Selasa, 22 Agustus 2023

Sejarah Mahasiswa (34): Soekarno Studi di Technische Hoogeschool, Bandoeng; Parada Harahap Mohamad Thabrani WR Supratman


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Soekarno lahir sejatinya sudah ‘orang Indonesia’. Semasa sekolah, Soekarno berada di lingkungan diantara anak-anak Belada di HBS Soerabaja dan anak-anak pribumi yang tergabung dalam Jong Java. Sejak nama Indonesia ‘diproklamasikan’--oleh para mahasiswa pribumi di Belanda yang tergabung dalam Indische Vereeniging dalam Kongres Hindia di Belanda tahun 1917—Soekarno yang masih sekolah di HBS Soerabaja mulai memahami arti Indonesia. Soekarno dan Mohamad Thabrani menyuarakannya pada waktu kongres Jong Java di Soerabaja.


Soekarno lahir 6 Juni 1901 di Peneleh, Surabaya, dengan nama Koesno. Ayah Raden Soekemi Sosrodihardjo (1873–1945) dan ibu Ida Ayu Nyoman Rai (1881–1958). Raden Soekemi seorang guru ditempatkan di Sekolah Dasar Pribumi di Singaraja. Nyoman Rai merupakan keturunan bangsawan dari Bali dan beragama Hindu, sedangkan Raden Soekemi sendiri beragama Islam. Mereka telah memiliki seorang putri yang bernama Sukarmini sebelum Soekarno lahir.  Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung Agung. Ia bersekolah pertama kali di Tulung Agung hingga akhirnya ia pindah ke Mojokerto, mengikuti orangtuanya yang ditugaskan di kota tersebut. Di Mojokerto, ayahnya memasukkan Soekarno ke Eerste Inlandse School, sekolah tempat ia bekerja. Pada Juni 1911 Soekarno pindah ke ELS. Pada tahun 1915, melanjutkan ke HBS di Surabaya. Soekarno kemudian aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro Dharmo organ muda Budi Utomo. Nama organisasi tersebut kemudian ia ganti menjadi Jong Java pada 1918. Soekarno aktif menulis di "Oetoesan Hindia" dipimpin Tjokroaminoto. Tamat HBS Soerabaja bulan Juli 1921, Soekarno melanjutkan ke THS (kini ITB), setelah dua bulan dia meninggalkan kuliah, tetapi tahun 1922 mendaftar kembali dan tamat tahun 1926 (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Soekarno studi di Technischehoogeschool di Bandoeng? Seperti disebut di atas, Soekarno bergaul dengan beragam suku/bangsa. Di kampus ada temannya seperti Anwari, Tupamahu, di luar kampus yang bekerja di pers antara lain Parada Harahap, Mohamad Thabrani dan WR Soepratman. Bagaimana dengan mahsiswa pribumi di Belanda? Lalu bagaimana sejarah Soekarno studi di Technischehoogeschool di Bandoeng? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Mahasiswa (33): Amir Sjarifoeddin Harahap, Sekolah di Belanda dan Kuliah di Batavia;Mohamad Jamin dan RHS Batavia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Amir Sjarifoeddin Harahap adalah siswa dan mahasiswa yang memiliki keunikan sendiri dalam studi diantara orang pribumi. Amir Sjarifoeddin Harahap bersekolah di sekolah dasar Eropa (ELS) di Medan, mengikuti pendidikan sekolah menengah (di Belanda), dan kuliah di perguruan tinggi di Batavia. Sehubungan dengan diadakan kongres pemdua kedua tahun 1928 dibentuk satu komite (panitia pengurus) dimana sebagai ketua adalah Soegondo, sekretaris Mohamad Jamin dan bendahara Amir Sjarifoeddin Harahap. Ketiganya studi di Rechthoogeschool Batavia.


Amir lahir dari keluarga Batak Angkola. Kakeknya, Sutan Gunung Tua, jaksa di Tapanuli. Ayahnya, Baginda Soripada, juga jaksa di Medan. Ia melanjutkan pendidikan hukum di Batavia. Selama bersekolah di Belanda, Amir mempelajari filsafat Timur dan Barat. Amir pendidikan di ELS di Medan pada tahun 1914 hingga selesai Agustus 1921. Atas undangan saudara sepupunya, T.S.G. Mulia yang baru saja diangkat sebagai anggota Volksraad dan belajar di kota Leiden sejak 1911. Tak lama setelah kedatangannya dalam kurun waktu 1926-1927 dia menjadi anggota pengurus perhimpunan siswa Gymnasium di Haarlem, Ia tinggal di rumah guru pemeluk Kristen Calvinis, Dirk Smink, dan di sini juga Mulia menumpang. Namun pada September 1927, sesudah lulus ujian tingkat kedua, Amir kembali ke kampung halaman karena masalah keluarga. Kemudian Amir masuk Rechtshoogeschool te Batavia dan menumpang di rumah Mulia (sepupunya) direktur sekolah pendidikan guru di Jatinegara. Kemudian Amir pindah ke asrama pelajar Indonesisch Clubgebouw, Kramat 106, ia ditampung oleh senior satu sekolahnya, Muhammad Yamin. Amir pernah divonis penjara karena dituduh bersalah dalam kasus delik pers. Ia nyaris dibuang ke Boven Digoel namun diselamatkan oleh Gunung Mulia (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Amir Sjarifoeddin Harahap, sekolah di Belanda, kuliah di Batavia? Seperti disebut di atas Amir Sjarifoeddin Harahap studi di tiga tempat. Bagaimana relas Amir Sjarifoeddin Harahap dan Mohamad Jamin di Rechthoogeschool Batavia. Lalu bagaimana sejarah Amir Sjarifoeddin Harahap, sekolah di Belanda, kuliah di Batavia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 21 Agustus 2023

Sejarah Mahasiswa (32): Mohamad Hatta, Sekolah di Prins Hendrik School Batavia; Sekolah Tinggi Perdagangan di Rotterdam

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Founding Fathers di Amerika antara lain George Washington, John Adams dan Thomas Jefferson. Di Indonesia sangat terkenal Three Founding Fathers yakni Ir Soekarno, Drs Mohamad Hatta dan Mr Amir Sajrifoeddin Harahap. Ketiganya satu kesatuan dengan latar nelakang pendidikan berbeda (teknik, ekonomi dan hukum). Disebut Three Founding Fathers karena mereka bertigalah yang menjadi tiga pilar pertama dari era Hindia Belanda hingga awal terbetuknya (kabinet) Republik Indonesiater: Ir Soekarno sebagai Presiden, Drs Mohamad Hatta sebagai Wakil Presiden dan Mr Amir Sjarifoeddin Harahap sebagai Menteri Penerangan yang secara defacto merangkap Menteri Pertahanan/Badan Keamanan Rakyat.


Mohammad Hatta (12 Agustus 1902 – 14 Maret 1980) adalah negarawan dan ekonom Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia pertama. Ia bersama Soekarno memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945. Ia pernah menjabat sebagai Perdana Menteri. Pada 1956, ia mundur dari jabatan wakil presiden. Hatta dikenal akan komitmennya pada demokrasi. Ia mengeluarkan Maklumat X yang menjadi tonggak awal demokrasi Indonesia. Di bidang ekonomi, pemikiran dan sumbangsihnya terhadap perkembangan koperasi membuat ia dijuluki sebagai Bapak Koperasi. Sutan Sjahrir (5 Maret 1909 – 9 April 1966) adalah seorang intelektual, perintis, dan revolusioner kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, ia menjadi politikus dan perdana menteri pertama Indonesia. Sjahrir mendirikan Partai Sosialis Indonesia pada tahun 1948. Ia meninggal dalam pengasingan sebagai tawanan politik dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. (Wikipedia).:

Lantas bagaimana sejarah Mohamad Hatta, sekolah di Prins Hendrik School Batavia? Seperti disebut di atas Mohamad Hatta adalah seorang sarjana ekonomi, lulusan Sekolah Tinggi Perdagangan (Handelshoogeschool) di Rotterdam. Lalu bagaimana sejarah Mohamad Hatta, sekolah di Prins Hendrik School Batavia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Mahasiswa (31):Kwee Djie Hoo dan Prins Hendrik School di Batavia; Studi ke Sekolah Tinggi Perdagangan di Rotterdam


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

Siapa Kwee Djie Hoo? Tampaknya tidak ada yang peduli, kecuali keluarganya. Siapa Kwee Djie Hoo? Sejarahnya kurang terinformasikan. Apa pentingnya Kwee Djie Hoo? Yang jelas Kwee Djie Hoo adalah seorang arek Malang, yang sebelum menjadi konsul jenderal Indonesia di New York (1957-1960) dan duta besar di Belanda (1955-1957), menjabat sebagai konsul jenderal di Hingkong. Kwee Djie Hoo adalah seorang ekonom yanfg pernah studi di Belanda.


Dalam laman Wikipedia. Daftar duta besar Indonesia untuk (negara) Belanda adalah sebagai berikur: Mohammad Roem (6 Februari 1950-16 September 1950); Raden Tumenggung Djoemhana Wiriaatmadja (16 September 1950-12 Februari 1952); Susanto Tirtoprodjo (12 Februari 1952-10 April 1955); Kwee Djie Hoo (28 Oktober 1955-30 Juli 1957); Max Maramis (30 Agustus 1957-11 November 1959). Mr. Mohammad Roem lahir Parakan, Temanggung 16 Mei 1908 selama masa kepemimpinan presiden Soekarno, ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri, dan kemudian Mendagri. Dia paling terkenal untuk mengambil bagian dalam Perjanjian Roem-Roijen selama revolusi Indonesia. Pada tahun 1924, ia menerima beasiswa untuk belajar di STOVIA. Tiga tahun kemudian, ia menyelesaikan ujian tahap pendahuluan dan dipindahkan ke Algemene Middelbare Sekolah, dan lulus pada tahun 1930. Setelah mengikuti tes masuk Kedokteran Perguruan tinggi, dan ditolak, ia berpindah ke hukum, memasuki Rechtshoogeschool te Batavia pada tahun 1932 dan memperoleh gelar Meester in de Rechten pada tahun 1939. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Kwee Djie Hoo, sekolah di Prins Hendrik School Batavia? Satu yang jelas di sekolah ini juga Mohamad Hatta pernah bersekolah. Kwee Djie Hoo melanjutkan studi ke sekolah tnggi perdagangan di Rotterdam, sekolah yang juga dimana Mohamad Hatta kuliah. Lalu bagaimana sejarah Kwee Djie Hoo, sekolah di Prins Hendrik School Batavia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 20 Agustus 2023

Sejarah Mahasiswa (30): Pribumi Studi ke Eropa, Tidak Hanya di Belanda; Abdoel Rivai, Ratoelangi hingga MO Parlindoengan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

Pada saat belum ada perguruan tinggi di Indonesia semasa Pemerintah Hindia Belanda, pelajar/mahasiswa pribumi asal Hindia tidak hanya di Belanda. Beberapa kota di Eropa juga menjadi pilihan. Mengapa? Lalu bagaimana reaksi orang Belanda di Belanda? Tidak mempermasalahkan. Bagaimana dengan reaksi mahasiswa Belanda asal Hindia dan pejabat Belanda di Hindia Belanda? Kapan mahasiswa asal Indonesia menuju perguruan di Amerika Serikat?


Mayoritas Pelajar Indonesia Pilih Negara Uni Eropa Sebagai Tujuan Studi Luar Negeri. Cindy Mutia Annur. 21/03/2022. Mayoritas pelajar Indonesia memilih negara-negara Uni Eropa sebagai tujuan studi di luar negeri dari beasiswa, menurut laporan ISEAS-Yusof Ishak Institute. Persentase pelajar yang memilih studi di Uni Eropa sebanyak 19,1%. Amerika Serikat menjadi negara kedua terbanyak sebagai tujuan studi luar negeri dari beasiswa. Persentasenya mencapai 18,3%. Posisi ketiga ditempati Britania Raya dengan persentase sebanyak 11,5%. Kemudian, Jepang dan Tiongkok dipilih sebagai negara tujuan studi di luar negeri dari beasiswa masing-masing sebanyak 10,7%. Selanjutnya, sebanyak 8,4% responden memilih negara-negara di Asia Tenggara. Lalu, masing-masing sebanyak 7,6% responden memilih Australia dan Selandia Baru sebagai negara tujuan studi di luar negeri dari beasiswa. Sementara itu, ada sebanyak 6,1% responden memilih Korea Selatan. Survei ini dilakukan terhadap 1.677 responden di wilayah Asia Tenggara pada 2021, di mana 7,8% di antaranya berasal dari Indonesia. Survei dilakukan melalui secara online (89,9%) dan offline (10,1%) menggunakan metode mixed sampling. Survei online dilakukan dengan metode Computer-Assisted Personal Interview (CAPI). (https://databoks.katadata.co.id/)

Lantas bagaimana sejarah mahasiswa pribumi studi ke Eropa, tidak hanya di Belanda? Seperti disebut di atas, pada masa Pemerintah Hindia Belanda, mahsiswa pribumi tidak hanya studi di Eropa, juga ada ke ke kota lain di Eropa, sejak Abdoel Rivai, Ratoelangi hingga MO Parlindoengan. Lalu bagaimana sejarah mahasiswa pribumi studi ke Eropa, tidak hanya di Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Mahasiswa (29):Para Insinyur Lulus di Universiteit te Delft; Notodiningrat dan Soerachman, Sarengat, Soeratin , Lainnya


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

Nama politeknik di Delft sudah lama dikenal, tidak hanya orang Eropa, orang Cina asal Hindia, juga orang pribumi. Ismangoen Danoe Winito pernah studi di kota Delft dan lulus tahun 1876. Lalu lulusan HBS Batavia Tan Tjoeng Liang mendapat gelar insinyur di politeknik Delft tahun 1894. Pada tahun 1896 Raden Kartono diterima di politeknik Delft, Raden Kartono adalah abang dari RA Kartini. Politik Teknik di Delft ini kemudian bertransformasi menjadi Universiteit te Delft.


Prof. Ir. Wreksodiningrat (dikenal sebagai Notodinigrat) lahir di Djogjakarta 22 Agustus 1888 adalah seorang insinyur teknik sipil pertama Indonesia yang menjadi Dekan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (1947-1951). Ia lulus dari TH Delft tahun 1918. Ayah bernama KPH Notodirojo (Putra Sri Paku Alam V) dan Ibu yang bernama R.A. Muktionowati (Cucu Sri Paku Alam II). Nama kecil Wreksodiningrat yaitu Raden Mas Radete dan nama dewasanya Raden Mas Notodiningrat. Sedangkan gelar dari Keraton Kasunanan yaitu KRMT Wreksodiningrat. Sampai tingkat SMA tinggal di Puro Pakualaman, sekolah di Sekolah Rendah Ketiga, Bintaran, Yogyakarta (1896-1898); Sekolah Rendah kesatu, Yogyakarta (1898-1900); Sekolah Rendah kesatu, B. Semarang (1900-1903); Pada waktu SMA bersekolah di Sekolah HBS Semarang (1903-1908); Technische Hogeschoole Van Delft, Civieltnsinjoer (1908-1912 dan 1916-1918). Pada saat masih menjadi mahasiswa di Delft, Belanda Wreksodiningrat ikut dalam Indische Vereeniging di Belanda, beliau menjadi salah satu pengurus dalam perhimpunan tersebut yaitu menjadi sekretaris. Indische Vereeniging yaitu organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda yang berdiri pada tahun 1908. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah para insinyur lulusan Universiteit te Delft? Seperti disebut di atas, pelajar pribumi asal Hindia sudah mengenalnya sejak lama. Siapa saja yang lulus meraih insinyur dari Delft? Antara lain Notodiningrat, Soerachman, Sarengat dan Soeratin. Lalu bagaimana sejarah para insinyur lulusan Universiteit te Delft? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.