Selasa, 13 Juni 2023

Sejarah Dewan di Indonesia (1): Apa Itu Dewan? Dewan di Indonesia Masa ke Masa; Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Masa Kini


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Dewan di Indonesia di blog ini Klik Disini

Tentang sejarah dewan di Indonesia, tampaknya narasi yang ada hanyalah tentang sejarah Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Suatu dewan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia (1945). Bagaimana sejarah dewan sebelumnya kurang terinformasikan. Dalam hal ini, sejarah dewan pada era Pemerintah Hindia Belanda dianggap sebagai suatu sejarah tersendiri. Okelah, Sejarah dewan di Indonesia bermula pada era Pemerintah Hindia Belanda hingga masa ini.


Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), umumnya disebut Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat. Pada awal kemerdekaan, lembaga-lembaga negara yang diamanatkan UUD 1945 belum dibentuk. Dengan demikian, Sesuai dengan pasal 4 aturan peralihan dalam UUD 1945, dibentuklah Komite Nasional Pusat (KNIP). Komite ini merupakan cikal bakal badan legislatif di Indonesia berjumlah 60 orang tetapi sumber yang lain menyatakan terdapat 103 anggota KNIP. KNIP sebagai MPR sempat bersidang sebanyak 6 kali, dalam melakukan kerja DPR dibentuk Badan Pekerja Komite Nasional Pusat. Badan legislatif pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS) terbagi menjadi dua majelis, yaitu Senat yang beranggotakan 32 orang, dan DPR beranggotakan 146 orang (di mana 49 orang adalah perwakilan Republik Indonesia-Yogyakarta). Pada tanggal 14 Agustus 1950, DPR dan Senat RIS menyetujui Rancangan UUDS NKRI (UU No. 7/1950, LN No. 56/1950). Pada tanggal 15 Agustus 1950, DPR dan Senat RIS mengadakan rapat di mana dibacakan piagam pernyataan terbentuknya NKRI. Selanjutnya babak berikutnya DPR hasil pemilu 1955 (1956–1959); Masa DPR hasil Dekret Presiden 1959 berdasarkan UUD 1945 (1959–1965); Masa DPR Gotong Royong tanpa Partai Komunis Indonesia (1965–1966); Masa Orde Baru (1966–1999) dan Masa reformasi (1999–sekarang). (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah dewan di Indonesia masa ke masa hingga Dewan Perwakilan Rakyat pada masa kini? Seperti disebut di atas, dewan di Indonesia sudah ada sejak era Pemerintah Hindia Belanda. Pada masa ini lebih dikenal Dewan Perwakilan Rakyat. Lalu bagaimana sejarah dewan di Indonesia masa ke masa hingga Dewan Perwakilan Rakyat pada masa kini? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Banyuwangi (40): Detik Berakhir Belanda di Banyuwangi; Kepanikan Orang Belanda - Serangan Jepang di Banyuwangi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini

Akhirnya era Pemerintah Hindia Belanda harus berakhir. Yang mengakhiri adalah Pemeritah (kerajaan) Jepang dengan mengirim angkatan perang. Itu dimulai dengan serangan-serangan ke berbagai wilayah di Indonesia (Hindia Belanda), termasuk Banyuwangi. Saat serangan inilah terjadi kepanikan diantara orang-orang Belanda, termasuk di Banyuwangi.


Pada Januari 1942, Jepang mendarat masuk ke Indonesia melalui Ambon dan menguasai seluruh Maluku. Meski pasukan Koninklijk Nederlandsch Indishc Leger (KNIL) dan pasukan Australia berusaha menghalangi, tetapi tak mampu menahan kekuatan Jepang. Daerah Tarakan di Kalimantan Timur dikuasai oleh Jepang bersamaan dengan Balikpapan (12 Januari 1942). Jepang menyerang Sumatera setelah berhasil masuk Pontianak. Bersamaan dengan serangan ke Jawa (Februari 1942). Pada tanggal 1 Maret 1942, Jepang berhasil mendarat di tiga tempat di Pulau Jawa, yaitu Teluk Banten, Eretan Wetan (Indramayu, Jawa Barat), dan Kragan (Rembang, Jawa Tengah). Di tanggal yang sama, kemenangan tentara Jepang dalam Perang Pasifik menunjukkan kemampuan Jepang dalam mengontrol wilayah yang sangat luas, dari Burma (Myanmar) sampai Pulau Wake di Samudera Pasifik. Setelah daerah-daerah di luar Jawa dikuasai, Jepang memusatkan perhatian untuk menguasai Jawa sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda. (https://www.kompas.com/)

Lantas bagaimana sejarah detik berakhir Belanda di Banyuwangi? Seperti disebut di atas itu berakhir dengan serangan angkatan perang Jepang di Indonesia. Saat ini kepanikan orang Belanda yang dipicu serangan Jepang di Banyuwangi. Lalu bagaimana sejarah detik berakhir Belanda di Banyuwangi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 12 Juni 2023

Sejarah Banyuwangi (39): Nama Jalan Kota di Banyuwangi Tempo Doeloe; Nama Jalan Utama Ada di Heerenstraat dan Regentstraat


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini

Apa pentingnya sejarah nama jalan di kota Banyuwangi? Mungkin tidak penting-penting amat, Akan tetapi penamaan jalan di kota Banjoewangi tentu saja memiliki sejarahnya sendiri. Sebagai bagian sejarah kota Banyuwangi, sejarah nama jalan juga perlu diperhatikan, Mengapa? Yang jelas penamaan jalan ada maksud dan tujuannnya. Jalan manakah di kota Banyuwangi yang terbilang awal menyandang nama jalan? Ratusan nama jalan di kota Banyuwangi sekarang berawal dari nama satu jalan tempo doeloe semasa Pemerintah Hindia Belanda.


Kota kecil tidak memerlukan nama jalan. Kota kecil cenderung hanya lalu lintas di jalan utama saja. Namun semakin besar kota, semakin banyak jalan-jalan yang telah dibangun di dalam kota, yang pertama mengalami kesulitan adalah tukang pos atau para pelancong yang tengah berada di kota. Bagi warga kota juga lambat laun memerlukan nama jalan, tentu saja untuk memudahkan iodentifikasi saja. Yang mendapat giliran pertama dalam penamaan jalan biasanya jalan-jalan utama. Biasanya penamaan jalan tersebut diresmikan berdasarkan surat keputusan. Nama apa yang diberikan kepada jalan tertentu berbeda setiap kota.

Lantas bagaimana sejarah nama jalan di kota di Banyuwangi tempo doeloe? Seperti disebut di atas, ratusan nama jalan di kota Banyuwangi yang sekarang berawal dari nama satu jalan di masa lampau semasa Pemerintah Hindia Belanda. Nama jalan utama bermula jalan Heerenstraat dan jalan Regentstraat. Dimana itu sekarang? Lalu bagaimana sejarah nama jalan di kota di Banyuwangi tempo doeloe? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Banyuwangi (38): Bahasa Osing dan Lingua Franca Wilayah Banyuwangi;Bahasa Osing Sejak Doeloe - Bahasa Jawa Masa Ini


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini

Di pulau Jawa, sejatinya berawal dari banyak bahasa-bahasa asli. Lalu bagaimana antara bahasa Jawa dan bahasa Sunda? Seperti halnya di pulau Jawa, di pulau Madura juga awalnya memiliki bahasa asli tersendiri. Lantas bagaimana hubungannya bahasa Madura dengan bahasa Jawa. Dalam konteks itulah posisi bahasa Osing di pulau Jawa. Bahasa Osing bukan bahasa Jawa, dan juga bukan bahasa Madura. Selain bahasa Osing juga ada bahasa Tengger. Last but not least: bagaimana dengan bahasa Banyumas/Tegal? Apakah bahasa Jawa telah menjadi lingua franca di pulau Jawa, menggantikan bahasa Melayu?


Bahasa Osing (Basa Using dikenal sebagai "bahasa dari Banyuwangi" adalah ​sebuah varietas dari bahasa Jawa yang dituturkan oleh suku Osing di Banyuwangi, Jawa Timur. Secara linguistik, bahasa ini termasuk dari cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Using mempunyai keunikan dalam sistem pelafalannya, antara lain: Adanya diftong [ai] untuk vokal [i]: semua leksikon berakhiran i pada Bahasa Osing selalu terlafal sebagai/ai/. Seperti misalnya geni /gəni/ (api) terbaca genai, bengi bəŋːi (malam) terbaca bengai, gedigi /gədigi/ (begini) terbaca gedigai. Adanya diftong [au] untuk vokal [u]: leksikon berakhiran u hampir selalu dilafalkan sebagai /a/. Seperti gedigu /gədigu/(begitu) terbaca gedigau, asu (anjing) terbaca asau, awu (itu) terbaca awau. Bahasa Using mempunyai kesamaan dan memiliki kosakata Bahasa Jawa Kuna yang masih tertinggal. Varian Kunoan terdapat di Giri, Glagah dan Licin, Bahasa Using di kabupaten Jember telah banyak terpengaruh oleh Bahasa Madura dan Bahasa Jawa baku. Di kalangan masyarakat Osing, dikenal dua gaya bahasa yang digunakan di situasi yang berbeda: cara Osing dan cara Besiki. Cara Osing dipakai dalam kehidupan sehari-hari ada perbedaan diantara semuanya. Kosakata Bahasa Using merupakan turunan langsung dari Bahasa Jawa Kuna, akan tetapi menurut penelitian oleh Prof. Dr. Suparman Heru Santosa: Bahasa Using sudah memisahkan diri dari Bahasa Jawa Kuna sejak tahun 1114, dengan demikian sebelum Kerajaan Majapahit berdiri pun Bahasa Using sudah berkembang dan digunakan di tanah Blambangan. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Osing dan lingua franca di wilayah Banyuwangi? Seperti disebut di atas, bahasa Osing tidak lagi menjadi bahasa dominan. Sudah ada bahasa Jawa dan bahasa Madura. Bahasa Osing sejak doeloe banyak dipengaruhi berbagai bahasa dan kini apakah bahasa Jawa menjadi lingua franca? Lalu bagaimana sejarah bahasa Osing dan lingua franca di wilayah Banyuwangi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 11 Juni 2023

Sejarah Banyuwangi (37): Sepak Bola di Banyuwangi, Apakah Ada Sejarah Sepak Bola di Wilayah Banyuwangi? Jadi Hiburan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini

Apakah sejarah sepak bola di wilayah Banyuwangi hanya Persewangi? Nah, itu dia. Apakah ada sejarah lama tentang sepakbola di wilayah Banjoewangi? Nah, ini dia. Apakah tidak ada yang tertarik menulisnya? Apakah dalam hal ini memang benar-benar tidak ada sejarah sepak bola di Banyuwangi? Okelah, kita tidak harus terus bertanya, ada baiknya perlu diselidiki. Mari kita lacak.

Persatuan Sepak Bola Banyuwangi (disingkat Persewangi) tim sepak bola Indonesia yang bermarkas di Stadion Diponegoro, Banyuwangi. Pada tahun 1997 tim ini pernah berlaga di Divisi Satu Liga Indonesia. Setelah itu, klub ini vakum kembali memulai kiprahnya pada tahun 2002, kini Persewangi bermain di Liga 3. Tim ini pada tahun 2008 menghuni Divisi Satu Liga Indonesia setelah pada musim kompetisi 2007 menjadi juara kedua Kompetisi Divisi II PSSI sekaligus promosi ke divisi I. Sebelumnya, Persewangi meraih juara 4 dalam kompetisi divisi III 2006 dan promosi ke divisi II 2007. Persewangi juga pernah menghasilkan beberapa pemain yang bermain untuk tim nasional, seperti Hendro Kartiko, Zaenal Ichwan, Imam Hambali, dsb. Perseaangi pernah mengalami dualisme kepengurusan pada awal tahun 2012 sampai dengan tahun 2019 dan pada awal tahun 2020 persewangi resmi menjadi satu di bawah naungan Yayasan Persewangi Banyuwangi Indonesia (YPBI). Julukan Laskar Blambangan atau yg sering disingkat dengan nama The Lasblang adalah julukan dari Persewangi Banyuwangi. Nama "Blambangan" diambil dari "nama Kerajaan Hindu" yang dahulu terdapat di "Kabupaten Banyuwangi". Alasan diberinya julukan Laskar Blambangan kepada "Persewangi Banyuwangi", karena diharapkan pemain mempunyai jiwa yang kuat dan bersemangat serta tangguh menghadapi lawan layaknya pasukan Kerajaan Blambangan. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah sepak bola di Banyuwangi, apakah ada sejarah sepak bola di wilayah Banyuwangi? Seperti disebut di atas, sejarah sepak bola di wilayah Banuwangi tidak terinformasikan. Apakah benar-benar tidak ada? Tempo doeloe sepak bola jadi hiburan. Lalu bagaimana sejarah sepak bola di Banyuwangi, apakah ada sejarah sepak bola di wilayah Banyuwangi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Banyuwangi (36): Tandiono Manu Lahir di Banjoewangi; Sarjana Hukum (Mr) Rechthogeschool,Menteri Pertanian 1950-51


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini

Siapa Tandiono Manu? Ada yang menulis Tandiono Manu lahir di Banyuwangi. Tandiono Manu menyelesaikan Pendidikan sarjana di Rechthoogeschool Batavia. Okelah, itu satu hal. Juga ada yang menulis Tandiono Manu lulus sarjana hukum di Rechthoogeschool Batavia. Okelah, itu hal lain lagi. Untuk melengkapi narasi sejarah Tandiono Manu, mari kita telusuri.


Tandiono Manu (lahir pada 28 Juni 1913) adalah seorang politikus Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Pertanian dalam Kabinet Natsir antara 1950 dan 1951, dan Menteri Perdagangan dan Industri dalam Kabinet Halim Republik Indonesia pada periode Indonesia Serikat. Tandiono lahir di Banyuwangi, kini di Jawa Timur, pada 28 Juni 1913. Ia adalah anak tunggal, dan ayahnya Martoprawiro bekerja sebagai petugas departemen irigasi. Ia menyelsaikan sekolah dasar (Hollandsch-Inlandsche School) di Jember dan sekolah menengah (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di Surabaya, sebelum melanjutkan pendidikan ke Rechtshogeschool (institut hukum) di Batavia. Ia lulus dari sana pada 1941. Pada masa pembelajarannya, ia aktif dalam organisasi-organisasi pemuda seperti Jong Java dan Unitas Studiorum Indonesiensis. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Tandiono Manu lahir di Banjoewangi? Seperti disebut, di atas ada yang menulis Tandiono Manu, sarjana hukum pernah menjadi Menteri Pertanian RI. Lalu bagaimana sejarah Tandiono Manu lahir di Banjoewangi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.