Jumat, 21 Januari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (369): Pahlawan-Pahlawan Indonesia - Ida Bagoes Oka THS Bandoeng; I Gusti Ktoet Pudja RHS Batavia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Siapa Mr I Gusti Ktoet Poedja tentulah cukup dikenal di Bali. Akan tetapi siapa Ir Ida Bagoes Oka mungkin kurang dikenal oleh orang Bali. Yang dimaksud adalah Ir Bagoes Oka lululusan THS Bandoeng (kini ITB) dan bukan Prof. Dr. Ida Bagus Oka (16 April 1936 – 8 Maret 2010) Gubernur Bali ke-7. Harus pula dibedakan dengan I Gusti Bagus Oka (26 Januari 1910 – 22 Juli 1992) yang pernah sebagai pejabat Gubernur Soenda Ketjil. Mr I Gusti Ktoet Poedja dapat dikatakan sebagai sarjana pertama berasal dari Bali (lulus 1934), dan Ir Ida Bagoes Oka pada berikutnya (lulus 1935).

Sulit menemukan nama Ir Ida Bagoes Oka pada masa ini. Dengan menggunakan mesin pencari tercanggihpun di internet tetapi sulit menemukan nama Ir Ida bagoes Oka lulus THS Bandoeng. Tampaknya sejarah Ir Ida Bagoes Oka terlupakan di Bali. Mengapa bisa begitu? Boleh jadi nama Ir Ida Bagoes Oka kurang terinformasikan selama ini. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, yang pertama selalu menarik perhatian. Ir Ida Bagoes Oka termasuk yang pertama sarjana teknik yang berasal dari Bali. Sudah barang tentu sarjana berasal dari Bali pada masa ini sudah sangat banyak, tetapi itu semua dimulai dari yang pertama. Dalam hal inilah mengapa sejarah Ir Ida Bagoes Oka masih penting narasinya ditulis. Sejarah Ir Ida Bagoes Oka adalah bagian dari sejarah Bali.

Lantas bagaimana sejarah Ir Ida Bagoes Oka? Seperti disebut di atas, hingga masa ini sejarah Ir Ida Bagoes Oka tidak/kurang terinformasikan, tetapi sebagai bagian dari sejarah pendidikaan di Bali, Ida Bagoes Oka adalah sarjana Bali terawal. Lantas bagaimana sejarah Ir Ida Bagoes Oka? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (368): Pahlawan-Pahlawan Indonesia dan Sejarah Pendidikan di Bali; Putra Bali Studi di Perguruan Tinggi

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pendidikan modern (aksara Latin) terbilang terlambat di Bali. Hanya sedikit lebih lambat di Tapanoeli. Dua wilayah ini pada era Hindia Belanda terbilang wilayah yang baru diintroduksi pendidikan modern. Berbeda dengan Amboina, Manado dan Jawa yang sudah eksis sejak era VOC. Dalam urusan pendidikan tinggi, putra-putra Bali juga terbilang pada kloter terakhir yang memasuki pendidikan tinggi. Mengapa?.

Awal pendidikan modern di Bali baru dimulai tahun 1874 dengan mendirikan sekolah dasar di Singaradja, Boeleleng. Sejak inilah, lulusan sekolah di Bali mulai ada yang mengikuti pendidikan guru dan pamong di Jawa. Sekolah-sekolah yang tinggi di Jawa sudah ada sejak 1851 seperti sekolah guru (Kweekschool) di Soeracarta dan sekolah kedokteran Docter Djawa School di Batavia sejak 1851. Guru-guru dan dokter-dokter asal Jawa ke Bali. Namun pendidikan di Bali hanya terbatas di Boeleleng. Pendidikan di wilayah selatan Zuid Bali baru dimulai tahun 1915 setelah beberapa tahun Perang Badoeng/Poepoetan (1906). Kebencian penduduk Bali khususnya di selatan diduga menjadi faktor keterlambatan perkembangan pendidikan di Bali. Hal ini juga berdampak pada putra-putra yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Padahal dari berbagai wilayah di Hindia Belanda sudah ada yang studi universitas di Belanda (paling tidak sudah ada organisasi mahasiswa pribumi di Belanda yang didirikan Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging). Putra Bali pertama yang meraih gelar sarjana (Mr) adalah I Goesti Ktoet Poedja tahun 1934 di Rechthoogeschool Batavia.

Lantas bagaimana sejarah pendidikan di Bali khususnya lulusannya yang memasuki perhuruan tinggi? Seperti disebut di atas, sarjana pertama yang berasal dari Bali baru tahun 1934 (Mr I Goesti Ktoet Poedja). Lalu bagaimana sejarah pendidikan di Bali khususnya lulusannya yang memasuki perhuruan tinggi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.