Senin, 09 Mei 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (580): Pahlawan Indonesia – Moda Transportasi Kereta Api; Dulu Sesuai Arus Barang, Kini Arus Orang

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Sejarah perkeretaapian sudah lama di Indonesia sejak era Pemertah Hindia Belanda; Banyak jalur yang masih aktif hingga kini, tetapi juga banyak jalur yang telah ditutup (tidak aktif). Tentu saja pada masa ini ada penambahan jalur baru. Pembangunan jalur kereta api tempo doeloe pada era Pemerintah Hindia Belanda mengikuti arus barang. Pada masa kini perkembangan moda transportasi jalan raya menyebabkan jalur tertentu ditutup. Kini, program pengembangan jalur kereta api lebih mempertimbangkan arus orang. Apakah dimungkinkan lagi jalur yang ditutup dapat diaktifkan kembali?

Jalur kereta api di Indonesia di bawah ini mengacu pada jalur kereta api yang sedang, pernah, atau akan beroperasi di Indonesia. Berikut ini adalah daftar lintas jalur kereta api yang sampai saat ini masih aktif di Indonesia (disusun menurut nomor lintas jalur kereta api tersebut): Merak–Tanah Abang; Lintas Jakarta: Tangerang–Duri; Rajawali–Cikampek; Cikampek–Padalarang; Padalarang–Kasugihan; Bandung–Cicalengka: Cicalengka–Cibatu; CIbatu–Tasikmalaya; Tasikmalaya–Banjar; Banjar–Kasugihan; Manggarai–Padalarang; Manggarai–Bogor; Bogor–Cicurug; Cicurug–Sukabumi; Sukabumi–Cianjur; Cianjur–Padalarang; Cikampek–Cirebon; Cirebon–Prupuk–Tegal; Tegal–Brumbung; Prupuk–Kroya; Kroya–Cilacap; Kroya–Kutoarjo; Kutoarjo–Solo Balapan; menuju Bandara Internasional Yogyakarta; menuju Karangtalun; Padalarang–Kasugihan; Cibatu-Cikajang; Brumbung–Gundih–Gambringan; Gambringan–Surabaya Pasarturi; Gundih–Solo Balapan; menuju Bandara Internasional Adisoemarmo; Kutoarjo–Solo Balapan; Solo Balapan–Kertosono (bersama lintas Kertosono–Wonokromo); Purwosari–Wonogiri, Kandangan–Sumari: Lintas Surabaya: Kertosono–Bangil; Wonokromo–Bangil: Bangil–Kalisat: Kalisat–Banyuwangi; Yogyakarta–Solo Balapan; Solo Jebres–Sragen; Sragen–Ngawi; Ngawi–Madiun; Madiun–Nganjuk; Nganjuk–Kertosono; Kertosono–Sembung; Sembung–Mojokerto; Mojokerto–Tarik; Tarik–Sepanjang; ke arah Sidoarjo; ke arah Solo Kota; ke arah Wonogiri; Kandangan–Indro; Wonokromo–Surabaya Kota; menuju Benteng (Prins Hendrik) via Sidotopo; Surabaya Kota–Kalimas; Surabaya Pasarturi–Kalimas; Surabaya Pasarturi–Gubeng; Kertosono–Kediri; Kediri–Tulungagung; Tulungagung–Blitar; Blitar–Wlingi; Wlingi–Kepanjen; Kepanjen–Malang; Malang–Lawang; Lawang–Sengon; Sengon–Bangil; Wonokromo–Bangil; Bangil–Pasuruan; Pasuruan–Probolinggo; Probolinggo–Klakah; Klakah–Jember; Jember–Kalisat: Kalisat–Mrawan; Mrawan–Kabat; Kabat–Ketapang; Di Sumatra: Kr. Mane–Kr. Geukueh; Belawan–Labuan; Labuan–Medan; Binjai–Medan: Medan–Serdang; Serdang–Perbaungan; Perbaungan–Bamban; Bamban–Tebing Tinggi; menuju Bandara Internasional Kualanamu; Tebing Tinggi–Kisaran; Bandar Tinggi–Kuala Tanjung; Tebing Tinggi–Siantar; Kisaran–Tanjungbalai; Kisaran–Rantau Prapat; Teluk Bayur–Padang; Padang–Lubuk Alung; Lubuk Alung–Kayu Tanam; Lubuk Alung–Pariaman; Pariaman–Naras; Bukit Putus–Indarung; menuju Bandara Minangkabau; Lubuklinggau–Muara Enim; Muara Enim–Gunung Megang; Gunung Megang–Prabumulih; Prabumulih–Kertapati; Prabumulih–Peninjawan; Peninjawan–Baturaja; Baturaja–Martapura; Martapura–Negararatu; Negararatu–Cempaka; Cempaka–Kotabumi; Kotabumi–Blambangan Pagar; Blambangan Pagar–Haji Pemanggilan; Haji Pemanggilan–Tegineneng; Tegineneng–Labuanratu; Labuanratu–Tanjungkarang; Tanjungkarang–Pidada; menuju Tarahan (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah moda transportasi kereta api di Indonesia? Seperti disebut di atas, pembangunan jalur kereta api pada era Pemerintah Hindia Belanda mengikuti arus barang, tetapi kini pengembangan jalur kereta api lebih mempertimbangkan arus orang. Lalu bagaimana sejarah moda transportasi kereta api di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (579): Pahlawan Indonesia - Indonesiasi Era Hindia Belanda; Bagaimana Situasi Kondisi Masa Kini?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada artikel terdahulu telah didekspripsikan perihal nasionalisasi di Indonesia sejak era Pemerintah Hindia Belanda. Dalam artikel ini soal nasionalisasi, khususnya pada era Pemerintah Repubkik Indonesia dihubungkan dengan soal Indonesiasi. Terminologi nasionalisasi sudah baku, tetapi terminologi Indonesiasi belum baku, jarang digunakan serta tidak ditemukan dalam KBBI. Akan tetapi dalam sejarah Indonesia, isu Indonesiasi ini nyata adanya. Yang sedikit baku adalah Indonesiana (paling tidak sudah cukup populer).

Nasionalisasi adalah proses pengalihan kepemilikan (perusahaan atau bangunan properti lainnya) dari milik pribadi/swasta menjadi milik umum. Apabila suatu perusahaan dinasionalisasi, negara yang bertindak sebagai pembuat keputusan. Selain itu para pegawainya menjadi pegawai negeri. Lawan dari nasionalisasi adalah privatisasi.
(Wikipedia). Apa pula itu Indonesiaasi? Meski terminologi Indonesiasi tidak/belum baku, tetapi dalam prakteknya telah terjadi, dalam hal ini terminologi Indonesiasi diartikan sebagai proses meng-Indonesia suatu kejadian dalam praktek berbangsa dalam banyak aspek seperti pemerintahan, pendidikan, sosial kemasyarakatan dan sebagainya. Sebagai contoh proses penyerapan kosa kata dari bahasa asing dan bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia dapat dikatakan Indonesiasi. Demikian juga dalam aturan perundang-undangan negara serta tata kelola pemerintahan dan bahkan dalam penempatan personil/pegawai dalam institusi pemerintah maupun swasta (domestik atau asing).

Lantas bagaimana sejarah Indonesiasi di Indonesia? Seperti disebut di atas, terminologi nasionalisasi dan Indonesiasi berbeda tetapi memiliki kaitan satu sama lain. Indonesiasi adalah bentuk lain dari (proses) nasionalisasi. Lalu bagaimana sejarah Indonesiasi di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.