Senin, 14 Agustus 2023

Sejarah Mahasiswa (17): Sjamsi Widagda, Guru Studi ke Belanda Meraih Gelar Doktor Ekonomi; Boedi Oetomo-Soetan Casajangan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

Siapa Sjamsi Sastra Widagda? Umumnya lebih dikenal nama Mohamad Hatta. Pada era Pemerintah Hindia Belanda, Sjamsi Sastra Widagda disebut berasal dari Soerakarta. Saat mana remaja Sjamsi Sastra Widagda tiba di Belanda langsung dibimbing oleh guru Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan (ketua Indische Vereeniging di Belanda 1808-1811). Sjamsi Sastra Widagda mendapat beasiswa dari Boedi Oetomo hingga selesai sarjana dan kemudian membiayai sendiri untuk mencapai gelar Doktor.  


Dr. Samsi Sastrawidagda lahir di Solo 13 Maret 1894. Ia menempuh pendidikan ekonomi dan hukum negara di Handels-hogeschool Rotterdam. Gelar akademik tahun 1925 adalah gelar Doktor dengan disertasi ‘De Ontwikkeling v.d handels politik van Japan’. Selama di Rotterdam. ia dikenal sebagai pemukul gong dalam perkumpulan gamelan pribumi. Perjalanan karier di Kementerian Keuangan dirintis sejak Sidang PPKI yang kedua (19 Agustus 1945). Menteri Keuangan kabinet RI pertama, mempunyai peranan besar dalam usaha mencari dana guna membiayai perjuangan dan jalannya pemerintahan RI. Ia memperoleh informasi dari Laksamana Shibata bahwa di gedung Bank Escompto Surabaya tersimpan uang peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang disita Jepang. Karena hubungannya yang dekat dengan para pemimpin pemerintahan Jepang di Surabaya ia berhasil membujuk mereka. Uang tersebut diambil melalui operasi penggedoran bank. Sebagai Menteri Keuangan, Samsi tidak pernah memimpin Kementerian Keuangan secara langsung. Bahkan belum sempat menyusun perencanaan. Kondisi fisiknya yang sering sakit-sakitan menjadikan ia lebih memilih tinggal di Surabaya. Pada tanggal 26 September 1945 ia mengundurkan diri menjadi Menteri Keuangan. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Sjamsi Widagda, guru di Jogjakarta studi ke Belanda meraih gelar doktor ekonomi? Seperti disebut di atas, nama Sjamsi Widagda kurang dikenal, padahal sudah menjadi seorang ekonom sebelum Mohamad Hatta. Guri titipan Boedi Oetomo di bawah bimbingan guru Soetan Casajangan di Belanda. Lalu bagaimana sejarah Sjamsi Widagda, guru di Jogjakarta studi ke Belanda meraih gelar doktor ekonomi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 13 Agustus 2023

Sejarah Mahasiswa (16):Para Ketua Indische Vereeniging dan Nama Indonesia di Belanda Resmi; Soetan Casajangan hingga Ratulangi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

Kesadaran berbangsa (bangsa Indonesia) sudah lama ada. Tonggaknya dimulai di Padang tahun 1900 saat mana didirikan organisasi kebangsaan pertama yang diberi nama Medan Perdamaian. Kesadaran berbangsa ini mulai berkembang dengan didirikannya organisasi kebangsaan yang baru Boedi Oetomo di Batavia dan Indische Vereeniging di Belanda pada tahun 1908. Indische Vereeniging bersifat nasional (baca: seluruh bangsa Indonesia).


Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging), kemudian dikenal Perhimpunan Indonesia (PI) adalah organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Belanda yang berdiri pada tahun 1908. Indische Vereeniging berdiri atas prakarsa Soetan Kasajangan Soripada dan R.M. Noto Soeroto. Sejak Cipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat masuk, pada 1913, mulailah mereka memikirkan mengenai masa depan Indonesia. Mereka mulai menyadari betapa pentingnya organisasi tersebut bagi bangsa Indonesia. Semenjak itulah Indische Vereeniging memasuki kancah politik. Waktu itu pula Indische Vereeniging menerbitkan sebuah buletin yang diberi nama Hindia Poetera, tetapi isinya sama sekali tidak memuat tulisan-tulisan bernada politik. Semula, gagasan nama Indonesisch (Indonesia) diperkenalkan sebagai pengganti Indisch (Hindia) oleh Prof. Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan IndonesiĆ«r (orang Indonesia). Pada September 1922, saat pergantian ketua dari Dr. Soetomo kepada Herman Kartawisastra nama organisasi berubah menjadi Indonesische Vereeniging. Saat itu istilah "Indonesier" dan kata sifat "Indonesich" sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik Etis. Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923, PI mulai menyebarkan ide non-kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah para ketua Indische Vereeniging dan nama Indonesia resmi di Belanda? Seperti disebut di atas Indische Vereeniging adalah kawah candaradimuka dalam kebangkitan bangsa Indonesia dan wadah pelajar/mahasiswa pribumi di Belanda dalam berjuang untuk mencapai cita-cita kemerdekaan. Dalam hal inilah penting posisi para ketua mulai dari Soetan Casajangan hingga Sam Ratulangi. Lalu bagaimana sejarah para ketua Indische Vereeniging dan nama Indonesia resmi di Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Mahasiswa (15): GSSJ Ratoelangi Studi ke Belanda dan Guru-Guru Pribumi; Indische Vereeniging (IV) di Negeri Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

Nama Sam Ratulangi sangat terkenal, khususnya di Sulawesi Utara. Tidak hanya nama jalan, juga nama universitas dan bandara. Sam Ratulangi adalah pahlawan Indonesia yang telah ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional, Tentulah sejarah Sam Ratulangi telah ditulis, namun tentu saja masih perlu dilengkapi. Sam Ratulangi termasuk mahasiwa pribumi asal Hindia di Belanda generasi pertama—generasi kebangkitan bangsa.


Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi (lahir di Tondano 5 November 1890) atau Sam Ratulangi adalah seorang Pahlawan Nasional. Ayahnya, Jozias Ratulangi, guru di Hoofden School di Tondano (lulus akta guru di Haarlem, 1880). Sam Ratulangi, setelah lulus ELS melanjutkan studi di Hoofden School. Pada tahun 1904 berangkat studi di sekolah teknik KWS Batavia (lulus 1908). Ratulangi kemudian melanjutkan studi ke Belanda (tiba di Amsterdam, 1912). Pada tahun 1913 Ratulangi mendapat akta guru matematika. Ingin melanjutkan studi di universitas Amsterdam, namun tidak diterima karena aturan universitas lulusan HBS atau AMS. Ratulangi mendaftar di Universitas Zurich, tahun 1919 memperoleh gelar Doktor der Natur-Philosophie (Dr. Phil.) untuk Ilmu Pasti dan Ilmu Alam. Ratulangi aktif di Indische Vereeniging, terpilih sebagai ketua tahun 1914. Di Swiss, aktif di Asosiasi Mahasiswa Asia. Ratulangi juga aktif menulis. Salah satu artikel berjudul Sarekat Islam diterbitkan di Onze Kolonien (1913), isinya tentang pertumbuhan koperasi pedagang lokal Sarekat Islam dan juga memuji gerakan Boedi Oetomo. Ratulangi kembali ke tanah air tahun 1919 dan mengajar di sekolah teknik Prinses Juliana School di Yogjakarta, tiga tahun kemudian pindah ke Bandung dan memulai perusahaan asuransi Assurantie Maatschappij Indonesia Bersama Dr Roland Tumbelaka. Ini adalah contoh pertama yang diketahui dari kata ‘Indonesia’ yang digunakan dalam dokumen resmi. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Sam Ratulangi studi ke Belanda 1912? Seperti disebut di atas, dalam narasi sejarah Indonesia masa kini, nama Sam Ratulangi termasuk salah satu pejuang Indonesia yang terkenal. Bagaimana organisasi pelajar/mahasiswa pribumi Indische Vereeniging dan guru-guru muda pribumi di negeri Belanda? Lalu bagaimana sejarah Sam Ratulangi studi ke Belanda 1912? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 12 Agustus 2023

Sejarah Mahasiswa (14): Mr. HJ van Mook, Represent Mahasiswa Belanda Asal Hindia; Chung Hwa Hui dan Indische Vereeniging


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

HJ van Mook tidak lagi bisa mengatakan dirinya seorang Belanda, tetapi sebaliknya sangat sulit baginya mengatakan dirinya seorang Indonesia. Hal ini karena HJ van Mook adalah seorang Indo, lahir di Semarang. Sebagai orang Indo, HJ van Mook berperilaku diantara orang Belanda dan orang Indonesia. Dalam narasi sejarah Indonesia masa kini, nama HJ van Mook adalah nama yang dibenci orang Indonesia, tetapi apakah HJ van Mook benar-benar seperti yang dialamatkan kepadanya. Tentu saja sosok HJ van Mook, ada sisi positif dan negatifnya.  HJ van Mook adalah representasi mahasiswa Belanda asal Hindia pada zamannya.


Hubertus Johannes van Mook lahir di Semarang 30 Mei 1894 adalah Letnan Gubernur-Jenderal Hindia Belanda (NICA). Ayahnya Matheus Adrianus Antonius van Mook, berangkat ke Hindia tak lama setelah menikahi Cornelia Rensina Bouwman 1893. Di Hindia, ayahnya menjadi inspektur/penilik SR di Surabaya dan ibunya juga guru. HJ van Mook menganggap Hindia dan dirinya sebagai Orang Hindia. Lulus HBS Soerabaja, studi ke Belanda di teknik di Delft, tahun 1914 masuk dinas ketentaraan sukarela dan melanjutkan studi tentang Indonesia di Leiden tahun 1916 (lulus 1918). HJ van Mook kembali ke Hindia dan menjadi inspektur distribusi pangan di Semarang; 1921 penasihat pertanahan di Yogyakarta; 1927 asisten residen urusan kepolisian di Batavia; 1930-an ketua departemen urusan ekonomi; 20 November 1941 menjadi Menteri Koloni; awal 1942 menjadi Wakil Gubernur-Jenderal dan berusaha mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat pengadaan persenjataan melawan Jepang. Saat Jepang mendarat di Jawa, van Mook mengungsi ke Australia. Pada akhir Perang Pasifik van Mook berada di Australia dan diangkat menjadi Duta Besar Belanda di Prancis. Secara de facto melakukan tugas sebagai Gubernur Jenderal (14 September 1944 -i 1 November 1948). Pada tahun 1949 van Mook menjadi profesor tamu di Universitas California. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah HJ van Mook? Seperti disebut di atas, HJ van Mook adalah seorang Indo, bahkan menganggap dirinya orang Hindia (baca: Indonesia) daripada seorang Belanda. Mengapa bisa? Puncak karinya sebagai Letnan Gubenur Jenderal Hindia Belanda bahkan hingga masa perang kemerdekaan Indonesia. Lalu bagaimana sejarah HJ van Mook? Tentulah sudah banyak ditulis. Namun mengapa perlu ditulis lagi? HJ van Mook lahir dan besar di Hindia, hanya semasa kuliah di Belanda dan kembali ke Hindia. Dalam hal ini mempelajari sejarah HJ van Mook juga adalah mempelajari sejarah Indonesia juga. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Mahasiswa (13): Pelajar Cina Asal Hindia, Chung Hwa Hui, Indisch Vereenig. di Belanda; Chung Hwa Hui Hindia Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

Dalam narasi sejarah Indonesia masa kini, nama Chung Hwa Hui di Belanda kurang terinformasikan tetapi nama Chung Hwa Hui di Jawa. Yang dibicarakan dalam hal ini utamanya adalah Chung Hwa Hui di Belanda. Hal itu karena sedang membicarakan pelajar/mahasiswa Cina asal Hindia di Belanda. Chung Hwa Hui kira-kira sejaman dengan kelahiran Indische Vereeniging (organisasi pelajar/mahasiswa pribumi asal Hindia di Belanda).


Chung Hwa Hui (1928–1942; 'Asosiasi Tionghoa') adalah sebuah organisasi dan partai politik sebagian besar pro-Belanda di Hindia Belanda, dikritik sebagai corong pemerintah. Partai tersebut mengkampanyekan kesetaraan hukum antara penduduk etnis Tionghoa dan orang Eropa, dan menganjurkan partisipasi politik etnis Tionghoa di negara kolonial Belanda. CHH dipimpin oleh keturunan bangsawan 'Cabang Atas', termasuk presiden pendirinya, HH Kan, dan didukung oleh konglomerat etnis Tionghoa, seperti perusahaan multinasional Kian Gwan. Hubungan dekat partai dengan, dan kesetiaan kepada, negara kolonial Belanda jelas ditunjukkan diwakili dalam Volksraad sepanjang keberadaan partai dari tahun 1928 hingga 1942. Dalam studi politik Tionghoa-Indonesia kolonial, CHH paling sering dikontraskan dengan yang disebut kelompok Sin Po, yang menyerukan kesetiaan kepada Republik Tiongkok sebelum perang, dan Partai Tionghoa Indonesia (PTI), yang mempromosikan partisipasi etnis Tionghoa dalam gerakan nasionalis Indonesia dan menuntut kewarganegaraan Indonesia bagi seluruh rakyat Indonesia. Didirikan pada tahun 1928 setelah kongres awal tahun 1926 dan 1927. CHH secara longgar dikaitkan dengan Chung Hwa Hui di Belanda, sebuah asosiasi pelajar peranakan di Belanda, didirikan tahun 1911 di Leiden. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah mahasiswa Cina asal Hindia, Chung Hwa Hui dan Indische Vereeniging di Belanda? Seperti disebut di atas, Chung Hwa Hui dalam hal ini difokuskan yang di Belanda, karena terkait dengan pelajar/mahasiswa asal Hindia studi ke Belanda termasuk yang tergabung dalam Indische Vereeniging. Bagaimana hububungannya Chung Hwa Hui di Belanda dan di Hindia Belanda? Lalu bagaimana sejarah mahasiswa Cina asal Hindia, Chung Hwa Hui dan Indische Vereeniging di Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.