Minggu, 10 Desember 2023

Sejarah Bahasa (167): Bahasa Champ di Kamboja; Sungai Mekong di Kamboja Sejak Era Portugis dan Semasa Era VOC/Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Cham adalah kelompok etnis di Asia Tenggara. Mereka menghuni daerah antara Provinsi Kampong Cham di Kamboja Cham membentuk pusat komunitas Muslim di Kamboja. Suku Cham merupakan keturunan dari Kerajaan Champa (abad ke-7 sampai 15). Mereka berkaitan dengan suku bangsa Austronesia lainnya dan menuturkan bahasa Cham, suatu bahasa Melayu-Polinesia dari rumpun bahasa Austronesia (subkelompok Aceh-Cham).


Bahasa Khmer merupakan sebuah bahasa dalam rumpun bahasa Austroasiatik yang dituturkan oleh bangsa Khmer. Bahasa ini menjadi bahasa resmi sekaligus bahasa nasional dari Kamboja. Bahasa Khmer digolongkan kedalam rumpun Austroasiatik, yakni sebuah rumpun bahasa yang tersebar dari Semenanjung Malaka hingga India bagian timur, Asia Selatan, Asia tenggara bagian Utara, dan kepulauan Andaman dan Nikobar. Rumpun bahasa Austroasiatik, yang sendirinya juga mencakup Mon, Vietnam, dan Munda, telah dipelajari sejak 1856 dan pertama kali diajukan sebagai rumpun bahasa pada 1907. Meskipun begitu, hubungan antarbahasa dan klasifikasi dalam rumpun ini masih menjadi perdebatan, walaupun telah dilakukan sejumlah penelitian mengenainya. Diffloth menempatkan bahasa Khmer di cabang timur dari rumpun bahasa Mon-Khmer. Akan tetapi menurut hasil penelitian terkini, validitas pengelompokan bahasa Mon-Khmer diperdebatkan. Hal tersebut membuat bahasa Khmer menjadi cabang Austroasiatik tersendiri yang berbeda dengan 12 cabang lainnya pada rumpun Austroasiatik. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Champ di Kamboja? Seperti disebut di atas, pentur bahasa Champ dari orang Champa juga ditemukan di wilaayah Kamboja. Sungai Mekong di wilayah Kamboja sejak Era Portugis dan Era VOC/Belanda. Lalu bagaimana sejarah bahasa Champ di Kamboja? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (166): Bahasa Champ di Vietnam dan Kerajaan Champa Masa Dulu; Bahasa Austronesia - Bahasa Austroasiatik


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Cham adalah kelompok etnis di Asia Tenggara. Mereka menghuni daerah antara Provinsi Kampong Cham di Kamboja dan daerah Phan Rang-Thap Cham, Phan Thiết, Ho Chi Minh City dan An Giang di Vietnam tengah. Suku Cham merupakan keturunan dari Kerajaan Champa (abad ke-7 sampai 15). Mereka berkaitan dengan suku bangsa Austronesia lainnya dan menuturkan bahasa Cham, suatu bahasa Melayu-Polinesia dari rumpun bahasa Austronesia (subkelompok Aceh-Cham).


Bahasa Cham adalah bahasa dari orang Cham di Asia Tenggara, bahasa ini sebelumnya adalah bahasa dari Kerajaan Champa di Vietnam Tengah. Bahasa ini masuk dalam Rumpun bahasa Melayu-Polinesia dalam keluarga bahasa Austronesia, Bahasa Cham dituturkan oleh 100.000 orang di Vietnam dan sampai 220.000 orang di Kamboja. bahasa Cham berkerabat dengan bahasa Indonesia, Malaysia, Madagaskar, dan Filipina. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Champ di Vietnam dan kerajaan Champa tempo doeloe? Seperti disebut di atas bahasa Champ dituturkan orang Champa di Vietnam. Bahasa Austronesia dan bahasa Austroasiatik. Lalu bagaimana sejarah bahasa Champ di Vietnam dan kerajaan Champa tempo doeloe? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sabtu, 09 Desember 2023

Sejarah Bahasa (165): Rumpun Bahasa di Pulau Hainan, Hlai, Yao dan Utsul; Rumpun Bahasa Austronesia - Bahasa Austroasiatik


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Hainan adalah sebuah provinsi yang terkecil dan terselatan dari Republik Rakyat Tiongkok. Disingkat sebagai Qiong.  Beribu kota di Haikou. Pada tahun 2002, luasnya adalah 33.920 km². Penduduknya berjumlah 8.030.000 jiwa. Secara kebudayaan, Hainan berbeda dengan Republik Rakyat Tiongkok dari segi budaya dan bahasa. Ada kelompok etnis Melayu juga yang mendiami pulau Hainan dengan populasinya yang banyak juga.


Orang Hainan yang dikenal sebagai Hainan dan suku Hainan, biasanya merujuk kepada orang yang berasal dari Hainan, provinsi Tiongkok terkecil dan paling selatan. Istilah "Hainan kemudian digunakan oleh Han pemakai bahasa Hainan yang merupakan mayoritas di pulau tersebut, untuk mengidentifikasikan diri mereka sendiri di luar negeri. Selain itu, orang-orang asli lainnya di pulau tersebut seperti Hlai, Yao dan Utsul juga menggunakan istilah tersebut. Di Hainan, Tionghoa Standar biasanya merupakan bahasa dagang seperti halnya di belahan China lainnya. Dengan kedatangan orang Hainan ke Guangdong, beberapa penduduk lokal juga menggunakan bahasa Kanton. Tionghoa Han lokal memakai bahasa Hainan, sebuah bahasa Min Selatan yang juga dikenal sebagai Qiongwen, sebagai bahasa ibu mereka. Dialek Wenchang dianggap sebagai dialek khas. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah rumpun bahasa di pulau Hainan, Hlai, Yao dan Utsul? Seperti disebut di atas ada sejumlah bahasa asli di pulau Hainan. Rumpun Bahasa Austronesia dan Rumpun Bahasa Austroasiatik. Lalu bagaimana sejarah rumpun bahasa di pulau Hainan, Hlai, Yao dan Utsul? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (164): Rumpun Bahasa di Kepulauan Ryukyu, Jepang; Bahasa Amami, Okinawa, Miyako, Yaeyama, dan Yonaguni


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Ryukyu atau Lewchewan adalah penduduk pribumi yang hidup di Kepulauan Ryukyu, yang terletak antara pulau Kyushu dan pulau Taiwan. Suku Ryukyu secara umum terbagi menjadi beberapa subsuku, yaitu Amami, Okinawa, Miyako, Yaeyama, dan Yonaguni. Secara administratif, mereka mendiami Prefektur Okinawa dan Prefektur Kagoshima.


Rumpun bahasa Ryukyu adalah bahasa-bahasa yang dipertuturkan di Kepulauan Ryukyu, dan membentuk cabang dari rumpun bahasa Japonik. Percabangan antara rumpun bahasa Ryukyu dan bahasa Jepang terjadi tidak terlalu lama sebelum munculnya bukti-bukti tertulis awal bahasa Jepang, sehingga diperkirakan pada suatu masa sebelum abad ke-7. Di Okinawa, Bahasa Jepang Standar hampir selalu digunakan dalam berbagai situasi formal. Sedangkan dalam situasi informal, secara de facto bahasa sehari-hari yang dipergunakan oleh orang-orang Okinawa yang berusia di bawah 60 tahun adalah bahasa Jepang daratan beraksen Okinawa, yang disebut Bahasa Jepang Okinawa. Bahasa tersebut sering disalahpahami sebagai Bahasa Okinawa yang sebenarnya. Demikian pula, bahasa sehari-hari di pulau Amami bukan Bahasa Amami yang sebenarnya, melainkan bahasa Jepang daratan beraksen Amami yang disebut "Bahasa Kentang Standar". Sekarang terdapat program berita radio yang mengadakan siaran dalam bahasa Okinawa. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah rumpun bahasa di kepulauan Ryukyu, Jepang? Seperti disebut di atas rumpun bahasa di kepulauan Ryukyu dibedakan dengan rumpun bahasa Japonik Jepang. Rumpun bahasa Ryukyu Amami, Okinawa, Miyako, Yaeyama, dan Yonaguni. Lalu bagaimana sejarah rumpun bahasa di kepulauan Ryukyu, Jepang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Jumat, 08 Desember 2023

Sejarah Bahasa (163): Bahasa Babuza dan 'Penjajahan Penduduk Asli' Taiwan; Bahasa Siraya dan Bahasa Pavorlang Tempo Doeloe


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Babuza adalah suatu bahasa Austronesia hampir punah dituturkan suku Babuza dan Taokas, kelompok suku asli Taiwan. Kemungkinan bahasa ini diturunkan atau berhubungan dengan Favorlang, dibuktikan pada abad ke-17 dari suatu kamus bahasa Formosa. Babuza pernah dituturkan di sebagian besar pesisir barat Taiwan. Dua dialeknya yang berbeda, Poavosa dan Taoka, dipisahkan secara geografis oleh bahasa Papora dan Pazeh.


Taiwan minta maaf pada warga pribumi atas penindasan pendatang China. Merdeka.com (sekitar 7 tahun yang lalu), Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, meminta maaf kepada delegasi masyarakat adat yang datang ke Istana Negara dua hari lalu. Permintaan maaf ini ditujukan untuk warga pribumi Taiwan yang sejak empat abad terakhir disingkirkan serta pelan-pelan dijajah oleh pendatang dari daratan China. Tsai, berasal dari keluarga campuran Tionghoa dan masyarakat adat, menyatakan permintaan maaf penting untuk persatuan Taiwan. "Jika kita ingin sama-sama mengaku sebagai warga negara, kita harus mengakui fakta sejarah, bahwa pernah ada marjinalisasi terhadap masyarakat adat," ujarnya seperti dilansir Channel News Asia, Kamis (4/8). Penduduk pribumi Kepulauan Formosa - nama lama sebelum diganti menjadi Taiwan oleh Partai Kuomintang - berasal dari kelompok etnis Austronesia. Secara fisik penampilan mereka mirip orang Melayu, cenderung seperti beberapa etnis Dayak Kalimantan. Tercatat ada 16 kelompok adat yang dulunya menguasai tanah di Taiwan, jumlah mereka sekarang cuma 2 persen dari total populasi penduduk 23 juta. (https://www.merdeka.com/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Babuza dan penjajahan penduduk asli di Taiwan? Seperti disebutkan di atas bahasa Babuza dituturkan orang Babuza dan Taokas. Bahasa Siraya dan bahasa Pavorlang tempo doeloe. Masa ini ada pengakuan pemerintah terhadap orang-orang asli. Lalu bagaimana sejarah bahasa Babuza dan penjajahan penduduk asli di Taiwan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (162): Bahasa Yami Dialek Bahasa Batak di Taiwan;Pulau Botel Tobago Diantara Pulau Luzon dan Pulau Formosa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Tao, atau yang juga dikenal dengan Yami adalah kelompok etnis Austronesia di Kepulauan Lanyu di Taiwan. Yami, mengikuti nama yang diberikan antropolog Jepang Torii Ryuzo. Namun penghuni Pulau Lanyu dipanggil "Tao" untuk mengidentifikasi diri. Mereka termasuk penduduk asli Taiwan. Meskipun terkait dengan penduduk asli Taiwan dan Filipina. Populasi sekitar 3.100 jiwa.

 

Bahasa Yami juga dikenal sebagai Tao, adalah suatu bahasa Austronesia yang dituturkan oleh suku Yami di Kepulauan Lanyu, 46 kilometer dari tenggara Taiwan. Bahasa ini sangat mirip dengan Ivatan. Yami juga dikenal secara endonim sebagai ciriciring no Tao (berarti "ucapan manusia"), tetapi sekarang, penutur aslinya lebih memilih nama "Tao". Daftar berikut adalah imbuhan yang ditemukan dalam bahasa Yami, antara lain: ka- ... -an (kata benda umum)’ ma- ... -en (suka melakukan ini dan itu); mi-/mala- (hubungan kekerabatan dalam kelompok dua atau tiga); mala- (rasa atau terlihat seperti...); mipa- (semakin banyak...); ni- (kata kerja sempurna); ni- ... na (kata kerja "paling" atau superlatif); noka- (lampau); noma- (masa depan (jauh)); tey- (sangat, juga); tey- (akar kata yang digandakan) jumlah yang dibagi untuk setiap hal). Kosakata; orang=tao. tao (Tagalog), tawo (Bisaya Cebu); ibu=ina, ina (Tagalog); ayah=ama, ama (Tagalog); kepala=oo, ulo (Tagalog); ya=nohon, oho/opo (Tagalog). (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Yami dialek bahasa Batak di Taiwan? Seperti disebut di atas bahasa Yami dituturkan orang Yami di Botel Tobago yang kini disebut pulau Orchid. Pulau Botel Tobago diantara pulau Luzon dan pulau Formosa. Lalu bagaimana sejarah bahasa Yami dialek bahasa Batak di Taiwan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.