bahasa Filipino? Lantas bagaimana sejarah bahasa Filipino? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Senin, 27 November 2023

Sejarah Bahasa (141): Bahasa Tagalog di Wilayah Filipina dan Bahasa Mongondow di Sulawesi Utara; Era Spanyol dan Amerika


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Tagalog adalah sebuah bahasa yang dipertuturkan secara luas di Filipina. Bahasa ini masih mempunyai hubungan keluarga dengan bahasa-bahasa di Kalimantan dan Gorontalo-Sulawesi Utara utamanya Bahasa Mongondow maupun Sabah. Tergolong keluarga bahasa Austronesia, bersama-sama dengan bahasa Maori, Indonesia, Melayu, Hawaii, dan bahkan bahasa-bahasa kesukuan di Taiwan. Kesamaan dengan Bahasa Indonesia ini terletak pada banyaknya kemiripan kosakata seperti anak, mahal, murah, kambing, ako dan ikaw.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982


Bahasa Tagalog adalah salah satu dialek dari bahasa resmi negara yaitu Filipino, dituturkan oleh lebih kurang 21 juta orang sebagai bahasa pertama dan 50 juta lainnya sebagai bahasa kedua. Karena penutur yang sedemikian banyak, banyak orang Indonesia mengira Tagalog sebagai bahasa resmi. Penutur bahasa Tagalog sebagai bahasa ibu terkonsentrasi di provinsi Bulacan, Bataan, Aurora, Batangas, Cavite, Laguna, Metro Manila, Nueva Ecija, Quezon dan Rizal. Sedangkan di luar Pulau Luzon, bahasa Tagalog dituturkan di kepulauan Lubang, Marinduque dan bagian utara serta timur pulau Mindoro. Pada mulanya bahasa Tagalog ditulis dengan huruf baybayin atau juga disebut alibata, yang berakar dari huruf Brahmi dan terdiri atas 17 huruf, yakni 3 huruf hidup dan 14 huruf mati yakni a, i, u, ka, nga, ta, da, na, pa, ba, ma, ya, la, wa, sa dan ha. Bukti ini ditemukan oleh para penjajah Spanyol pada abad ke-16. Bahasa Tagalog terbagi atas beberapa dialek, seperti dialek Lubang, Manila, Marinduque, Bataan, Batangas, Bulacan, Tanay-Paete dan Tayabas. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Tagalog di wilayah Filipina dan bahasa Mongondow di Sulawesi Utara? Seperti disebut di atas bahasa Tagalog dituturkan di wilayah Filipina. Era Spanyol dan Amerika. Lalu bagaimana sejarah bahasa Tagalog di wilayah Filipina dan bahasa Mongondow di Sulawesi Utara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bahasa (140): Bahasa Saluan di Semenanjung Banggai; Teluk Tomini, Laut Maluku dan Laut Banda Tempo Doeloe


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Saluan adalah bahasa yang digunakan di wilayah kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Bahasa ini dipakai oleh tiga etnis suku Saluan, yaitu Saluan Loinang, Saluan Obo, dan Saluan Lingketeng. Asal usul orang Saluan belum sepenuhnya diketahui. Ada yang berpendapat dari Sulawesi Selatan (Luwu) dan ada yang mengatakan orang Saluan berasal dari Maluku bermigrasi ke Sulawesi pada abad ke-14 atau ke-15. Mereka termasuk dalam kelompok masyarakat Melanau, dan bahasa mereka berkaitan dengan bahasa-bahasa yang ada di Maluku.


Suku Saluan merupakan salah satu suku bangsa yang mendiami wilayah Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Jumlah masyarakat Saluan berdasarkan sensus penduduk 2016 lebih kurang 200.000 jiwa. Masyarakat asli Saluan adalah orang Loinang yang berarti orang gunung. Hal ini sesuai dengan tempat tinggal suku asli Saluan yang sebagian besar di daerah pegunungan. Suku Saluan adalah suku besar di Kabupaten Banggai. Nama Saluan adalah salah satu dari ke tiga anak Raja yang memerintah dahulu kala, Saluan ini merupakan anak Bungsu sang Raja. Suku Saluan terbagi atas beberapa bagian yaitu Saluan Lingketeng, Saluan Loinang dan juga Saluan Obo. Yang membedakan dari ke tiga Suku ini adalah dialek bahasa yang sedikit berbeda, asal mula dari ke tiga saluan di atas pun berbeda. Saluan Lingketeng berasal dari pedalaman Kecamatan Pagimana, kemudian Saluan Loinang berasal dari pedalaman Simpang Kecamatan Simpang Raya sedangkan Saluan Obo berasal dari pedalaman perbatasan antara Kabupaten Banggai dan Kabupaten Tojo Una-Una. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Saluan di semenanjung Banggai? Seperti disebut di atas bahasa Saluan dituturkan dio kabupaten Banggai. Teluk Tomini, laut Maluku dan laut Banda tempo doeloe. Lalu bagaimana sejarah bahasa Saluan di semenanjung Banggai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Minggu, 26 November 2023

Sejarah Bahasa (139): Bahasa Togean di Pulau Togean di Kepulauan Togean di Teluk Tomini di Sulawesi Tengah; Bahasa Saluan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Togean adalah bahasa daerah yang populer digunakan di wilayah kepulauan Togean. Bahasa Togean termasuk rumpun bahasa Saluan. Bahasa Togean tempo doeloe disebut bahasa Togian. Kepulauan Togean merupakan kepulauan yang terletak di Teluk Tomini, Sulawesi Tengah. Salah satu pulau terbesar adalah pulau Togean (berada di tengah kepulauan).Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982


Kepulauan Togean merupakan kepulauan yang terletak di Teluk Tomini, Sulawesi Tengah. Secara administrasi, wilayah ini berada di Kabupaten Tojo Una-una. Kepulauan Togean merupakan hamparan pulau-pulau yang terdiri 6 pulau besar dan sekitar 60 pulau yang lebih kecil di sekitar Teluk Tomini. Beberapa pulau besar: Togian, Batudaka, Talatako, Waleabahi/ Walea Bae, Walea kecil/ Walea Kodi, Poat. Suku yang mendiami kepulauan Togea serta terdistribusi dihampir seluruh Pulau dikenal beberapa suku dominan yaitu Suku Togean itu sendiri, Suku Bobongko, dan Suku Saluan. Suku Laut Bajo juga menghuni beberapa pulau yang komposisi penduduknya relatif homogen, hanya dihuni oleh orang-orang Bajo dengan keadaan khas dan unik mereka. Adapun suku lainnya yang datang belakangan di antaranya Bare'e, Gorontalo, Kaili, Bada, Bugis, dan lain-lain. Saat ini, bahasa daerah yang populer digunakan di wilayah kepulauan Togean adalah bahasa Togean. Bahasa Togean termasuk rumpun bahasa Saluan, dan di Una-Una terdapat suku Saluan dan suku Bobongko. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Togean di pulau Togean di kepulauan Togean di teluk Tomini Sulawesi Tengah? Seperti disebut di atas bahasa Togean diturkan di kepulauan Togean. Bahasa Saluan. Lalu bagaimana sejarah bahasa Togean di pulau Togean di kepulauan Togean di teluk Tomini Sulawesi Tengah? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bahasa (138): Bahasa Sea-Sea Pulau Peleng di Kepulauan Maluku di Timur Laut P Sulawesi; Bahasa Banggai Orang Sea-Sea


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Sea-sea merupakan suku asli di pedalaman dataran tinggi Pulau Peleng yang mendiami Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Banggai Laut dan sebagian wilayah Kabupaten Banggai di daerah pegunungan. Sebenarnya, terdapat tiga suku asli di Kabupaten Banggai, yaitu Suku Banggai, Suku Balantak, dan Suku Saluan. Akan tetapi, ketiga suku tersebut memiliki adat dan kebudayaan yang berbeda.


Bahasa Banggai atau Silingan Banggai, merupakan anak cabang Melayu-Polinesia, yang dituturkan oleh suku Banggai dan suku Sea-sea yang disebut juga suku Banggai pegunungan. Penuturan bahasa ini berpusat di provinsi Sulawesi Tengah, yakni di kabupaten Banggai Kepulauan, Banggai Laut dan kabupaten Banggai. Di samping wilayah-wilayah inti suku ini, mereka juga tersebar di pesisir Maluku dan Maluku Utara (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Sea-Sea di pulau Peleng di timur laut pulau Sulawesi di kepulauan Maluku? Seperti disebut di atas orang Sea-Sea disebutkan berbahasa Banggai. Adakah bahasa Sea-Sea atau hanya disebut bahasa Banggai Sea-Sea? Lalus bagaimana sejarah bahasa Sea-Sea di pulau Peleng di timur laut pulau Sulawesi di kepulauan Maluku? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 25 November 2023

Sejarah Bahasa (137): Bahasa Taliabu Orang Taliabu Pulau Taliabu; Pulau Taliabu Antara Pulau Sula di Timur-Pulau Sulawesi di Barat


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Kabupaten Pulau Taliabu adalah salah satu kabupaten di provinsi Maluku Utara, merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Sula 2012. Bahasa Taliabu adalah bahasa yang digunakan oleh etnis Taliabu. Kini semakin berkurang pengguna bahasa Taliabu dalam komunikasi sehari-hari, terutama bagi generasi muda dan masyarakat suku Taliabu di dalam maupun luar daerah.


Desain Kamus Bahas Daerah Taliabu Maluku Utara. Misrawati AP dkk. Abstract. Bahasa Taliabu adalah bahasa yang digunakan oleh etnis Taliabu yang terletak di propinsi Maluku Utara, Semakin berkurangnya penggunaan bahasa Taliabu dalam komunikasi sehari-hari, terutama bagi generasi muda dan masyarakat suku Taliabu yang berpenduduk di dalam maupun luar daerah disebabkan oleh perkembangan zaman dan terkikisnya budaya-budaya daerah oleh dampak modernisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain sebuah aplikasi kamus bahasa Taliabu berbasis Android, yang akan memudahkan masyarakat dalam mempelajari kosa kata dalam bahasa Taliabu serta melestarikan bahasa Taliabu itu sendiri. Aplikasi ini dibangun dengan menggunakan Android Studio, Sqlite Manager dan diimplementasikan dalam sistem operasi Mobile yaitu Android. Metode analisis data yang digunakan yaitu waterfall (air terjun) dengan langkah-langkah sebagai berikut: Analysis, desain, implementation, testing, dan maintenance. Pengujian sistem menggunakan metode pengujian testcase yakni whitebox, dan blackbox (https://journal.upgris.ac.id/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Taliabu orang Taliabu di pulau Taliabu? Seperti disebut di atas bahasa Taliabu dituturkan orang Taliabu di pulau Taliabu. Pulau Taliabu diantara pulau Sula di timur dan pulau Sulawesi di barat. Lalu bagaimana sejarah bahasa Taliabu orang Taliabu di pulau Taliabu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (136): Bahasa Sula Orang Sula Pulau Sula Kepulauan Maluku; Nama Pulau Sulawesi Era Navigasi Portugis


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Sula Baku (Li Sua) adalah sebuah bentuk bahasa baku yang digunakan sebagai basantara oleh masyarakat Sula yang terdiri dari beragam suku bangsa. Bahasa ini merupakan sebuah alternatif pemersatu bagi bahasa-bahasa Sulaik; yakni bahasa Fagudu, Faluhu, Fatcei, dan Mangon.


Rumpun Sula (Yafei Gareha; Yafai Gareha) adalah sebuah rumpun etnis atau bangsa pribumi wilayah Kepulauan Sula di Maluku Utara yang secara genealogis berasal dari moyang atau leluhur yang sama. Sejak tahun 1800an, rumpun Sula diidentifikasi sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Motto dari rumpun Sula ialah Dad Hia Ted Sua, yang memiliki arti "bersatu membangun Sula". Rumpun Sula terbagi kedalam beberapa soa atau suku, diantaranya ialah: Suku Fagudu, Suku Falahu, Suku Fatcei, Suku Mangon. Meskipun keempat suku tersebut berserumpun, namun masing-masing suku tidak mengklaim diri mereka sebagai bagian dari satu sama lain. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Sula orang Sula di pulau Sula di kepulauan Maluku? Seperti disebut di atas, bahasa Sula dituturkan orang Sula di pulau Sula. Nama pulau Sulawesi pada era navigasi pelayaran Portugis. Lalu bagaimana sejarah bahasa Sula orang Sula di pulau Sula di kepulauan Maluku? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Jumat, 24 November 2023

Sejarah Bahasa (135): Bahasa Kur Orang Kur pulau Kur bahasa Kei pulau Kei;Bahasa Kur di kota besar Kota Tual di pulau Dullah


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Kur adalah kelompok etnis yang berasal dari dari provinsi Maluku. Suku ini berasal dari wilayah pulau Kur di kepulauan Kei. Bahasa Kur dituturkan oleh masyarakat antara lain di desa Lokwirin, kecamatan Pulau-Pulau Kur, Kota Tual, provinsi Maluku. Pulau Kur garis antara pulau Banda dan pulau Dullah.


‘Hoer Findamar’ Asal Pulau Kur Maluku, Masuk Warisan Budaya Indonesia. Muh Alief. Sabtu, 5 November 2022. Makassar Rakyatsulsel - "Hoer Findamar" atau perahu mini tanpa awak asal kecamatan Pulau Kur, Kota Tual provinsi Maluku, ditetapkan pemerintah pusat sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) tahun 2022.  Di Kecamatan Pulau Kur yang dikenal dengan julukuan Finua "Makara". Ini ternyata masih taat pada petuah leluhur dalam bahasa keseharian masyarakat pulau-pulau Kur dikenal (Nit Mata Yat). Dalam pelaksanaan pagelaran festival perahu mini dilakukan setiap tahun musim bulan suci Ramadhan, ditunjukan warga Kecamatan Pulau Kur, Kota Tual, dengan melakukan tradisi "pemberangkatan perahu mini tanpa awak" di di pesisir bibir pantai menuju laut. Nama lain dari perahu mini adalah Hoer Findamar Lailatur Qodar. Prosesi yang dilakukan dengan cara pembuatan perahu mini dari kayu dilengkapi layar putih dan kemudi kecil. Muatan didalam perahu ini, makanan ciri khas daerah di Kur. Di dalam muatan perahu juga terdapat selembar kertas dengan tulisan nama-nama keluarga para almarhum yang telah meninggal. (https://rakyatsulsel.fajar.co.id/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Kur orang Kur di pulau Kur, bahasa Kei di pulau Kei Kecil? Seperti disebut di atas bahasa Kur dituturkan orang Kur di pulau Kur juga di Kota Tual. Bahasa Kur di kota besar Kota Tual di pulau Dullah. Lalu bagaimana sejarah bahasa Kur orang Kur di pulau Kur, bahasa Kei di pulau Kei Kecil? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (134): Bahasa Kei di Pulau Kei Kecil - Bahasa Kur di Pulau Kei Kecil; Kota Besar Kota Tual dan Pulau Kei Kecil


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Kei adalah suku yang mendiami kepulauan Kei di provinsi Maluku. Masyarakat suku Kei bertutur menggunakan bahasa Kei yang berfungsi sebagai basantara bagi masyarakat di kepulauan Kei. Populasi suku Kei berjumlah sekitar 180.000 orang. Orang Tanimbar Kei merupakan salah satu sub-suku Kei yang mendiami pulau Tanimbar Kei umumnya beragama Hindu.


Bahasa Kei (disebut juga Veveu Evav, Veu Evav) adalah salah satu bahasa dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini dituturkan oleh suku Kei, di kepulauan Kei, atau yang mengaku sebagai warga asli dari 207 desa di pulau Kei Kecil, pulau Kei Besar, dan pulau-pulau sekitarnya. Warga penghuni pulau Kur dan Kamear adalah masyarakat penutur bahasa Kur, sementara warga desa Banda Eli (Wadan El) dan Banda Elat (Wadan Ilat) di Kei Besar adalah masyarakat penutur bahasa Banda. Kelompok-kelompok masyarakat ini dipercaya bermigrasi dari Kepulauan Banda dan masih melestarikan bahasa asli leluhur mereka, namun mereka juga mampu menuturkan bahasa Kei yang merupakan lingua franca di kepulauan ini. Tiap pulau, bahkan tiap permukiman (ohoi) memiliki dialek tersendiri, sehingga dialek-dialek ini sering kali dijadikan petunjuk daerah asal (kampung, pulau, atau kawasan tertentu di Kepulauan Kei) penutur bahasa Kei. Masyarakat Kei tidak memiliki budaya baca tulis sendiri. Para misionaris Katolik dari Belanda menuliskan kata-kata bahasa Kei dengan suatu bentuk variasi penggunaan abjad Romawi. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Kei di pulau Kei Kecil dan bahasa Kur di pulau Kei Kecil? Seperti disebut di atas bahasa Kei dituturkan oleh orang Kei di pulau Kei (Besar). Kota besar Kota Tual dan pulai Kei Kecil. Lalu bagaimana sejarah bahasa Kei di pulau Kei Besar dam bahasa Kur di pulau Kei Kecil? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Kamis, 23 November 2023

Sejarah Bahasa (133): Bahasa Banda Pulau Banda - Pulau Naira di Laut Banda; Bahasa Banda di Pulau Kei di Kepulauan Maluku


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Tidak ada budaya asli di Banda, tidak ada bahasa daerah di kepulauan ini. Bahasa sehari-hari adalah bahasa Indonesia dialek Maluku. Walaupun demikian, yang jelas, semua warga di kepulauan ini mengaku sebagai orang Banda. Kepulauan Banda berada di arah sebelah tenggara Maluku. Sementara itu, penduduk kepulauan ini bukanlah orang Banda asli. Mereka adalah campuran keturunan Portugis, Belanda, Arab, Filipina, Tionghoa, Mozambik, Persia, Benggali, Pegu, dan Koromandel (https://koransulindo.com/)


Penutur Bahasa Banda lebih banyak berada di Kei Besar Selasa, 14 Maret 2023. Ambon (ANTARA) - Kepala Kantor Bahasa Provinsi Maluku Sahril menyatakan masyarakat penutur Bahasa Banda lebih banyak di Desa Banda Eli, Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, dibandingkan dengan di Pulau Banda, Kabupaten Maluku Tengah. "Bahasa Banda tidak lagi berkembang dan dituturkan masyarakat di Pulau Banda, tetapi di luar Pulau Banda, seperti di Desa Banda Eli dan Desa Elat, Kecamatan Kei Besar, " katanya di Ambon, Selasa. Ia mengakui keberadaan bahasa daerah di Provinsi Maluku menarik karena menyebar dan dituturkan masyarakat di wilayah lain. Kelompok masyarakat ini dipercaya bermigrasi dari Kepulauan Banda dan masih melestarikan bahasa asli leluhur, tetapi juga mampu menuturkan Bahasa Kei yang merupakan lingua franca di kepulauan ini. "Terjadinya perpindahan penduduk dari satu desa ke desa lain membuat bahasa daerah lebih banyak dituturkan warga yang berpindah dibandingkan warga asli," katanya. (https://ambon.antaranews.com/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Banda di pulau Banda dan pulau Naira di laut Banda? Seperti disebut di atas bahasa Banda merujuk pada nama pulau Banda. Bahasa Banda di pulau Kei di kepulauan Maluku. Lalu bagaimana sejarah bahasa Banda di pulau Banda dan pulau Naira di laut Banda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Catur (25): Mari Belajar Catur dan Sejarah Catur Masa ke Masa; Sekolah Catur Utut Adianto dan Museum Catur Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini

Sudah sejak lama di sejumlah kota di Eropa didirikan museum catur. Seperti museum umumnya, museum catur menyimpan berbagai hal terkait permainan dan pertandingan catur. Salah satu museum catur terkenal di Asia adalah Eugene Torre Chess Museum.  Museum juga menjadi prasarana tempat belajar catur dan menjadi penting untuk para siswa di sekolah catur. Museum catur dan sekolah catur adalah lembaga catur yang penting pada masa ini; suatu lembaga yang mempertemukan masa lampau dan masa depan.


School of chess. A school of chess denotes a chess player or group of players that share common ideas about the strategy of the game. There have been several schools in the history of modern chess. Today there is less dependence on schools – players draw on many sources and play according to their personal style. The Philidor era. In 1749, François-André Danican Philidor published Analyse du jeu des Échecs. This was the first book to discuss the strategy of chess in detail. It was also the first to discuss the interplay of pieces and pawns in the game. Philidor believed that maintaining the mobility of pawns was the most important strategic factor of chess, and he discussed pawn structure, particularly isolated pawns, doubled pawns, and backward pawns. Philidor's writings were widely praised and misunderstood for 90 years. His ideas were taken up by the English school in the 1840s. In 1925, Aron Nimzowitsch recognized the importance of pawn mobility. Philidor has increasingly been recognized as the founder of modern chess strategy. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah belajar catur dan sejarah catur masa ke masa? Seperti disebut di atas, sekolah catur dan museum catur penting pada masa ini, suatu hub perjalanan sejarah catur dari masa lampau ke masa depan. Bagaimana dengan di Indonesia Sekolah Catur Utut Adianto dan Museum Catur Indonesia? Lalu bagaimana sejarah belajar catur dan sejarah catur masa ke masa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Rabu, 22 November 2023

Sejarah Bahasa (132): Bahasa Kayeli di Pulau Buru dan Nama Kaili di Pantai Barat Sulawesi; Kerajaan Ternate Semasa VOC


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Kayeli adalah sebuah bahasa Austronesia yang dipertuturkan di daerah Maluku Tengah, Pulau Buru utara dan Teluk Namlea di selatan, provinsi Maluku. Bahasa Kayeli mendekati kepunahan. Bahasa Kayeli memiliki beberapa dialek, antara lain: Kayeli, Leliali (Liliali), Lumaete (Lumaiti, Mumaite, Lumara).


Kayeli adalah kelompok etnis yang sebagian besar tinggal di pantai selatan Teluk Kayeli, Buru, Indonesia. Secara etnografis, Kayeli dekat dengan penduduk asli Buru lainnya, seperti Lisela dan Buru. Komunitas Kayeli terbentuk pada masa penjajahan Belanda di wilayah Indonesia modern dan selama abad ke-17 hingga ke-19, Belanda menempati lokasinya yang strategis dibandingkan dengan penduduk Pulau Buru lainnya. Sejak pertengahan abad ke-20, populasi kelompok etnis tersebut mengalami penurunan populasi yang cepat dan tersisa sekitar 800 orang pada awal abad ke-21. Dalam hal agama, mayoritas orang Kayeli adalah Islam Sunni, dengan sisa-sisa kepercayaan animisme lokal. Perwakilan kelompok etnis telah benar-benar kehilangan bahasa Kayeli asli mereka pada akhir abad ke-20 ketika mereka mulai mengadopsi bahasa Buru asli lainnya atau bahasa Indonesia. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bhasa Kayeli di pulau Buru dan nama Kaili di pantai barat Sulawesi? Seperti disebut di atas orang Kayeli sudah lama dikenal namun kini bahasa Kayeli nyaris punah. Wilayah Kerajaan Ternate semasa VOC. Lalu bagaimana sejarah bhasa Kayeli di pulau Buru dan nama Kaili di pantai barat Sulawesi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Catur (24): Catur Indonesia dalam Dunia Catur Asia; Pecatur Indonesia,Pecatur Asia dalam Turnamen Catur Internasional


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini

Catur Indonesia ttermasuk salah satu negara terawal di Asia dan Pasifik yang masuk radar dalam organisasi catur dunia FIDE. Hal itu karea intensitas permainan dan pertandingan catur di Indonesia sejak era Hindia Belanda. Dalam konteks inilah kita berbicara peta catur di Asia dan keutamaan Indonesia dalam percaturan dunia. Indonesia yang dalam hal ini Percasi pada masa ini berada di Zona Asia.


GM Utut Adianto Terpilih Sebagai Presiden FIDE Zona 3.3 Asia. Eiben Heizar. Sabtu, 6 Agustus 2022. TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PB Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Grandmaster Utut Adianto terpilih sebagai Presiden Federasi Catur Internasional (FIDE) Zona 3.3 Asia. Utut terpilih secara aklamasi dalam Kongres FIDE yang berlangsung di Chennai, India, pada Jumat, 5 Agustus 2022. Zona 3.3 Asia terdiri dari 17 negara atau perwakilan anggota Federasi Catur Internasional (FIDE) yaitu negara ASEAN (Brunai Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Timor Leste dan Vietnam) ditambah Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Macau, Mongolia, dan Taiwan. Puncak agenda Kongres FIDE adalah Pemilihan Presiden FIDE untuk periode 2022-2026 yang akan dilaksanakan pada 7 Agustus 2022. FIDE membagi 185 negara anggotanya ke dalam beberapa Zona. Untuk kawasan Asia, Oceania hingga Australia yang terdiri dari 52 negara, dibagi ke dalam Zona 3.1 sampai Zona 3.7. Demikian juga untuk kawasan Eropa, Amerika, Amerika Latin, Rusia hingga Afrika dibagi ke dalam beberapa zona yang berbeda. (https://sport.tempo.co/)

Lantas bagaimana sejarah catur Indonesia dalam dunia catur di Asia? Seperti disebut di atas organisasi catur dunia FIDE membagi ke dalam beberapa zona, termasuk zona Asia. Bagaimana pecatur Indonesia, pecatur Asia dalam turnamen catur internasional? Lalu bagaimana sejarah catur Indonesia dalam dunia catur di Asia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982