Kamis, 24 Agustus 2023

Sejarah Mahasiswa (38): R Soeratin Studi ke Belanda Raih Gelar Insinyur di Delft;Pendiri Persatoean Sepak Raga Indonesia, Kini PSSI


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Demikianlah yang terjadi dalam penulisan narasi sejarah sepak bola di Indonesia. Dalam narasi tersebut termasuk siapa-siapa yang menjadi tokoh sepak bola, baik diantara golongan Eropa/Belanda, Cina maupun pribumi. Satu nama penting dari golongan pribumi yang kini kerap ditulis adalah Ir Soeratin.


Ir. Soeratin Sosrosoegondo lahir 17 Desember 1898 adalah seorang insinyur dan administrator sepak bola Indonesia. Ia adalah ketua umum PSSI periode 1930-1940. Ia adalah salah satu pendiri sekaligus ketua umum PSSI yang pertama. Ayahnya, R. Soesrosoegondo, guru pada Kweekschool (Sekolah Keguruan), menulis buku Bausastra Bahasa Jawi. Istrinya, R.A. Srie Woelan, adik kandung Dokter Soetomo, pendiri Budi Utomo. Tamat dari Koningen Wilhelmina School di Jakarta, Soeratin belajar di Sekolah Teknik Tinggi di Hecklenburg, dekat Hamburg, Jerman, pada tahun 1920 dan lulus sebagai insinyur sipil pada tahun 1927. Sekembalinya Soeratin dari Eropa pada 1928, ia bergabung dengan sebuah perusahaan konstruksi terkemuka milik Belanda dan membangun antara lain jembatan serta gedung di Tegal dan Bandung. Namun, pada waktu bersamaan, Soeratin mulai merintis di pendirian sebuah organisasi sepak bola, yang bisa diwujudkan pada 1930. Organisasi boleh dikatakan realisasi konkret dari Sumpah Pemuda 1928. Kegiatan mengurus PSSI menyebabkan Soeratin keluar dari perusahaan Belanda dan mendirikan usaha sendiri. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Raden Soeratin studi ke Belanda raih gelar insinyur di Delft? Seperti disebut di atas, Ir Soeratin adalah pendiri Persatoean Sepak Raga Indonesia yang kemudian disebut PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). Lalu bagaimana sejarah Raden Soeratin studi ke Belanda raih gelar insinyur di Delft? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Mahasiswa (37):Parlindungan Lubis Studi Kedokteran di Belanda dan Ketua PI Perhimpoenan Indonesia; Diinternir Jerman

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Parlindoengan Lubis studi kedokteran dan berhasil meraih gelar dokter di Belanda. Dalam perkembangannya Parlindoengan Lubis dikenal sebagai salah satu mahasiswa/sarjana pribumi di Belanda yang anti-fasis. Karena itu ketika Belanda diduduki (militer) Jerman, Parlindoengan Lubis ditangkap dan diinternir di kamp militer NAZI Jerman.


Parlindoengan Loebis lahir 30 Juni 1910. Parlindoengan merantau ke Batavia dan sempat bergabung di organisasi pemuda Jong Islamieten Bond dan Jong Batak, yang kemudian bersama perhimpunan mahasiswa lain (selain Jong Java) bersatu membentuk PPPI (Persatoean Pemoeda Peladjar Indonesia) dan Indonesia Moeda. Parlindungan berangkat ke Belanda setelah lulus kandidat I di GHS Batavia namun kemudian studi di Universitas Leiden. Ketua Perhimpoenan Indonesia (PI) selama periode 1936-1940. Bersama PI, ia berjuang mencita-citakan kemerdekaan Indonesia. Sepeninggal Hatta, PI dianggap berhaluan kiri. Di bawah kepemimpinan Parlindoengan, PI menghentikan kerja sama dengan Partai Komunis Belanda dan jalin hubungan dengan Partai Buruh Sosialis Demokrat (Social Democratische Arbeiter Partij; SDAP). Sekalipun sosialis, Parlindoengan sebagai antifasis. Ia ditangkap polisi rahasia Belanda binaan Gestapo, di Amsterdam pada Juni 1941. Bagi Nazi Jerman, orang-orang seperti Parlindoengan dianggap sebagai pemberontak. Parlindoengan ditahan oleh Nazi Jerman selama empat tahun. Usai Perang Dunia II, Parlindoengan kembali ke tanah air. Sepanjang 1947-1950, ia menetap di Yogyakarta dan berkerja sebagai Kepala Dinas Kesehatan Pabrik-pabrik Persenjataan Departemen Pertahanan. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Parlindoengan Lubis studi kedokteran di Belanda? Seperti disebut di atas, Parlindoengan Lubis studi kedokteran dan salah aktivis mahasiswa di Belanda dan terpilih menjadi Ketua Perhimpoenan Indonesia. Pada saat pendudukan militer Jerman di Belanda, Parlindoengan Lubis diinternir militer Jerman di kamp militer. Lalu bagaimana sejarah Parlindoengan Lubis studi kedokteran di Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.