Sabtu, 15 Juli 2023

Sejarah Tata Kota Indonesia (30): Tata Kota di Palangkaraya, Pangkalanbun dan Sampit; Daerah Aliran Sungai Kahayan Kalimantan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini

Seberapa tua kota Palangka Raya? Tentu saja masih terbilang kota baru. Meski demikian, Palangka Raya dijadikan sebagai ibu kota provinsi Kalimanten Tengan, di jantung pulau Borneo. Nama-nama kota tua antara lain Pangkalanbun dan Sampit. Dalam perkembangan wilayah porovinsi Kalimantan Tengah ketiga kota tersebut dihubungkan dengan pembangunan jalan darat. Kota Pangkalanbun dapat dikatakan adalah suksesi kota kuno Kotawaringin.


Perkembangan fisik kota baru Palangka Raya. Suryanto. 2008. Tesis. MPKD. Abstrak. Kota Palangka Raya kota baru dibangun awal kemerdekaan Republik Indonesia. Cikal bakal Kota Palangka Raya sebuah kampung pada tepian sungai Kahayan. Kota Palangka Raya dibangun maksud Ibukota Negara Republik Indonesia, namun dalam perkembangannya tidak terjadi dan ditetapkan sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan perkembangan fisik Kota Palangka Raya sejak pendiriannya tahun 1957. Berdasarkan perkembangannya dari tahun 1957 sampai 2007, arah perembetan Kota Palangka Raya terjadi secara konsentris, linear dan meloncat, sehingga pola kota terbentuk memencar (dispersed), terpecah (fragmented) dan konsentris memanjang (concentric-lineair). Dengan demikian Kota Palangka Raya mengalami perkembangan selama kurun waktu 1957 sampai 2007. Perkembangan Kota Palangka Raya dipengaruhi oleh faktor-faktor: (1) keberadaan peraturan tata ruang, (2) kebijakan infrastruktur, (3) pembangunan fasilitas-fasilitas kota, (4) harga tanah dan (5) ketersediaan pelayanan angkutan kota. Dari faktor-faktor tersebut dapat dimaknai bahwa faktor politis dimana peranan kekuasaan dari pemerintah, berperan besar dalam arah dan pola perkembangan Kota Palangka Raya. (https://etd.repository.ugm.ac.id/)

Lantas bagaimana sejarah tata kota di Palangkaraya, Pangkalanbun dan Sampit? Seperti disebut di atas, kota Palangka Raya adalah kota baru, kota yang menjadi ibu kota provinsi Kalimantan Tengah. Kota yang lebih tua adalah kota Sampit dan Pangkalanbun (suksesi kota kuno Kotawaringin). Kota Palangka Raya di daerah aliran sungai Kahayan di Kalimantan. Lalu bagaimana sejarah tata kota di Palangkaraya, Pangkalanbun dan Sampit? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Tata Kota Indonesia (29): Tata Kota di Samarinda, Balikpapan dan Tanjungselor; Daerah Aliran Sungai Mahakam Kalimantan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini

Banyak sungai terkenal di pulau Kalimantan. Tiga yang paling terkenal sejak masa lampau adalah Barito, Kapuas dan Mahakam. Sungai-sungai ini di wilayah muara bercabang, cabang paling banyak adalah muara sungai Mahakam. Kota Samarinda berada di daerah aliran sungai Mahakam. Tepatnya berada di belakang cabang-cabang sungai tersebut. Apa yang menarik dengan itu? Bagaimana dengan kota Balikpapan dan kota Tanjungselor?


Kota Samarinda: Penataan Ruang dan Simbol Perkotaan. Ilham. Penelitian Kolaboratif antara Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Kaltim dan Departemen Ilmu Sejarah FIB Universitas Hasanuddin Tahun 2022. Transformasi perkotaan dalam penataan ruang mengalami fase menentukan seiring dengan pemberlakuan Undang-undang Desentralisasi awal abad ke-20. Jalan perkotaan dibangun seiring dengan dipindahkannya pusat pemerintahan dan administrasi kolonial dari Palaran ke pusat kota baru. Tatanan kota baru dipusatkan di antara Sungai Karang Mumus dan Sungai Karang Asam Besar. Pusat pemukiman lama di Samarinda Seberang juga tidak diperhatikan lagi dan sebuah kota baru yang identic dengan kekuasaan kolonial Belanda dibangun dan dikembangkan. Kota baru tersebut ingin menegaskan hanya ada satu pusat administrasi pemerintahan di Samarinda dan tidak ada riwayat kekuasaan sebelumnya yang mendasarinya. Berdasar peta wilayah Vierkante-Paal Samarinda tahun 1896, dasar kota baru dirancang di antara kedua sungai tersebut dengan berpatokan pada alur sungai hingga ke wilayah daratan. Tampak dalam peta ini satu jalur jalan tepat beberapa meter dari pinggir sungai yang di sisi jalan tersebut terdapat pelabuhan, markas tentara hingga kediaman Asisten Residen. (https://sejarah.unhas.ac.id/)

Lantas bagaimana sejarah tata kota ta di Samarinda, Balikpapan dan Tanjungselor? Seperti disebut di atas, kota Samarinda ibu kota provinsi Kalimantan Timur terbentuk di daerah aliran sungai Mahakam. Suatu sungai dengan cabang banyak di muara. Sementara Tanjung Selor kini ibu kota provinsi Kalimantan Utara. Sedangkan Balikpapan, kota besar yang terbilang kota tua. Lalu bagaimana sejarah tata kota di Samarinda, Balikpapan dan Tanjungselor? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 14 Juli 2023

Sejarah Tata Kota Indonesia (28): Tata Kota Palu, Mamuju dan Parepare; Wilayah Antara Makassar - Manado di Pantai Barat Sulawesi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini

Pada era Pemerintah Hindia Belanda, Poso di teluk Tomini dijadikan sebagai ibu kota (afdeeling) Midden Celebes, Residentie Manado. Pada era Republik Indonesia (daerah) Sulawesi Tengah dihapuskan pada tahun 1952 (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 09-08-1952). Tamat Poso sebagai ibu kota afdeeling (daerah). Pada tahun 1964 provinsi Sulawesi dimekarkan dengan membentuk provinsi Sulawesi Tengah namun ibu kota provinsi Sulawesi Tengah tidak dipilih di Poso (ibu kota lama) tetapi ditentukan di Paloe (sebagai ibu kota baru).


Sejarah Kota Palu. 20-03-2018. Sulawesi Tengah. Palu adalah “Kota Baru” letaknya di muara sungai. Dr. Kruyt menguraikan Palu tempat baru dihuni orang (De Aste Toradja’s van Midden Celebes). Awal mula pembentukan kota dari penduduk Desa Bontolevo di Pegunungan Ulayo, setelah pergeseran penduduk ke dataran rendah. Kota Palu bermula dari kesatuan empat kampung: Besusu, Tanggabanggo, Panggovia, Boyantongo. Mereka membentuk satu Dewan Adat disebut Patanggota. Salah satu tugasnya adalah memilih raja dan para pembantunya yang erat hubungannya dengan kegiatan kerajaan. Kerajaan Palu lama-kelamaan menjadi salah satu kerajaan yang dikenal dan sangat berpengaruh. Itulah sebabnya Belanda mengadakan pendekatan terhadap Kerajaan Palu. Belanda pertama kali berkunjung ke Palu pada masa kepemimpinan Raja Maili (Mangge Risa) untuk mendapatkan perlindungan dari Manado di tahun 1868. Pada tahun 1888, Gubernur Belanda untuk Sulawesi bersama dengan bala tentara dan beberapa kapal tiba di Kerajaan Palu, mereka pun menyerang Kayumalue. Setelah peristiwa perang Kayumalue, Raja Maili terbunuh oleh pihak Belanda dan jenazahnya dibawa ke Palu. Setelah itu ia digantikan oleh Raja Jodjokodi, pada tanggal 1 Mei 1888 Raja Jodjokodi menandatangani perjanjian pendek kepada Pemerintah Hindia Belanda. (https://bpmpsulteng.kemdikbud.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah tata kota di Palu, Mamuju dan Parepare? Seperti disebut di atas, Palu adalah kotaa baru, bahkan jauh lebih muda dibandingkan dengan Mamuju dan Parepare. Suatu wilayah diantara Makassar dan Manado pantai barat Sulawesi. Lalu bagaimana sejarah tata kota di Palu, Mamuju dan Parepare? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Tata Kota Indonesia (27): Tata Kota Kendari, Baubau, Kolaka; Wilayah Antara Makassar-Manado Pantai Tenggara Sulawesi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini

Kota Kendari tidak setua Makassar dan Buton. Pada masa ini disebut hari jadi kota Kendari bermula tahun 1831. Buton yang kini dikenal sebagai Kota Bau-Bau. Sementara sejarah awal peradaban bukan di (pulau) Buton, tetapi di (pulau Muna). Dalam sejarah Kota Kendari disebut bahwa penemu, penulis dan pembuat peta pertama tentang Kendari adalah Vosmaer tahun 1831. Pada tanggal 9 Mei 1831 Vosmaer membangun istana raja Tolaki bernama Tebau di sekitar pelabuhan Kendari. Tanggal inilah yang kini dijadikan sebagai hari jadi Kota Kendari. Lantas bagaimana sejarah Baubau dan Kolaka.


Sejarah Titik Nol Kilometer dan Kawasan Kota Lama Kendari, Endry Tekaka: Titik Nol Kilometer Berfungsi Mengukur Jarak dari Kota Kendari dan Daerah Sekitarnya. Rabu, 5 Juli 2023. Fajar.co.id. Kendari. Banyak warga Kota Kendari, yang mungkin tidak lagi mengetahui sejarah titik nol kilometer dan kawasan Kota Lama Kendari. “Berdasarkan sejarah, titik nol kilometer Kendari dibangun pada masa pemerintahan Raja Saosao, yang dibangun di sebuah kawasan yang saat itu dikenal dengan sebutan Kendari Van Laiwoi atau Kawasan Kota Lama Kendari saat ini”. Lanjutnya, bahwa titik nol kilometer ini dibangun di kawasan pemerintahan kolonial pada tahun 1867, dan didalam kawasan itu juga dibangun beberapa bangunan-bangunan penting sebagai pusat kerajaan dan pemerintahan kolonial. “Adapun yang dibangun saat itu, yakni Gedung Agung adalah Istana Raja Kendari sebagai tempat tinggal Raja dan juga merupakan tempat menjalankan pemerintahan”. Sambungnya, didalam kawasan itu, terdiri dari masyarakat lokal maupun pendatang serta juga dihuni oleh pedagang-pedagang China dan Arab. “Di masa itu, pemerintah kolonial ikut serta membangun pemukiman masyarakat, gedung pemerintah seperti kantor pemerintahan antara lain Loji, Pelabuhan, Kantor Pengawas atau Duane yang digunakan untuk mengawasi lalu lintas di sepanjang Teluk Kendari”. (https://sultra.fajar.co.id/)

Lantas bagaimana sejarah tata kota di Kendari di Baubau di Kolaka? Seperti disebut di atas, kota Kendari di pantai timur Semenanjung Tenggara belum setua Buton di pulau. Bagaimana dengan kota Kolaka di pantai barat Semenanjung Tenggara. Suatu wilayah antara Makassar dan Manado Pantai Tenggara Sulawesi. Lalu bagaimana sejarah tata kota di Kendari di Baubau di Kolaka? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 13 Juli 2023

Sejarah Tata Kota Indonesia (26): Tata Kota di Gorontalo, Poso dan Banggai; Diantara Manado - Makassar Pantai Timur Sulawesi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini

Seberapa tua kota Gorontali? Yang jelas kini Gorontalo menjadi ibu kota provinsi di Semenanjung Utara Sulawesi di pantai utara Teluk Tomini. Bagaimana dengan kota Poso di pantai selatan Teluk Tomini? Ada baiknya untuk memperhatikan wilayah kuno di pedalaman di Lembah Bada. Satu yang jelas bahwa kota Banggai di arah timur Poso sudah disebutkan dalam teks Negarakertagama (1365). Teluk Tomini memiliki riwayat sendiri dimana muncul nama-nama kota Gorontalo, Poso dan Banggai.


Perkembangan Morfologi Kota Gorontalo dari Masa Tradisional hingga Kolonial. Irfanuddin Wahid Marzuki. Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora Fakultas Ilmu Budaya UGM. Abstrak. Kota Gorontalo merupakan kota terbesar dan menjadi cikal bakal Provinsi Gorontalo. Keberadaan Gorontalo dimulai semenjak masa tradisional, kerajaan, kerajaan Islam, kolonial, hingga saat ini. Pada masa tradisional dan kerajaan, Gorontalo merupakan (vasal) kerajaan kecil yang masuk wilayah kerajaan Ternate. Gorontalo mengalami perubahan kekuasaan pada masa kolonial, dengan dimasukkannya ke dalam wilayah Karesidenan Manado. Kondisi tersebut tidak mengalami perubahan pada masa kemerdekaan, Gorontalo menjadi wilayah Provinsi Sulawesi Utara hingga tahun 2000 menjadi provinsi tersendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan morfologi kota Gorontalo dari masa tradisional hingga kolonial dan faktor yang melatarbelakangi perkembangan morfologinya. Penelitian menggunakan kajian arkeologi perkotaan, yang menitikberatkan kajian terhadap komponen-komponen perkotaan, meliputi tata kota dan konsep yang melatarbelakanginya, serta kehidupan masyarakat kota sebagai satu kesatuan. Hasil penelitian menunjukkan pada masa tradisional morfologi kota Gorontalo masih sederhana, permukiman menyebar dalam kelompok-kelompok kecil, dan tidak memiliki komponen tata kota yang teratur. Titik permulaan sebagai sebuah kota dengan komponen tata ruang yang teratur dimulai pada masa pemerintahan (https://kemdikbud.go.id/) 

Lantas bagaimana sejarah tata kota di Gorontalo di Poso dan di Banggai? Seperti disebut di atas, pada masa ini Gorontalo menjadi ibu kota provinsi. Bagaimana dengan Poso? Pernah menjadi ibukota residentie sebelum di Palu. Gorontalo, Poso dan Banggai memiliki riwayat sendiri di Teluk Tomini, wilayah diantara Manado dan Makassar di Pantai Timur Sulawesi. Lalu bagaimana sejarah tata kota di Gorontalo di Poso dan di Banggai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Tata Kota Indonesia (25): Tata Kota di Ternate, Tidore dan Bacan; Sonfifi Masa Kini-Gilolo Masa Kuno di Pulau Halmahera


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Tata Kota di Indonesia di blog ini Klik Disini

Ada beberapa kota lama di Maluku di masa lampau. Kota-kota tersebut terutama Ternate, Tidore dan Bacan. Kota-kota masa depan, yang akan tumbuh berkembang adalah Sonfifi dan Tobelo. Mengapa? Kedua kota berada di pulau Halmahera (semnatara Ternate di pulau Ternate, Tidore di pulau Todore dan Bacan di pulau Bacan). Sinfifi, di pantai barat Halmahera kini diproyeksikan sebagai kota metropolitan sebagai sukses kota Teranate. Lalu bagaimana dengan Tobelo di pantai timur Halmahera? Di sini ada sejarah lama, di Gelela (Gilolo tempo doeloe) dan Morotai.  


Tata Kota Islam Ternate: Tinjauan Morfologi dan Kosmologi. Wuri Handoko. Balai Arkeologi Ambon. Kapata Arkeologi Vol. 11 No. 2, November 2015. Kota Ternate, adalah sebuah Kota Islam berkembang sejak abad ke 6-17. Meskipun pada masa itu dipengaruhi pula hegemoni kolonial terutama Portugis dan Belanda, namun sebagai sebuah pusat peradaban Islam, morfologi dan kosmologi kota ditata menurut konsep Islam dan konsep lokal. Melalui analisis arkeologi, aspek ruang morfologi dan kosmologi kota digambarkan. Untuk itu dilakukan survei arkeologi di wilayah Kota Ternate menelusuri toponim kota kuno, studi Pustaka, wawancara narasumber. Analisis arkeologi dilakukan, analisis keruangan melalui identifikasi data fitur mencirikan kota kuno Islam, serta analisis kontekstual melalui analogi sejarah dan budaya lokal. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan bentuk dan perkembangan kota, serta konsep kosmologi yang melatarbelakangi bentuk tata kota. Hasil penelitian antara lain bahwa komponen pusat kota yang dicirikan oleh bangunan kedaton sultan dan masjid sebagai pusat orientasi menjadi karakteristik Ternate sebagai kota peradaban Islam. Selain itu ciri lokal kota Ternate ditunjukkan dengan konsep kosmologi lokal, serta adanya pembagian ruang hunian pribumi dan pendatang. Dalam perkembangannya, ruang kota terbagi menjadi lima komponen, yakni komponen pusat kota, pemukiman, ekonomi dan niaga, penguburan, dan keagamaan. (https://kapata-arkeologi.kemdikbud.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah tata kota di Ternate di Tidore di Bacan? Seperti disebutkan di atas, pada masa kini kota seperti Sonfifi dan Tobelo di wilayah zaman kuno Gilolo/Galela di pulau Halmahera diproyeksikan berkembang ke masa depan. Namun yang difokuskan adalah tiga kota lama yang masih eksis hingga masa kini:  Ternate, Tidore, Bacan. Lalu bagaimana sejarah tata kota di Ternate di Tidore di Bacan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.