Selasa, 01 Agustus 2023

Sejarah Sepak Bola Indonesia (20): Suporter Indonesia Sejak Era Hindia Belanda;Dukung Klub Kota Kesayangan Apapun Bangsanya


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Aceh dalam blog ini Klik Disini

Sejarah (permainan) sepak bola sudah lama. Lalu kemudian terbentuk klub-klub sepak bola termasuk di Indonesia semasa Hindia Belanda. Salah satu elemen penting klub adalaj supporter. Sejarah supporter sendiri sejatinya setua sejarah klub itu sendiri. Suporter terkenal semasa Hindia Belanda antara lain supporter Medan ke Bindjai, suporter Bandoeng ke Tjimahi dan supporter VIOS di Batavia berasal dari Depok.


Di laman Wikipedia ada entri seperti “Bobotoh”, “Aremania”, “Bondho Nekat”. Dalam laman Wikipedia juga ada entri "Suporter sepak bola Indonesia" Kategori ini memiliki 21 entri sebagai berikut: Aremania, Benteng Viola, Blaster Saburai, Bobotoh, Bondho Nekat, BUMI Mania, K-Conk Mania, Kabomania, Kebumen Militan Suporter, NJ Mania, Northside Boys 12, Panser Biru, Pusamania, Semeton Dewata, Slemania, SneX, Spartacks, The Jakmania, The Kmers, dan Ultras Gresik. Tentu saja tidak hanya, banyak supporter lainnya namun belum dientri di lama Wikipedia.

Lantas bagaimana sejarah suporter Indonesia sejak era Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, supporter sepak bola Indonesia sudah ada sejak era Hindia Belanda. Mereka mendukung klub kesayangan di kota mereka apapun bangsanya. Lalu bagaimana sejarah suporter Indonesia sejak era Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Sepak Bola Indonesia (19): Pemain Sepak Bola Terkenal Era Hindia Belanda; Siapa Damora Harahap dan Achmad Nawir?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Aceh dalam blog ini Klik Disini

Banyak pemain sepak bola masa kini yang hebat. Namun tidak banyak terinformasikan pemain-pemain sepak bola Indonesia pada era Hindia Belanda. Yang kerap dibicarakan adalah Achmad Nawir, yang menjadi kapten timnas Indonesia semasa Hindia Belanda (federasi NIVU). Para pemain hebat di federasi PSSI kurang terindormasikan karena wakil Indonesia ke Piala Dunia di Prancis tahun 1938 adalah NIVU dimana Achmad Nawir bernaung. Okelah, Salah satu pemain hebat dari federasi PSSI adalah Damora Harahap.


Lima Pemain Pribumi yang Ikut Bela Timnas Hindia Belanda di Piala Dunia 1938, Nomor 1 Berprofesi Dokter. Ajeng Wirachmi, Litbang Okezone. Rabu 10 November 2021. Tim Nasional (Timnas) Indonesia dulu pernah mengikuti ajang Piala Dunia (Hindia Belanda). di Piala Dunia 1938 di Prancis. Kebanyakan berasal dari pelajar dan mahasiswa yang dipilih dari NIVU (Federasi Sepakbola Hindia Belanda). Tak ayal ada banyak pemain asal Belanda yang justru membela Timnas Hindia Belanda. Namun, beberapa pemain pribumi alias asli asal Indonesia yang turut serta bermain untuk Timnas Hindia Belanda. Lantas siapa saja mereka? Berikut 5 Pemain Pribumi yang Ikut Bela Timnas Hindia Belanda di Piala Dunia 1938: 5. Suvarte Soedamardji. Pria kelahiran 6 Desember 1915 ini menempati posisi sebagai penyerang. Aktif bermain di HBS Surabaya. 4. Sutan Anwar, pemain VIOS Batavia, pria asal Sumatera Barat yang lahir pada 21 Maret 1914; 3. Isaac Pattiwael, pria Maluku lahir pada 23 Februari 1914. 2. Frans Alfred Meeng, lahir 18 Januari 1910 dan merupakan pemain sepak bola di SVVB Batavia; 1. Achmad Nawir, kapten timnas seorang dokter muda. Pria yang lahir pada 1911 ini berposisi sebagai gelandang dalam timnya. Achmad adalah mahasiswa kedokteran di NIAS sejak 1929. (https://bola.okezone.com/) 

Lantas bagaimana sejarah pemain sepak bola terkenal era Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, nama yang kerap disebut adalah Achmad Nawir. Tentu saja ada nama Damora Harahap namun kurang terinformasikan. Mengapa? Apakah Achmad Nawir dan Damora Harahap berasal dari Tapanoeli? Lalu bagaimana sejarah pemain sepak bola terkenal era Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.