Senin, 03 Juli 2017

Sejarah Kota Depok (1): Menyusun Kembali Sejarah Depok; Cornelis Chastelein Pionir Gemeente (Kota) Depok

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini


Untuk memahami sejarah suatu kota yang sebenarnya, perlu memeriksa (menguji) kembali data dan informasi masa lalu. Berdasarkan data dan informasi yang lebih baik (lebih lengkap dan lebih akurat), perjalanan suatu area menjadi kota, sejarah suatu kota baru dapat disusun. Demikian juga dengan Sejarah Kota Depok. Penelusuran yang cermat dan komprehensif akan sendirinya memberikan gambaran seutuhnya bagaimana kota bermula (origin), bagaimana kota berkembang dan bagaimana kota lestari hingga ini hari.

Stasion Depok, 1925
Sesungguhnya, sejak awal saya ingin menulis Sejarah Kota Depok. Akan tetapi saya tunda dulu. Saya memikirkan ulang, ada baiknya saya mulai dari Sejarah Batavia (Jakarta), Sejarah Preanger (Bandung) dan Sejarah Buitenzorg (Bogor). Hal ini tidak saja karena ketiga kota ini adalah kota besar tetapi juga karena (kota) Depok berada di garis continuum tiga kota tersebut. Paralel dengan itu saya juga (telah) menulis Sejarah Padang Sidempuan, Sejarah Tapanuli, Sejarah Kota Medan dan Sejarah Kota Padang. Pada hari ini, sebelum saya melanjutkan langkah berikutnya menulis Sejarah Semarang, Sejarah Soerabaja, Sejarah Macassar dan Sejarah Koeala Loempoer, saya harus menyelesaikan Sejarah Kota Depok terlebih dahulu. Semua itu pada nantinya dapat dirangkaikan menjadi satu kesatuan pemahaman dalam pelukisan gambaran awal Nusantara (baca: Sejarah Indonesia).

Serial Sejarah Kota Depok ini (seperti sejarah kota-kota lain) akan dibuat berdasarkan tematik, setiap artikel akan mendeskripsikan topik-topik tertentu (relevan) yang akan menyajikan asal mula (origin) hingga puncak-puncak perkembangan kota. Topik-topik tersebut (Depok) akan dikaitkan dengan wilayah dekat (regional) dan wilayah yang lebih luas (nasional). Dengan mengacu pada kurun waktu sejaman (data historis) dan spasial diharapkan penulisan Sejarah Depok yang sebenarnya dapat tersusun dengan baik. Mari kita mulai dari artikel pertama: Cornelis Chastelein: Pionir Kota Depok.

Minggu, 02 Juli 2017

Sejarah Bogor (23): Kereta Api Batavia-Buitenzorg via Depok (1873); Rencana Awal Batavia-Bekasi-Buitenzorg (1864)

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bogor dalam blog ini Klik Disin


Pembukaan jalur kereta api Batavia dan Buitenzorg sangat berdampak luas: menghubungkan istana di Bogor dan istana di Batavia; memudahkan transportasi penduduk maupun wisatawan yang ke Buitenzorg. Manfaat lainnya adalah menjadi angkutan utama barang dan komoditi dari hulu sungai Ciliwung. Jalur kereta api Batavia-Buitenzorg mulai dioperasikan tahun 1873. Jalur ini dikelola oleh swasta (NIS).

Stasion Buitenzorg, 1880
Pembukaan jalur Batavia-Bogor telah mengoptimalkan perkebunan-perkebunan di Buitenzorg dan wilayah pertanian penduduk. Sebagaimana diketahui sudah sejak lama antara Batavia dan Buitenzorg terjadi komersiaisasi lahan (land) dan terbentuknya perkebunan-perkebunan (onderneming). Jalur antara Batavia dan Buitenzorg yang dibuka tahun 1873 merupakan kelanjutan jalur kereta api barang dari Jakarta kota yang sekarang dari dan ke pelabuhan baru di Tandjong Priok. Stasion Buitenzorg, 1880.

Jalur Kereta Api: Batavia-Bekasi-Buitenzorg

Di ’sGravenhage (kini Den Haag) telah ada rencana konsesi pada tahun 1864 untuk mengeksploitasi jalur kereta api di (pulau) Jawa. Yang mendapat hak konsesi ini adalah JE Banck Cs. Rencana ini sudah dituangkan dalam proposal dan sudah dipetakan. Dalam peta tersebut, jalur kereta api yang akan dibangun untuk ruas Batawia-Buitenzorg melalui Bekasi, Tjibidong (Cibitung), Tjilengsi dan Tjitrap (Citeureup).  

Jumat, 30 Juni 2017

Sejarah Bogor (22): Kronologis Terbentuknya Kota Bogor; Fort Padjadjaran Menjadi Istana Buitenzorg dan Kantor Residen Menjadi Ibukota (Hoofdplaats)

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bogor dalam blog ini Klik Disin


Kota Bogor memiliki kedekatan dengan Istana Bogor. Demikian juga pada masa lampau, Istana Buitenzorg memiliki keterkaitan dengan munculnya Kota Buitenzorg.

Fort Padjadjaran Menjadi Istana Bogor (lukisan Jhos Rach, 1772)
Hari ini mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama berkunjung ke Kota Bogor dan diterima Presiden Joko Widodo di Istana Bogor. Tidak lama memang, tetapi kunjungan ini cukup efektif. Setelah berada beberapa saat di dalam istana, Joko Widodo membawa tamunya melihat kebun raya yang diakhiri ‘ngopi’ di cafe yang berada di sisi utara Kebun Raya, Grand Garden Cafe. Dalam jalan-jalan di seputar kebun raya ini, Joko Widodo dan Obama satu kendaraan mobil golf. Itulah magnit Istana dan Kebun Raya Bogor yang menjadi elemen paling penting tentang Kota Bogor.

Istana Bogor sendiri memiliki sejarah yang panjang. Lokasi Istana Bogor ini awalnya sebuah benteng yang didirikan VOC, suatu benteng yang dibangun setelah tim ekspedisi yang dipimpin Sersan Scipio tahun 1687 menemukan lokasi yang tepat berada di titik persinggungan terdekat antara sungai Tjiliwong dan sungai Tjisadane. Benteng ini disebut Fort Padjadjaran. Di lokasi benteng inilah awalnya dibangun villa Gubernur Jenderal lalu ditingkatkan menjadi Istana Buitenzorg.

Senin, 26 Juni 2017

Sejarah Bogor (21): Hari Raya Idul Fitri ‘ala’ Obama, Razak dan Trudeau; Suasana Lebaran di Bogor dan Kuala Lumpur

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bogor dalam blog ini Klik Disin


Hari Raya Idul Fitri tahun ini, 2017 dalam konteks sejarah sangat spesial. Dua hari sebelum Hari Raya Idul Fitri, mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama tiba di Bali untuk berlibur. Pada Hari Raya Idul Fitri, PM Kanada Justin Trudeau mengucapkan selamat Idul Fitri bagi umat Muslim. Lalu hari kedua Hari Raya Idul Fitri PM Malaysia Tun Abdul Razak tiba di Bali untuk berlibur.

Tiga tokoh dunia: 'Indonesia bagian dari diri kami' (ft Wikipedia)
Apa pentingnya ketiga tokoh dunia ini bagi Indonesia? Mereka bertiga memiliki hubungan emosional dengan Indonesia. Barack Obama pernah tinggal dan bersekolah di Jakarta selama empat tahun (1967-1971). Obama memiliki adik kandung bernama Maya Soetoro dari ayah orang Indonesia. Sementara itu Justin Trudeau dari garis ibu memiliki hubungan darah dengan gadis cantik Nias di Kota Padang. Sedangkan Tun Abdul Razak dari garis ayah memiliki hubungan darah dengan Radja Gowa di Sulawesi Selatan.

Obama, Razak dan Trudeau adalah tiga kepala negara di luar Indonesia yang memiliki hubungan dekat di hati dengan Indonesia. Obama dan Trudeau memiliki hubungan yang akrab. Hubungan mereka bahkan yang paling akrab diantara semua Perdana Menteri Kanada dan semua Presiden Amerika Serikat. Dalam kaitannya dengan Hari Raya Idul Fitri yang sekarang: meski Obama dan Trudeau bukan beragama Islam tetapi keduanya sama-sama sangat menghormati warga Muslim dan selalu memberi ucapan selamat bagi warga Muslim yang merayakan Hari Raya Idul Fitri. Simak ucapan Trudeau berikut:

Minggu, 25 Juni 2017

Sejarah Bogor (20): Kampung Empang di Buitenzorg, Ibukota Kabupaten; Menengok Masjid Tua di Bogor Tempo Doeloe

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bogor dalam blog ini Klik Disin


Kampung Empang, suatu kampung tua di Bogor. Nama Kampung Empang paling tidak sudah teridentifikasi pada tahun 1825. Ini bermula dari Mr. Cobben memasang iklan untuk menjual rumah dengan taman yang indah di Kampong Empang, Buitenzorg (lihat Bataviasche courant, 14-12-1825). Masih di koran yang sama, Mr. Cobben juga ingin menjual logement (losmen) beserta perabotannya dan kuda, kerbau serta pedatinya. Rumah dan losmen tersebut besar kemungkinan berdekatan, tetapi tidak diketahui persis posisi ‘gps’nya. Inilah awal berita adanya kampong Empang di Bogor.

Kampong Empang, 1867
Pada tahun 1843 Asisten Residen Buitenzorg, DCA van Hogendorp mengumumkan perbaikan sejumalah jembatan, termasuk jembatan yang berada di dekat rumah Bupati (Javasche courant, 18-02-1843). Jembatan yang dimaksud ini di kampong Empang adalah jembatan di atas sungai Tjisadane.

Ini mengindikasikan bahwa Kampong Empang, bukan hanya tempat orang Eropa, tetapi juga ibukota penduduk pribumi (mengacu pada kediaman Bupati). Kampong Empang berada di lembah yang dialiri oleh sungai Tjisadane.

Sabtu, 24 Juni 2017

Sejarah Bogor (19): Denah Rumah Cornets de Groot van Kraaijenburg di Buitenzorg; Cikal Bakal Layout Istana Buitenzorg

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bogor dalam blog ini Klik Disin


Istana Buitenzorg runtuh akibat gempa besar yang terjadi pada tanggal 10 Oktober 1834. Istana Buitenzorg tidak bisa digunakan lagi. Istana Buitenzorg terabaikan begitu lama, selain harus membutuhkan biaya besar untuk membangunnya, juga trauma terhadap gempa juga menjadi alasan tidak segera membangunnya kembali. Runtuhnya Istana Buitenzorg tahun 1834 merupakan peristiwa yang kedua. Tampaknya tidak ada lagi keinginan untuk membangun Istana Buitenzorg.
Istana Buitenzorg akhirnya dibangun tahun 1850. Namun demikian masih menyisakan satu pertanyaan: apa yang terjadi antara 1834 hingga 1850 (selama16 tahun). Sejauh ini tidak ada tulisan yang menjelaskan. Sementara itu, sebuah denah rumah di Buitenzorg, yang disebutkan rumah Jhr. JP. Cornets de Groot van Kraaijenburg yang diperkirakan bluprintnya dibuat antara 1836-1846 sudah lama saya amati dan saya anggap itu denah rumah seorang kaya di Buitenzorg. Ketika saya membaca risalah Jhr. JP. Cornets de Groot van Kraaijenburg, saya mulai tertarik menghubungkan denah rumahnya dengan Istana Buitenzorg. Ternyata ada titik temu.
Denah rumah JJPCG van Kraaijenburg di Buitenzorg, 1836-1842
Dalam dokumen, Jhr. JP. Cornets de Groot van Kraaijenburg akan membangun rumah pribadi di Buitenzorg. Tidak disebutkan denah itu untuk dibangun di lokasi mana. Namun ketika membuat relasi denah rumah dan risalah Cornets de Groot van Kraaijenburg di satu sisi dengan memperhatikan layout Istana Buitenzorg di sisi lain, ternyata relasi tersebut ada keterkaitan satu sama lain. Denah rumah Jhr. J.P. Cornets de Groot van Kraaijenburg kurang lebih sama dengan denah bangunan Istana Buitenzorg yang dibangun kemudian. Denah rumah Jhr. J.P. Cornets de Groot van Kraaijenburg bahkan masih mirip dengan denah bangunan Istana Bogor yang sekarang.