Selasa, 21 Maret 2023

Sejarah Malang (56):Hamid Rusdi Pahlawan Indonesia di Wilayah Malang; Kenali Para Pahlawan dengan Narasi Sejarah Baik-Benar


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Para pahlawan Indonesia adalah satu hal. Narasi sejarah yang baik dan benar adalah hal lain lagi. Para pahlawan tidak bisa menulis sejarahnya lagi, sudah menjadi tanggungjawab para sejarawan menulis narasi sejarahnya dengan baik dan benar. Salah satu pahlawan Indonesia di wilayah Malang adalah Hamid Rusdhi. Narasi sejarah yang baik adalah tentang apa adanya, tidak dikurangi dan juga tidak ditambahkan; sedangkan narasi sejarah yang benar sesuai dengan fakta dan data yang ada.


Mayor TNI Hamid Roesdi (1911 - 8 Maret 1949) pejuang asal Malang yang berhasil menumpas PKI tahun 1948 di Donomulyo. Ayahnya H Umar Roesdi tergolong orang terkaya di Pagak. Hamid Roesdi anak kedua dari delapan bersaudara ketika remaja bergabung dorganisasi pemuda Nahdlatul Ulama, Pandu Ansor lalu Majelis Muslimin ala Indonesia. Hamid Roesdi bekerja penjara Lowokwaru hal itu karena pada 1943, Hamid sudah dilatih menjadi tentara. Ketika perekrutan tentara, pangkat pertama Hamid adalah letnan satu. Pada 1948, Hamid dengan pangkat mayor pernah bertugas di Donomulyo dimana PKI mengakar. Di daerah barat dan selatan Malang didirikan batalyon khusus yang dipimpin oleh Tjokro Bagong, gembong PKI. Salah seorang anak buah Tjokro Bagong berhasil ditangkap di Donomulyo oleh anak buah Hamid Roesdi. Menumpas PKI di Malang Selatan merupakan salah satu prestasi Hamid Roesdi. Sejak kehadiran Belanda di Kota Malang, bersama pasukannya di Bululawang menyusun kekuatan selanjutnya, Hamid bergerilya ke daerah Sempal Wadak, Bululawang. Hamid Roesdi gugur di usia 38 tahun pada 8 Maret 1949 bersama keempat temannya. Beliau dan keempat temannya ditembak bersamaan oleh pasukan Belanda di pinggir sungai di Wonokoyo, Kedungkandang. Makamnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Suropati, Kota Malang tahun 1949. Nama beliau kemudian diabadikan sebagai nama jalan maupun terminal di Kota Malang (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Hamid Rusdhi pahlawan Indonesia di wilayah Malang? Seperti disebut di atas, banyak pahlawan Indonesia, tetapi banyak yang tidak terinformasikan. Oleh karena itu sudah sepatutnya semua pahlawan mendapat narasi sejarah yang baik dan benar. Lalu bagaimana sejarah Hamid Rusdhi pahlawan Indonesia di wilayah Malang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Malang (55): Negara di Jawa Timur dan Para Republiken di Wilayah Malang; Mengapa Harus Dimulai Mengapa Diakhiri?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Sebagian kecil penduduk Indonesia telah merasa nyaman dengan orang Belanda dan Pemerintah Hindia Belanda. Pendudukan Jepang dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah kecelakaan bagi mereka. Sebaliknya sungguhnya banyak pendududuk Indonesia yang sejak lama berusaha dan berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Tidak sedikit yang dibui, diasingkan dan dimiskinkan. Saat Indonesia mendapatkan kemerdekaan, seluruh bangsa Indonesia diuji; siapa yang anti republic dan siapa yang membelakangi tujuan kemerkedaan, Para anti republic dengan dalih menjadi lebih makmur membentuk negara sendiri, negara yang bekerjasama dengan kaum imperialis, termasuk Negara Jawa Timur. Sementara kaum republiken Indonesia di wilayah Republik Indonesia masih berperang tanpa menyerah dengan kaum penjajah (Belanda/NICA). Ironis sebenarnya, tapi fakta berkata lain.


Negara Jawa Timur (RIS) Kompas.com. 28/06/2021. Negara Jawa Timur sebuah wilayah buatan Belanda. Ide untuk mendirikan dicetuskan Belanda, Van der Plas, pemimpin pemerintahan peralihan Belanda (Recomba).  Pada 14 Juni 1947, untuk mendukung berdirinya negara dibentuklah Partai Rakyat Jawa.  Melalui partai ini, Van der Plas merangkul para kaum bangsawan untuk tergabung.  Tujuannya untuk menuntut hak menentukan nasibnya atas dasar demokrasi dan bekerjasama dengan golongan-golongan lain tanpa memandang kebangsaan, bahasa, dan agama. Van der Plas melangsungkan Konferensi Bondowoso. Konferensi memutuskan RT Achmad Kusumonegoro menjadi wakil Tinggi Mahkota Negeri Belanda.  Negara Jawa Timur diputuskan berdiri 23 November 1948 di Bondowoso.  Wilayah dari Negara Jawa Timur mencakup 12 kabupaten ditambah dua kota praja, Surabaya dan Malang. Negara Jawa Timur baru menjalankan kepemerintahannya setelah mendapat wewenang pada 1 Oktober 1949 dari Recomba Jawa Timur.  Setelah penyerahan kedaulatan, mulai bermunculan mosi, resolusi, dan demonstraasi menuntut bubarnya Negara Jawa Timur. Berdasarkan surat keputusan Presiden No. 26 Tahun 1950, pemerintah negara Jawa Timur mengajukan pernyatuan diri terhadap pusat. Pemerintah pusat mengangkat Samadikun untuk Komisaris Pemerintah Republik Indonesia Serikat di daerah bagian Jawa Timur.  Surat perintah ini ditandatangani 19 Januari 1950 di Jakarta. Pada 9 Maret 1950, Negara Jawa Timur bergabung kembali ke Republik Indonesia. (https://www.kompas.com/)

Lantas bagaimana sejarah Negara Jawa Timur dan para Republiken di wilayah Malang? Seperti disebut di atas, fakta bahwa Negara Jawa Timur pernah didirikan termasuk Sebagian wilayah Malang. Akan tetapi tidak semua penduduk Malang setuju dengan itu. Mereka ini adalah para Republiken sejatai. Dalam hal ini mengapa harus dimulai, mengapa pula harus diakhiri? Lalu bagaimana sejarah Negara Jawa Timur dan para Republiken di wilayah Malang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 20 Maret 2023

Sejarah Malang (54): Perang Kemerdekaan di Malang; Walikota Soerabaja Radjamin Nasoetion, Pegawai Mengungsi ke Malang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Perang kemerdekaan adalah perang yang dilancarkan untuk menghalangi dan mengusir pihak asing untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Namun dalam perkembangannya hanya sebagai rakyat Indonesia yang benar-benar tetap ingin mempertahankan kemerdekaan. Sebagian masyarakat Indonesia sebaliknya justru menerima/mendukung kehadiran asing, termasuk orang Belanda untuk kembali. Hal itu juga termasuk di wilayah Malang. Para republiken di Soerabaja harus menmgungsi ke pedalaman termasuk ke wilayah Malang.


Revolusi fisik di kota Malang tahun 1945-1949. Skripsi Helmi Wicaksono. Abstract. Kota Malang tempat penting yang baik bagi orang Eropa Timur Asing dan Orang Indonesia sendiri. Kota Malang pernah menjadi ibukota Propinsi Jawa Timur pada bulan Februari 1947 sampai bulan Juli 1947. Perpindahan Ibukota Propinsi Jawa Timur ke Kota Malang menjadikan Kota Malang sebagai tempat penampungan bagi warga korban perang dari daerah Surabaya dan daerah lain yang dikuasai Belanda. Agresi Militer Belanda pertama pada tanggal 31 Juli 1947 membuat Kota Malang sudah tidak aman lagi sebagai Ibukota Propinsi Jawa Timur. Langkah yang dilakukan oleh penduduk Kota Malang dalam mengantisipasi kedatangan Belanda ke Kota Malang adalah dengan bumi hangus bangunan yang dianggap penting. Keadaan Kota Malang setelah Agresi Militer Belanda I sampai tahun 1949 belum banyak yang menulisnya. Hasil dari penelitian ini antara lain Belanda menyerang Kota Malang dari arah Lawang Singasari hingga masuk daerah Blimbing. Kota Malang diduduki Belanda pada tanggal 31 Juli 1947. Penduduk Kota Malang ikut mengadakan perlawanan selama bulan Januari 1949 sampai bulan Maret 1949 (http://repository.um.ac.id/91437/)

Lantas bagaimana sejarah perang kemerdekaan di wilayah Malang? Seperti disebut di atas diantara penduduk Indonesia ada yang tetap ingin mempertahankan kemerdekaan tetapi juga ada yang menerima dan bekerjasama dengan asing terutama orang-orang Belanda yang jelas mengabaikan kemerdekaan Indonesia. Situasi dan kondisi ini juga terjadi di wilayah Malang. Walikota Soerabaja Radjamin Nasoetion dan para pegawainya yang republiken harus mengungsi ke pedalaman termasuk di wilayah Malang. Lalu bagaimana sejarah perang kemerdekaan di wilayah Malang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Malang (53): Indonesia Merdeka, Proklamasi, Situasi dan Kondisi di Malang; Sekutu/Inggris Evakuasi Militer Jepang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah satu hal. Situasi dan kondisi di Malang pada saat proklamasi kemerdekaan adalah hal lain. Proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di Djakarta pada tanggal 17 Agustus 1945. Bagaimana situasi dan kondisi di Malang saat proklamasi atau sesudahnya. Yang jelas pasukan Sekutu/Inggris memasuki wilayah Indonesia termasuk di wilayah Malang dalam rangka melucuti dan mengevakuasi militer Jepang. Namun situasi ini dimanfaatkan Belanda/NICA untuk ‘berkuasa’ kembali di Indonesia termasuk di Malang.


Mengenang Sejarah Tugu di Kota Malang: Tugu kebanggaan warga Malang ini baru berdiri sekitar 17 Agustus 1946. Republika.co.id. 8 Maret 2018. Ada banyak jejak sejarah di tanah Kota Malang. Di antara peninggalan, menara tugu berada di depan Balaikota. Dosen Sejarah Universitas Negeri Malang (UM), Ronal Ridho'i menjelaskan, menara tugu sebenarnya belum berdiri di masa kolonial Belanda maupun Jepang. Tugu kebanggaan warga Malang ini baru berdiri sekitar 17 Agustus 1946 oleh warga setempat. "Itu menandai setahun setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945". Mengenai diresmikannya tugu oleh Bung Karno, Ronal menilai, ini tak terlepas dari kegiatan presiden pertama di kota tersebut. Saat itu, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) mengadakan rapat sidang di salah satu lokasi Kota Malang. Oleh sebab itu, wajar peresmian tugu pun bisa dilakukan oleh Presiden Soekarno. Adapun perbedaan tugu pada 1946 dan 1950, sebagai momen peringatan peristiwa penting. "1946 momen peringatan proklamasi kemerdekaan sedangkan 1950 peringatan momen setelah agresi militer. Indonesia saat itu bisa dikatakan benar-benar merdeka," jelas dia. "Lalu kok bisa ada pendapat kalau tugu sempat ada emas? Kan di masa itu Indonesia berada di masa yang sangat krisis. Bangunan saat itu bentuknya kontinuitas dari peninggalan Belanda," tambahnya. (https://news.republika.co.id/)

Lantas bagaimana sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia dan situasi dan kondisi di Malang? Seperti disebut di atas, proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di Djakarta tanggal 17 Agustus 1945 lalu setelah itu terjadi banyak peristiwa termasuk di wilayah Malang yang dimulai Sekutu/Inggris melakukan evakuasi militer Jepang di wilayah Malang. Lalu bagaimana sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia dan situasi dan kondisi di Malang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 19 Maret 2023

Sejarah Malang (52): Penjara Kota Malang Semasa Pendudukan Jepang dan Mr Amir Sjarifoeddin Harahap; Situasi Kota Malang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Orang Jepang sangat piawai berperang. Satu kebiasaan militer Jepang membangun benteng alam atau benteng bawah tanah. Berbeda dengan orang Eropa tempo doeloe membangun benteng di atas permukaan tanah dengan tembok dan barrier yang dilengkapi dengan bastion. Benteng alam bagi orang Jepang selain fungsi pertahanan dan gudang senjata juga digunakan sebagai penjara. Sementara itu sesame pendudukan Jepang, salah satu tokoh revolusioner Indonesia Mr Amir Sjarifoeddin Harahap ditahan di salah satu penjara terketat Jepang di Malang.


Sejumlah Gua Peninggalan Jepang Ditemukan di Malang. Kompas.com 12/10/2017. Sejumlah gua diperkirakan peninggalan Jepang 1942 sampai 1945 ditemukan di kelurahan Songgokerto, Kota Batu. Ada 6 lubang gua. Mulut keenam gua itu berjejer dalam satu kontur tanah di salah satu perbukitan, mulut gua sudah tidak tampak, hanya ada bebatuan besar dan semak belukar. Arkeolog pada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Nugroho Harjo Lukito mengatakan, harus ada upaya pembersihan di mulut gua supaya terlihat lubangnya. Gua itu diperkirakan merupakan tempat tentara Jepang menyembunyikan senjatanya. Selain itu, gua itu juga menjadi tempat persembunyian dan pelarian tentara Jepang dari kejaran musuh. Salah seorang warga yang pernah memasuki gua itu menyebutkan bahwa rongga gua bercabang - cabang. Ada gua yang terhubung satu sama lain dan ada rongga gua yang tembus ke balik bukit. Gua - gua itu diperkirakan sengaja di bangun oleh tentara Jepang sebagai benteng pertahanan dari serangan musuh. Seger Sukijo (78) warga setempat mengaku pada tahun 1951 masih kelihatan nampak betul. Truk saja masuk ke dalam gua. Dari enam gua, dua lainnya sudah tertutup. Sukijo mengatakan, gua itu merupakan gua peninggalan Jepang. Menurut dia mulut gua itu tertutup karena terkena longsor. (https://regional.kompas.com/)

Lantas bagaimana sejarah penjara Kota Malang semasa pendudukan Jepang dan Mr Amir Sjarifoeddin Harahap? Seperti disebut di atas, salah satu tokoh revolusioner Mr Amir Sjarifoeddin Harahap ditahan di penjara terketat di Malang. Namun sejauh ini dimana itu belum terinformasikan. Apakah tempat tahanan itu di penjara kota atau di penjara bawah tanah? Dalam hubungan ini menarik memperhatikan situasi kondisi Malang saat itu. Lalu bagaimana sejarah penjara Kota Malang semasa pendudukan Jepang dan Mr Amir Sjarifoeddin Harahap? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Malang (51): Pendudukan Jepang di Malang; Diantara Rezim Pemerintah Hindia Belanda dan Pemerintah Republik Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini

Pada era Pemerintah Hindia Belanda terjadi dua kali pendudukan: Pendudukan Inggris dan Pendudukan Jepang. Pada artikel terdahulu telah dideskripsikan masa Pendudukan Inggris (1811-1816). Masa Pendudukan Jepang (1942-1945) adalah pembeda era Pemerintah Kolonial Belanda dengan era Pemerintah Republik Indonesia Merdeka. Pendudukan Jepang, termasuk di Malang ada baiknya dan ada buruknya.


Pengaruh Pendudukan Jepang terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakatdi Karesidenan Malang tahun 1942-1945. Skripsi Najmah Fairus. 2013. Masa penjajahan Jepang salah satu periode yang paling menentukan sejarah Indonesia. Jepang menduduki Indonesia 3.5 tahun membawa perubahan besar membagi Indonesia menjadi tiga wilayah. Sumatra di bawah Angkatan Darat ke-25, Jawa dan Madura di bawah Angkatan Darat ke-16, dan Kalimantan serta Indonesia bagian Timur di bawah Angkatan Laut. Jepang mengubah di Jawa dan Madura membagi wilayah 17 Syuu (Karesidenan), diantaranya Karesidenan Malang dengan Minoru Tanaka sebagai Residen. Jepang mulai melaksanakan kebijakan meningkatkan produksi pangan. Cara dilakukan untuk mencapai tujuannnya mengenalkan varietasi padi dan tanaman baru, inovasi pertanian dari tradisional dengan sistem larikan, mengadakan perlombaan pertanian tanaman padi serta mendirikan sekolah pertanian, penggunaan pupuk kompos, melakukan pengurangan areal perkebenunan dan dialihkan tanaman pangan dan tanaman kapas. Dengan berbagai kebijakan berdampak pada kehidupan sosial maupun ekonomi masyarakat:  kemerosotan kemakmuran rakyat mengalami kekurangan sandang dan pangan, rakyat mengkonsumsi makanan alternatif, rakyat memakai pelindung tubuh dari bahan goni. Daya tahan tubuh rakyat menurun sehingga terserang penyakit yang berujung kematian. (http://repository.unej.ac.id/)

Lantas bagaimana sejarah pendudukan Jepang di Malang? Seperti disebut di atas, selama pendudukan Jepang, bagi bangsa Indonesia ada baiknya dan juga ada buruknya. Pendudukan Jepang adalah masa kritis diantara rezim Pemerintah ‘kolonial’ Hindia Belanda dan Pemerintah ‘merdeka’ Republik Indonesia. La;u bagaimana sejarah pendudukan Jepang di Malang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.