Selasa, 13 Februari 2024

Sejarah Bahasa (297): Bahasa Serui Orang Serui di Pulau Yapen di Teluk Cendrawasih; Pulau Japen - Teluk Gelvink Tempo Doeloe


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Serui Laut, atau Arui, adalah bahasa Austronesia yang dituturkan di pulau Yapen, dan pulau Serui di kepulauan Ambai. Pulau Serui terletak di teluk Cenderawasih (dulu teluk Gelvink). Bahasa Serui adalah salah satu dari bahasa Yapen, dalam kelompok bahasa Halmahera Selatan–Bahasa Nugini Barat. Pulau Yapen adalah salah satu pulau di wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen terletak di selatan pulau Biak. Pulau-pulau sekitar: Biak, Num, Numfor dan Supiori.


Orang Serui (dikenal juga sebagai Serui Laut atau Arui) adalah kelompok etnis yang berdiam di pulau Yapen bagian tengah, pulau Nau di selatan pulau Yapen, Teluk Cendrawasih, Yapen Selatan, Yapen Barat, dan kepulauan Ambai. Daerah tersebut termasuk dalam wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen dan Kabupaten Waropen, Jumlah populasinya sekitar 1.300 jiwa. Dari segi bahasa, bahasa suku Serui termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia, Melayu-Polinesia Timur. Kata "Serui" berasal dari kata Arui-Sai yang dalam bahasa Serui Laut yang berarti "di atas laut", urutan penyebutan yang lebih sering adalah Sai-Arui yang kemudian pelafalannya berubah menjadi Serui. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Serui orang Serui di pulau Yapen teluk Cendrawasih? Seperti disebut di atas, bahasa Serui di pulau Yapen. Nama pulau Japen dan nama teluk Gelvink tempo doeloe. Lalu bagaimana sejarah bahasa Serui orang Serui di pulau Yapen teluk Cendrawasih? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (296): Bahasa Biak Orang Biak Pulau Biak; Garis Navigasi Pelayaran Perdagangan Tempo Doeloe di Pulau Papua


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Biak berasal dari kepulauan Biak di Teluk Cenderawasih. Orang Biak terdiri beberapa sub-suku, seperti Aimando, Betew, Kafdaron, Karon, Usba, dan Wardo yang kebanyakan telah bermigrasi dan menetap di Kepulauan Raja Ampat sejak abad ke-15. Penamaan Biak sendiri diawali zaman pemerintahan kolonial Belanda pada abad ke-17, orang Belanda memberi nama kepulauan Biak-Numfor dengan sebutan Schouten Eilanden. Ada juga yang menyebutnya Numfor, Mafor, Wiak, atau Vyak.


Bahasa Biak (Wós Vyak) adalah salah satu bahasa Austronesia yang dituturkan di Provinsi Papua terutama di pulau Biak, pulau Numfor, dan sekitarnya. Penutur bahasa ini pada tahun 2000 berjumlah 30.000 orang. Bahasa Biak mempunyai beberapa dialek, antara lain: Ariom, Bo’o, Dwar, Fairi, Jenures, Korem, Kaipuri, Manduser, Mofu, Opiaref, Padoa, Penasifu, Samberi, Sampori (Mokmer), Sor, Sorendidori, Sundei, Wari, Wadibu, Sorido, Bosnik, Korido, Warsa, Wardo, Kamer, Mapia, Mios, Num, Rumberpon, Monoarfu, V7ogelkop (Kepala Burung). Bahasa Biak berbeda dengan bahasa Serui Laut, Yawa Onare dan Waran Onate (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Biak orang Biak di pulau Biak? Seperti disebut di atas bahasa Biak dituturkan di pulau Biak dan sekitar. Garis navigasi pelayaran perdagangan tempo doeloe di Papua. Lalu bagaimana sejarah bahasa Biak orang Biak di pulau Biak? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Senin, 12 Februari 2024

Sejarah Bahasa (295): Melacak Asal Bahasa Melalui Sebutan Bilangan Bahasa-Bahasa di Indonesia; Aksara dan Lambang Bilangan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa merujuk pada bahasa yang mendahuluinya. Bahasa berkembang karena adanya interaksi antar bahasa. Bagaimana dengan sebutan bilangan. Yang jelas dalam perkembangan lebih lanjut bahasa termasuk sebutan bilangan, terbentuknya aksara (huruf) dan lambang bilangan (angka). Bagaimana dengan di Papua? Ada baiknya dimulai dari barat (Sumatra dan Jawa). Mengapa?


Jejak Kata Bilangan dalam Prasasti Berbahasa Bali Kuno: Hubungan Kekerabatannya dalam Rumpun Bahasa Melayu Polinesia. I Ketut Paramarta; I.B. Putrayasa; dan I.B. Putra.  November 2019. Forum Arkeologi 32(2):95. Abstrak. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mendeskripsikan beragam kata bilangan bahasa Bali Kuno yang terekam dalam jejak prasasti berbahasa Bali Kuno dan mengungkapkan hubungan kekerabatanya dalam jenjang kekerabatan Proto-Malayo Polynesian. Kata bilangan dalam salinan prasasti berbahasa Bali Kuno dan kata bilangan pembanding dalam rumpun Proto-Austronesia dan Proto-Malayo Polinesian dikumpulkan. Jejak kata bilangan bahasa Bali Kuno yang ditemukan dalam tinggalan prasasti berbahasa Bali Kuno adalah kata bilangan desimal utuh, kata bilangan inovasi leksikal yang tidak memiliki konsekuensi struktur tetapi memiliki keterkaitan dengan makna-makna budaya, dan kata bilangan tinggi.Bahasa Bali Kuno menyimpan jejak verbal dalam bentuk kata bilangan sebagai ekspresi budaya menghitung yang terbukti memiliki relasi kekerabatan dengan bahasa-bahasa dalam rumpun Melayu Polinesia.

Lantas bagaimana sejarah melacak asal usul bahasa melalui sebutan bilangan dalam bahasa-bahasa di Indonesia? Seperti disebut di atas bahasa dan aksara adalah satu hal, sebutan bilangan dan lambang bilangan adalah hal lain lagi. Aksara dan lambang bilangan di wilayah bahasa Papua. Lalu bagaimana sejarah melacak asal usul bahasa melalui sebutan bilangan dalam bahasa-bahasa di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (294): Bahasa Arui-Moor di Pulau Rutomorja dan Pulau Ratewo di Teluk Gelvink; Nama Nabire Teluk Cendrawasih


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa merujuk pada bahasa yang mendahuluinya. Bahasa berkembang karena adanya interaksi antar bahasa. Bagaimana dengan sebutan bilangan. Yang jelas dalam perkembangan lebih lanjut bahasa termasuk sebutan bilangan, terbentuknya aksara (huruf) dan lambang bilangan (angka). Bagaimana dengan di Papua? Ada baiknya dimulai dari barat (Sumatra dan Jawa). Mengapa?


Jejak Kata Bilangan dalam Prasasti Berbahasa Bali Kuno: Hubungan Kekerabatannya dalam Rumpun Bahasa Melayu Polinesia. I Ketut Paramarta; I.B. Putrayasa; dan I.B. Putra.  November 2019. Forum Arkeologi 32(2):95. Abstrak. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mendeskripsikan beragam kata bilangan bahasa Bali Kuno yang terekam dalam jejak prasasti berbahasa Bali Kuno dan mengungkapkan hubungan kekerabatanya dalam jenjang kekerabatan Proto-Malayo Polynesian. Kata bilangan dalam salinan prasasti berbahasa Bali Kuno dan kata bilangan pembanding dalam rumpun Proto-Austronesia dan Proto-Malayo Polinesian dikumpulkan. Jejak kata bilangan bahasa Bali Kuno yang ditemukan dalam tinggalan prasasti berbahasa Bali Kuno adalah kata bilangan desimal utuh, kata bilangan inovasi leksikal yang tidak memiliki konsekuensi struktur tetapi memiliki keterkaitan dengan makna-makna budaya, dan kata bilangan tinggi.Bahasa Bali Kuno menyimpan jejak verbal dalam bentuk kata bilangan sebagai ekspresi budaya menghitung yang terbukti memiliki relasi kekerabatan dengan bahasa-bahasa dalam rumpun Melayu Polinesia.

Lantas bagaimana sejarah melacak asal usul bahasa melalui sebutan bilangan dalam bahasa-bahasa di Indonesia? Seperti disebut di atas bahasa dan aksara adalah satu hal, sebutan bilangan dan lambang bilangan adalah hal lain lagi. Aksara dan lambang bilangan di wilayah bahasa Papua. Lalu bagaimana sejarah melacak asal usul bahasa melalui sebutan bilangan dalam bahasa-bahasa di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Minggu, 11 Februari 2024

Sejarah Bahasa (293): Bahasa Papua, Ragam Bahasa Papua, Papua Beragam Bahasa; Pada Mulanya di Tanah Papua Berbahasa Satu?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Tentang bahasa-bahasa. Bahasa adalah salah satu warisan masa lampau yang masih tersisa pada masa kini. Sungai secara fisik adalah warisan, tetap ada dan berada di tempatnya sejak masa lampau, tetapi tidak dengan airnya. Sebaliknya, bahasa tetap lestari meski secara fisik para penuturnya telah berganti (misalnya kakek diteruskan anak dan kemudian diteruskan oleh cucu). Yang menjadi pertanyaan: mengapa bahasa-bahasa di Papua sangat beragam dan jumlahnya sangat banyak? Apakah karena penuturnya berganti atau bahasanya berganti?


Pulau Papua, Pulau 1000 Bahasa. Wilayah Papua sampai Papua Nugini, terdapat 1000 bahasa, yang menjadi sebuah misteri, kapan munculnya keberagaman tersebut. Setiap suku memiliki bahasanya sendiri. Masa kini, ada banyak penelitian yang dilakukan tentang bahasa-bahasa Papua, yang telah diteliti oleh pakar linguistik sejak tahun 1700-an. Dalam berbagai penelitian di pulau Papua bahwa setiap bahasa saling berkaitan satu sama lain. Bahkan dalam beberapa bahasa ada bahasa yang sama sekali berbeda. 'Mengapa pulau Papua memiliki beragam bahasa?' Bagaimana awal mula bahasa yang begitu banyak? Pertanyaan-pertanyaan ini, bukan baru ditanyakan pada generasi masa kini? Tetapi sejak lampau pertanyaan ini juga menjadi perbincangan orang Papua. Pada masa lampau, orang Papua tidak mengenal sistem aksara dalam bentuk tulisan. "Mengapa ada begitu banyak bahasa di Papua?", Setiap kampung, setiap suku, setiap wilayah ada bahasanya sendiri. (https://www.pustakapapua.com/2022/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa di Papua, ragam bahasa Papua, Papua beragam bahasa? Seperti disebut di atas bahasa-bahasa di Papua sangat beragam dan sangat banyak jumlahnya. Apakah di Papua bahasa pada awalnya berbahasa satu? Lalu bagaimana sejarah bahasa di Papua, ragam bahasa Papua, Papua beragam bahasa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (292):Bahasa di Manokwari, Pintu Masuk Teluk "Gelvink" Cendrawasih; Bahasa Mantion dan Bahasa Meyah


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Mantion (Manikion), juga dikenal dengan nama Sougb atau Sogh, adalah bahasa Papua dari rumpun bahasa Doberai Timur yang dituturkan di wilayah Doberai Timur, sebelah timur Meyah, selatan Manokwari. Bahasa ini terdiri dari empat dialek dan dituturkan oleh kurang lebih 12.000 orang. Bahasa Meyah atau Meyakh adalah sebuah bahasa yang dituturkan di kampong Meyah di distrik Manokwari Utara.


Kabupaten Manokwari adalah sebuah kabupaten dan sebagai ibu kota dari provinsi Papua Barat. Kabupaten Manokwari tepatnya di Pulau Mansinam adalah titik masuknya Agama Kristen ke Pulau Papua di tahun 1855 oleh pendeta Carl Wilhelm Ottow dan Johann Gottlob Geissler. Sekarang 5 Februari diperingati sebagai Hari Pekabaran Injil di Pulau Papua. Hari jadi Manokwari yang jatuh pada tanggal 8 November 1898 di latar belakangi oleh peristiwa terbentuknya pos pemerintahan pertama di Manokwari oleh Pemerintah Hindia Belanda, ketika Residen Ternate Dr DW Horst atas nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda melantik Tn. L. A. Van Oosterzee pada hari Selasa tanggal 8 November 1898 sebagai Controleer Afdeling Noord New Guinea (Pengawas Wilayah Irian Jaya Bagian Utara) yang waktu itu masih termasuk wilayah keresidenan Ternate. Tanggal 8 November inilah yang selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Manokwari melalui Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 1995. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa di Manokwari, gerbang masuk ke teluk Gelvink Cendrawasih? Seperti disebut di atas ada beberapa bahasa di seputar kota Manokwari. Bahasa Mantion dan Bahasa Meyah. Lalu bagaimana sejarah bahasa di Manokwari, gerbang masuk ke teluk Gelvink Cendrawasih? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982