Pada tahun 1985 WS Rendra mendirikan ’Bengkel
Teater Rendra’ di Desa Cipayung, Kecamatan
Cipayung, Depok. Bengkel ini dibangun di atas lahan yang asri seluas 3 Ha yang di dalamnya
terdapat bangunan tempat tinggal Rendra dan keluarga, serta bangunan sanggar
untuk latihan drama dan tari. Selain itu, WS Rendara merancang lahan tersebut untuk
ditami dengan berbagai jenis tanaman yang sebagian besar berupa tanaman keras
dan pohon buah yang sudah ada sejak lahan tersebut dibeli, antara lain jati,
mahoni, ebony, bambu, turi, mangga, rambutan, jengkol, tanjung, singkong dan
lain-lain. Konon, setelah WS Rendra wafat tahun 2009, warisan lokasi sanggar
yang asri tersebut pernah diusulkan menjadi Cagar Budaya. WS Rendra dikebumikan di dalam lingkungan
sanggar tersebut. Kini sanggar tersebut tetap masih digunakan untuk
kegiatan seni.
Mengenal Sejarah Tata Ruang Sosial Ekonomi Depok, Bogor (Buitenzorg), Jakarta (Batavia) dan Bandung (Preanger) serta Wilayah Lainnya di Indonesia (Nederlandsch Indie)
Sabtu, 18 Agustus 2012
Studio Alam (TVRI) Depok: Aku Cinta Indonesia
Di
Kota Depok terdapat sebuah studio alam yang terletak di Jalan Raden Saleh Kecamatan
Sukmajaya, Depok. Lanskap studio alam ini dibangun pada tahun 1980. Luas studio
alam adalah 28 Ha. Di dalam kawasan studio ini terdapat banyak pohon rindang,
beberapa buah danau dan bangunan-bangunan rumah-rumah tradisional. Awalnya
studio alam ini digunakan sebagai lokasi shooting film (sinetron) dengan tema
latar belakang alam dan hutan dari sejumlah program acara TVRI seperti Rumah Masa Depan,
Aku Cinta Indonesia (ACI) pada tahun 1980-an. Kini, studio alam ini tidak
termanfaatkan secara maksimal. Di areal yang termasuk kawasan studio alam ini kini terdapat
lapangan tenis dan dimanfaatkan juga untuk latihan tembak.
Jumat, 17 Agustus 2012
Sejarah Tata Ruang Kota Depok: Menyambung Mata Rantai Yang Terputus Antara Depok Masa Kini dan Depok Tempo ‘Doeloe’
Kini
saya tinggal di Kota Depok. Setiap kali kita memandang dari Depok ke arah
selatan, sejajar denga rel kereta api Jakarta-Bogor, maka di kejauhan sangat
jelas terlihat suatu pemandangan (lanskap) Gunung Salak. Sejatinya, pemandangan
Gunung Salak ini hanya indah jika dipandang dari Kota Depok--tidak dari Kota
Bogor (terlalu dekat) dan juga tidak dari Kota Jakarta (terlalu jauh). Ini
berarti karunia adanya keindahan Gunung Salak sesungguhnya ditujukan buat warga
Kota Depok. Dalam hubungan ini, jika kita telusuri sejarah Depok, satu-satunya
yang tidak berubah dari masa ke masa adalah pemandangan Gunung Salak ini. Lantas,
apa saja yang telah berubah. Mari, saya ingin mengajak anda untuk ikut
mencermatinya.
Langganan:
Postingan (Atom)