Rabu, 27 Maret 2024

Sejarah Padang Lawas (8): Wilayah Padang Lawas Era VOC/Belanda, Orang Pedalaman Terisolasi; Dunia Lama versus Dunia Baru


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Lawas dalam blog ini Klik Disini

Wilayah sejarah adalah ibarat layout rumah/istana, banyak sisi (utara, timur, barat dan selatan) tetapi pada setiap masa hanya ada satu utama dimana terdapat gerbang utama. Demikianlah sejarah di wilayah Padang Lawas, awalnya pintu belakang (sisi barat di Angkola/Barus) lalu berubah menjadi pintu depan (sisi timur di Padang Lawas). Setelah sempat sejarah Padang Lawas gelap gulita (selama era VOC/Belanda), lalu seperti kita lihat nanti, sejarah wilayah Padang Lawas terbuka kembali, tetapi dari sisi selatan (Mandailing) pada era Pemerintah Hindia Belanda.

 

Setelah kejatuhan Kerajaan Aru dalam perang dengan Kerajaan Aceh, dalam perkembangannya Kerajaan Aru mulai memudar. Pada era Ma Huan (1403-1415) ibu kota Kerajaan Aru berada di daerah aliran sungai Barumun. Pada masa ini disebut Kerajaan Nakur pernah menyerang kerajaan di Sungai Karang dan rajanya terbunuh. Dalam laporan Mendes Pinto (1537) disebut tiga anak Radja Aru terbunuh di Lingau dan Nakur. Dalam hal ini wilayah Kerajaan Aru yang (tersisa) di wilayah pesisir mulai dari batas sungai Rokan hingga batas sungai Ambuaru plus wilayah pedalaman mulau dari batas Minangkabau hingga batas Kerajaan Aceh). Dalam laporan Mendes Pinto ibu kota Kerajaan Aru berada di Panaju di daerah aliran sungai Panatiao. Wilayah Nakur (Simalungun) dan wilayah Gajo berpusat di Lingau/Lingga (kini masuk Karo) dipimpin oleh para pangeran Kerajaan Aru (anak dari Radja Aru).

Lantas bagaimana sejarah wilayah Padang Lawas era VOC/Belanda dan penduduk di pedalaman terisolasi? Seperti disebut di atas, Keraajaan Aru memudar setelah mengalami kekalahan dalam perang melawan Kerajaan Aceh. Situasi dan kondisi menjadi dunia lama versus dunia baru dan semmua tergantung pada supremasi kerajaan-kerajaan. Lalu bagaimana sejarah wilayah Padang Lawas era VOC/Belanda dan penduduk di pedalaman terisolasi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Padang Lawas (7): Kerajaan Aru di Pantai Timur Sumatra Era Portugis; Mendes Pinto dan Kerajaan Malaka di Semenanjung


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Lawas dalam blog ini Klik Disini

Sejarah adalah narasi fakta dan data, fakta yang benar-benar ada atau terjadi dengan didukung bukti. Bukti-bukti sejarah masa lampau di Indonesia, sangat terbatas, hanya berupa teks prasasti atau bentuk lainnya. Dukungan teks dari asing sangat diperlukan untuk menambah pemahaman, terutama yang berasal dari Tiongkok dan dari Eropa. Salah satu sumber sejarah tentang keberadaan Kerajaan Aru yang jarang dicermati laporan seorang Portugis, Mendes Pinto.

 

Fernão Mendes Pinto (c.1509-8 Juli 1583) seorang penjelajah Portugis. Pelayarannya dicatat dalam Peregrinação;1614), memoar otobiografinya. Banyak aspek dari karya ini yang dapat diverifikasi. Pinto meninggalkan Lisbon 1537 menuju India melalui Mozambik. Lalu berlayar dengan kapal kargo Portugis ke Goa. Sejak tahun 1539, Pinto tetap berada di Malaka di bawah Pedro de Faria, kapten Malaka yang baru diangkat. Pinto diutus menjalin kontak diplomatic dengan kerajaan-kerajaan kecil yang bersekutu Portugis melawan umat Islam di Sumatera bagian utara. Pada tahun 1569, ia menemukan armada Ottoman yang dipimpin oleh Kurtoğlu Hızır Reis di Aceh. Setelah misi Pinto ke Sumatra, dia dikirim ke Patani, di pantai timur Semenanjung Malaya. Pinto melanjutkan operasi perdagangan di di Teluk Tonkin. Pinto memasuki Tiongkok dari Laut Kuning. Pinto memfasilitasi perdagangan antara Portugis dan Jepang. Pinto kembali ke Malaka lalu ke Goa. Sekembalinya Pinto ke Goa, Faria mengirimnya ke Banten, Jawa, untuk membeli lada untuk dijual ke Cina. Pada tahun 1558, Pinto kembali ke Portugal. Pinto memulai memoarnya pada tahun 1569 (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Kerajaan Aru di Pantai Timur Sumatra era Portugis? Seperti disebut di atas, sumber sejarah Kerajaan Aru di era Portugis berasal dari penulis-penulis Portugis. Mendes Pinto dan Kerajaan Malaka di Semenanjung. Lalu bagaimana sejarah Kerajaan Aru di Pantai Timur Sumatra era Portugis? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe. Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982