Rabu, 19 Februari 2020

Sejarah Menjadi Indonesia (41): Sejarah Pelayaran di Indonesia 1595-1950; Dispach di Tambora 1815, Loudon di Krakatau 1883


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Sejarah pelayaran di Indonesia sesungguhnya gambaran sejarah pelayaran di era kolonial 1595-1945. Selama 350 tahun kapal-kapal Belanda lalu lalang di Hindia Timur (baca: Indonesia) untuk mengangkut barang dan orang. Kapal-kapal Belanda kali pertama datang di bawah komandan laut Cornelis de Houtman. Kapal yang berangkat dari Texel tahun 1595 tiba di Atjeh tahun 1596. Inilah awal kolonisasi Belanda di Indonesia. Kapal-kapal Belanda harus pula berakhir pada tahun 1950 dan harus kembali ke Belanda di bawah Direktur Penataran Angkatan Laut di Indonesi C. van der Linden dan Komandan Angkatan Laut Belanda di Indonsia K van Dongen.

Serah terima angkatan laut dari Belanda ke Indonesia, 1950
Di antara kapal-kapal yang lalu lalang di Indonesia (1595-1950) ada dua kapal yang sangat berani yakni Kapal Dispach dan Kapal Loudon. Dua kapal ini tidak menghadapi perang, tetapi sedang berada di lokasi dimana dua gunung meletus. Kapal Dispach sedang patroli di Indonesia Timur ketika gunung Tambora meletus 1815; sedangkan Kapal Loedon tengah berlayar di pantaii barat Sumatra ketika gunung Krakatau meletus 1883. Kapal Dispach yang memastikan bahwa gunung Tambora telah meletus; dan kapal Loudon yang memastikan gunung Krakatau telah meletus.

Sayangnya sejarah kapal era kolonial tersebut kurang terinformasikan dalam sejarah pelayaran di Indonesia. Boleh jadi informasi ini tidak penting-penting amat, tetapi kenyataannya sejarah pelayaran Indonesia sendiri sejatinya adalah kelanjutan sejarah pelayaran era kolonial. Dalam hal ini, memahami sejarah pelayaran era kolonial di Indoneia sebenarnya adalah suatu pendekatan (proksi) untuk memahami sejarah pelayaran Indonesia itu sendiri. Dengan demikian, sejarah pelayaran di Indonesia sesungguhnya adalah sejarah yang panjang, yakni suatu aktivitas pelayaran yang dalam hal ini dibatasi sejak kehadiran Belanda di laut Indonesia tahun 1696. Untuk menambah pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.