Sabtu, 08 September 2012

Depok Outer Ring Road (DORR): Suatu Jalan Akses Menuju Tol di Kota Depok

*Artikel Outer Ring Road Tempo Doeloe dalam blog ini Klik Disini

Pembangunan jalan tol di Kota Depok telah dimulai. Tujuan utama pembangunan jalan tol tersebut adalah untuk meningkatkan akses dari dan ke Depok.  Jalan tol Kota Depok itu adalah Jalan Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) dan Jalan Tol Depok-Antasari (Desari). Cijago membelah Kota Depok dari arah timur ke barat yang dimulai dari Jalan Tol Jagorawi dan berakhir di Cinere, sedangkan Desari membelah kota dari utara ke selatan yang dimulai dari Jalan Tol TB Simatupang (Antasari) dan berakhir di Cipayung. Posisi silang dua jalan tol tersebut berada di Kelurahan Rangkapan Jaya. Untuk menghubungkan dua ujung jalan tol Kota Depok itu akan dibangun Depok Outer Ring Road (DORR).

Senin, 03 September 2012

Sejarah Cibubur Depok: Suatu Area 'Bumi Perkemahan Pramuka' yang Berkembang Menjadi Kawasan Perumahan 'Segi Tiga Emas' (Jakarta, Depok dan Bekasi)

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini KLIK DISINI
**Sejarah Cibubur Tempo Doeloe dalam blog ini Klik Disini
***Sejarah Pramuka Indonesia Sebenarnya dalam blog ini klik disini

Cibubur bukanlah wilayah Depok, melainkan sebuah desa/kelurahan di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Tetapi faktanya pada masa ini ada suatu kawasan yang diidentifikasi sebagai Cibubur Depok. Sekalipun ini agak membingungkan, namun masih bisa ditelusuri mengapa muncul istilah Cibubur Depok pada masa ini. Penelusuran ini dimaksukan untuk memberi penjelasan kepada berbagai kalangan yang kerap salah dalam mengidentifikasi apakah Cibubur masa kini adalah sebuah nama desa/kelurahan atau sebuah nama kawasan.
***
Sebelum ada Desa Cibubur (Jakarta), ada sebuah desa lama yang disebut sebagai Desa Cisalak yang menjadi bagian dari wilayah Kecamatan Cimanggis Kabupaten Bogor (kini menjadi bagian wilayah Kota Depok). Di sudut Desa Cisalak ini ada sebuah setu (danau kecil) yang disebut Setu Jemblang (kini disebut Setu Baru). Pada tahun 1969 di selatan setu ini (kini Kelurahan Harjamukti) dipilih sebagai tempat Pertemuan Pramuka Penegak Pandega Puteri Putera (PERPPANITERA). Lokasi ini dipilih karena hawanya sejuk, lingkungan yang hijau, setu yang jernih dan adanya hutan di utara setu membuat area ini sesuai untuk sebuah ‘perkampungan’ pramuka bagi penegak/pandega (setingkat SMA/perguruan tinggi). Disamping itu, lokasinya yang tidak jauh dari Jakarta, membuat area ini menjadi pilihan yang tepat untuk sebuah bumi perkemahan bagi PERPPANITERA (yang kini disebut Raimuna) secara nasional. Kawasan kegiatan kepramukaan (yang kemudian disebut BUPERTA) yang luasnya 210 Ha sebelumnya merupakan areal perkebunan karet.

Minggu, 02 September 2012

Pasar Citayam, Kota Depok: Sejak Tahun 1999 ‘Dianeksasi’ Pemerintah Kabupaten Bogor

Pasar Citayam (foto:internet)

Wilayah Pasar Citayam--sesuai UU Nomor 15 tahun 1999 tentang Pembentukan Kota Depok--adalah bagian dari wilayah Kelurahan Pondok Terong, Kecamatan Pancoran Mas (kini menjadi Kecamatan Cipayung) Kota Depok). Secara dejure hal ini ditegaskan dalam peta yang menyertai undang-undang tersebut. Sedangkan secara de facto warga yang tinggal di lingkungan pasar tersebut memiliki KTP Kelurahan Pondok Terong. Namun sejak 1999 pengelolaan pasar tersebut masih tetap dikuasai oleh Pemda Kabupaten Bogor. Ini berarti aset pasar masih diklaim Pemda Kabupaten Bogor sebagai miliknya dan hasil retribusi pasar  masuk ke kas daerah Kabupaten Bogor. Berbagai upaya telah dilakukan Pemda Depok untuk ‘menagihnya’, tetapi Pemda Kabupaten Bogor kukuh ‘menganeksasinya’. 

Sabtu, 01 September 2012

Polda Metro Jaya, Polres Depok, dan Polsek Bojong Gede; Kodam Jaya/Jayakarta, Kodim Depok dan Koramil Bojong Gede

*Artikel asal usul Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya dalam blog ini Klik Disini

Awalnya perihal keamanan di Depok berada di bawah Polsek Depok yang menjadi bagian dari Polda Jabar. Pada tahun 1981 Polsek Depok ditingkatkan menjadi Polres Depok seiring dengan pembentukan Kota Administratif (Kotif) Depok yang sekaligus Polres Depok  masuk ke dalam kewenangan Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya (Polda Metro Jaya).  Polres Depok saat itu membawahi tiga polsek yakni Polsek Beji, Polsek Pancoran Mas dan Polsek Sukmajaya. Pada tahun 1996, Polres Depok diperluas yang juga meliputi Polsek Cimanggis, Polsek Sawangan, Polsek Limo dan Polsek dan Polsek Bojong Gede. Pada tahun 1999 Depok ditingkatkan statusnya dari kotif menjadi kota yang terdiri dari enam kecamatan yakni Beji, Pancoran Mas, Sukmajaya, Cimanggis, Sawangan, dan Limo. Sementara Kecamatan Bojong Gede tetap sebagai bagian dari Kabupaten Bogor. Kini, Polres Depok terdiri enam polsek meliputi  11 kecamatan di Kota Depok plus satu polsek di dua kecamatan di  wilayah Kabupaten Bogor yakni Kecamatan Bojong Gede dan Kecamatan Tajur Halang (pemekaran dari Kecamatan Bojong Gede). Sebagai catatan: struktur dan tahun pembentukan Kodim dan Koramil di Kota Depok sama dengan struktur dan tahun pembentukan 
Polres dan Polsek di Kota Depok.

Minimarket ‘Menjamur’ di Depok: Bertambah Satu Unit Per Minggu


Minimarket yang pertama hadir di Kota Depok adalah Indomaret yang lokasinya berada di Jalan Kartini. Pada masa ini jumlah minimarket sudah sangat banyak dan bahkan pertumbuhannya tergolong sangat  pesat. Pada tahun 2002 jumlah minimarket di Kota Depok  masih bisa dihitung dengan jari. Kini, jumlah minimartket sudah mencapai 410 unit. Dengan luas kota yang hanya 200 KM2 berarti setiap satu kilometer persegi terdapat dua unit minimarket. Berdasarkan perda yang ada, jumlah ini terbilang sudah jauh melampuai kuota yang ditentukan yakni sebanyak satu unit minimarket per kecamatan. Jika diperhatikan bahwa kehadiran minimarket di Kota Depok yang baru berlangsung selama 10 tahun, maka pertambahan minimarket di Kota Depok adalah satu unit per minggu. Masihkah akan bertambah?

Rabu, 29 Agustus 2012

Sejarah Cinere: Secara ‘defacto’ Masuk Wilayah Sosial DKI Jakarta, Tetapi Secara ‘dejure’ Bagian Wilayah Administratif Kota Depok

*Baca juga Sejarah Cinere terbaru dalam blog ini Klik Disini


Pada masa awal kolonial di wilayah Cinere (Ci Kanyere) terdapat satu hamparan lahan milik Isaac de I’ Ostale de Saint Martin (lahir di Oleron, Bearn, Prancis tahun 1629) yang bekerja untuk VOC. Pada era kemerdekaan Cinere bahkan tidak pernah dibicarakan, karena pada waktu itu, Cinere hanyalah kumpulan beberapa dusun yang didiami oleh orang Betawi yang di sana sini masih terdapat hutan karet, lahan persawahan dan rawa-rawa. Namun pada masa kini, adakalanya  Cinere justru lebih populer dibanding Depok atau Cimanggis. Apa yang menyebabkan Cinere menjadi begitu populer khususnya bagi warga Jakarta?